Ketika PJJ harus dilakukan setiap guru berjuang keras membuat skenario pembelajaran yang bermacam-macam, tentu dengan pertimbangan yang super bagaimana situasi kondisi siswa . Keadaan ekonomi orang tua, keberadaan jaringan internet, kesiapan HP yang dimiliki apakah harus bergantian dengan adik dan kakak atau tidak, Ada juga HP baru bisa mengirimkan tugas saat ayah dan ibu sudah pulang dari kantor, danberbagai macam masalah yang benar-benar memerlukan pertimbangan yang matang dari Bapak dan Ibu Guru ketika memberikan tugas.

PJJ tahap ke 2 benar-benar terasa lebih berat, karena mayoritas orang tua sudah cape, lelah, menemani anak-anaknya di rumah. Walaupun begitu semangat anak-anak belajar tetap berjalan walaupun kadang terseok-seok kelelahan karena banyaknya anak-anak Indonesia yang hampir 50 % diluar jawa maupun di pulau Jawa, ataupun hampir di semua Provinsi mengalami kendala yang hampir sama.

Dalam upaya menanamkan pendidikan berkarakter dalam bidang religius, maka setiap guru harus memiliki berbagai cara agar anak tetap memiliki pembiasaan beribadah walaupun di rumah. Salah satunya adalah melalui kegiatan sholat dhuha, sholat zuhur, tadarus alquran, baik via foto yang dikirimkan via WA, ataupun rekaman suara dan video, tentu disesuaikan dengan kondisi setiap siswa.

Ya sebagai bangsa Indonesia yang memiliki ideologi Pancasila dengan sila pertama yang berbunyi 'Ketuhanan yang Maha Esa", maka kondisi PJJ pun tetap melakukan aktivitas keagamaan dalam rangka menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan.

Terima kasih kepada ayah bunda, Bapak Ibu Guru, serta semua pejuang pendidikan yang tetap semangat menjalankan tugas demi anak-anak Indonesia yang berkualitas dan memiliki karakter Religius yang kuat bagi Indonesia tercinta. Semangat Bapak Ibu Guru PAI , dan agama lain. Semangat untuk Indonesia.