Yati Kurniawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Pengakuan

"Rasanya aku ingin menyerah, Sri. Kamu kan tahu sendiri bagaimana kerasnya Bapakku. Bisa habis dimarahi kalau aku ketahuan kayak gini." curhat Merry padaku siang itu.

"Lha kamu ngapain nggak terus terang saja sih? Mending Bapakmu tahu langsung dari dirimu daripada memergoki kelakuanmu. Jujur saja deh!" saranku.

"Nggak berani aku, Sri. Takut banget." "Kalau takut kenapa kamu lakuin itu terus menerus?" "Ya, gitu, Sri. Aku ya nggak bisa jawab."

Ish, memang nyebelin banget si Merry itu. Berani berbuat, nggak mau tanggung jawab. Padahal Bapaknya nggak jahat, cuma bawaannya keras. Sudah berkali-kali aku sarankan untuk jujur, tapi ada aja alasannya.

"Aku bantu bilangkan Bapakmu ya, Mer? Nggak baik kalau kelamaan dipendam sendiri masalah ini." "Minggu depan saja, Sri. Kali ini jangan dulu." "Ok, deh, terserah kamu."

Hari ini akhirnya tiba masa untuk membuat pengakuan. Merry menggandeng aku untuk menemani menghadap Bapaknya. "Ada apa, Merry? Kok pakai acara gandeng-gandengan segala? Ada masalah apa?" tanya Bapak sambil memelintir kumisnya. "Sri, tolong kamu yang bilang ke Bapak tujuan kita," bisik Merry takut-takut. Ya, sudah. Terpaksa aku yang harus menyampaikan ke Bapak. "Mohon maaf, Bapak. Saya mewakili Merry untuk membuat pengakuan atas kesalahan yang selama ini Merry lakukan. Mohon Bapak tidak marah dan bisa menerima dengan lapang dada atas tindakan yang telah kami lakukan selama berbulan-bulan." "Jangan berbelit-belit. Katakan saja!" seru Bapak mengejutkan jiwa.

"Mohon maaf, Bapak. Kami mengaku salah. Telah bertindak tidak pantas dan menyimpang dari norma sosial. Mohon dimaafkan. Selama ini kami selalu mengurangi bakso urat dari setiap pesanan bakso Bapak. Karena Merry sangat suka makan bakso tetapi Bapak selalu melarang untuk nambah karena takut gemuk. Jadi baksonya dimakan duluan sama Merry, Pak.Semua murni kesalahan Merry, Pak. Saya tidak ikut-ikutan." kataku. Tanpa pamit aku segera melarikan diri keluar rumah Merry sebelum terkena semburan panah beracun. Nyaliku belum cukup kuat untuk menghadapi Bapak.

Silahkan bertanggung jawab, Merry. Bantuanku cukup sekian. Pengakuan itu semoga menghentikan kebiasaan burukmu.

#TantanganGurusiana Hari Ke-22

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post