Yayah Rokayah

Menulis adalah ibadah. Kita bisa berbagi ilmu dan pengalaman melalui tulisan. Membudayakan literasi diantara kita. Saya guru matematika yang senang menulis, s...

Selengkapnya
Navigasi Web
Masjid Agung Banten sebagai Warisan Kejayaan Kesultanan Banten
foto dari google

Masjid Agung Banten sebagai Warisan Kejayaan Kesultanan Banten

Masjid Agung Banten sebagai Warisan Kejayaan Kesultanan Banten

Oleh: Yayah Rokayah

Banten, sangat berpengaruh dalam sejarah berdirinya Negara Republik Indonesia. Berbagai warisan kejayaan Banten masih kuat terlihat di daerah Banten. Salah satunya adalah Masjid Agung Banten. Merupakan warisan kejayaan Kesulatanan Banten pada masanya. Kerajaan Banten berhasil mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Beberapa hal yang dilakukannya untuk memajukan Kesultanan Banten di antaranya, sebagai berikut: memajukan wilayah perdagangan Banten hingga ke bagian selatan Pulau Sumatera dan Kalimantan, Banten dijadikan tempat perdagangan internasional yang mempertemukan pedagang lokal dengan pedagang Eropa, memajukan pendidikan dan kebudayaan Islam, melakukan modernisasi bangunan keraton dengan bantuan arsitektur Lucas Cardeel, membangun armada laut untuk melindungi perdagangan dari kerajaan lain dan serangan pasukan Eropa. Selain itu, Sultan Ageng Tirtayasa dikenal sebagai raja yang gigih menentang pendudukan VOC di Indonesia. Di bawah kekuasaannya, kekuatan politik dan angkatan perang Banten maju pesat. (sumber:https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/28/162417479/kerajaan-banten-sejarah-masa-kejayaan-kemunduran-dan-peninggalan?page=all.)

Alhamdulillah saya pernah mengunjungi Masjid Agung Banten ini, ketika masih remaja dan mahasiswi dulu. Pernah juga sekali waktu saya mengunjungi masjid ini bersama keluarga tercinta. Mengenalkan budaya religi kepada anak-anak ketika liburan sekolah pada tahun 2019. Saya takjub melihat peninggalan sejarah yang begitu kuat disana. Terdapat tembok-tembok kuno bekas peninggalan Kesultanan Banten dan kolam-kolam kuno yang sudah tidak difungsikan lagi.

Masjid Agung Banten adalah salah satu masjid tertua di Indonesia yang penuh dengan nilai sejarah. Fungsi masjid pada masa penjajahan adalah untuk sarana ibadah shalat berjamaah, penyiaran agama dan pendidikan agama Islam, perayaan hari besar Islam, selain itu digunakan pula sebagai markas dan tempat pertemuan untuk menyusun strategi perang melawan penjajahan Belanda.

Menurut sejarahnya, masjid Agung Banten ini dibangun pada abad ke-16, pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570). Sultan Maulana Hasanuddin adalah Raja pertama Kesultanan Banten yang juga putra dari Sunan Gunung Jati. Masjid Agung Banten menjadi salah satu bukti kejayaan kota pelabuhan Banten yang masih berdiri hingga saat ini.

Setiap harinya masjid ini ramai dikunjungi para peziarah yang datang tidak hanya dari Banten, tetapi juga dari luar daerah Banten. Masjid ini dikenali dari bentuk menaranya yanngan bentuk sebuah bangunan mercusuar.

Masjid Agung Banten terletak di Desa Banten Lama, sekitar 10 km sebelah utara Kota Serang Provinsi Banten. Akses ke lokasi dapat dituju dengan kendaraan pribadi atau kendaraan umum. Biasanya penziarah datang menggunakan bis-bis yang telah dicarter. Jika anda menggunakan kendaraan pribadi, ketika keluar tol Serang Timur dari arah Jakarta atau Tangerang, arahkan menggunakan google maps anda menuju Masjid Agung Banten, pasti sampai.

Salah satu kekhasan yang tampak dari masjid ini adalah atap bangunan utama yang bertumpuk lima, mirip pagoda Tiongkok yang juga merupakan karya arsitek Tionghoa yang bernama Tjek Ban Tjut. Dua buah serambi yang dibangun kemudian menjadi pelengkap di sisi utara dan selatan bangunan utama.

Di masjid ini juga terdapat komplek pemakaman Sultan-sultan Banten serta keluarganya. Yaitu makam Sultan Maulana Hasanuddin dan istrinya, Sultan Ageng Tirtayasa, dan Sultan Abu Nasir Abdul Qohhar. Sementara di sisi utara serambi selatan terdapat makam Sultan Maulana Muhammad dan Sultan Zainul Abidin, dan lainnya.

Masjid Agung Banten juga memiliki paviliun tambahan yang terletak di sisi selatan bangunan inti Masjid ini. Paviliun dua lantai ini dinamakan Tiyamah. Berbentuk persegi panjang dengan gaya arsitektur Belanda kuno, bangunan ini dirancang oleh seorang arsitek Belanda bernama Hendick Lucasz Cardeel.

Menara yang menjadi ciri khas Masjid Banten terletak di sebelah timur masjid. Menara ini terbuat dari batu bata dengan ketinggian kurang lebih 24 meter, diameter bagian bawahnya kurang lebih 10 meter. Dahulu, selain digunakan sebagai tempat mengumandangkan adzan, menara yang juga dibuat oleh Hendick Lucasz Cardeel ini digunakan sebagai tempat menyimpan senjata. (sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Agung_Banten )

Menara itu kini menjadi ciri khas dan logo pemerintahan Provinsi Banten, membuktikan menara itu selalu menarik perhatian pengunjung Kota Banten. Menara Mesjid Agung Banten ini melambangkan semangat tinggi, yang berpedoman pada petunjuk Allah SWT. Menggunakan nuansa putih yang memiliki arti yaitu suci, arif dan bijaksana.(Sumber: https://www.bantenprov.go.id/profil-provinsi/arti-lambang)

Untuk mencapai ujung menara, ada 83 buah anak tangga yang harus ditapaki dan melewati lorong yang hanya dapat dilewati oleh satu orang. Biasanya jika ramai pengunjung, di dalam menara akan terasa sesak. Namun dengan semangat dan kehati-hatian kita bisa menaiki menara tersebut.

Sebagaimana bangunan masjid kuno, terdapat kulah atau kolam yang biasa digunakan sebagai tempat berwudu di depan masjid. Terdapat beberapa bangunan dan bekas kolam yang sudah usang, namun masih dipertahankan keasliannya hingga kini. Berdasarkan catatan yang menempel di dinding sekitar masjid, renovasi terhadap masjid ini pernah dilakukan beberapa kali yaitu pada tahun 1969 oleh Bhakti Siliwangi Korem 64 Maulana Yusuf, pemugaran juga dilakukan pada tahun 1975 atas bantuan Pertamina yang waktu itu dipimpin Ibnu Sutowo, dan rehabilitasi atas bantuan masyarakat pada tahun 1991.

Di komplek masjid ini juga ada makam Sultan Maulana Hasanuddin, Sultan Maulana Muhamnad Nasaruddin, Pangeran Ratu (istri Maulana Hasanuddin), Sultan Abdul Abdul Fadhal dan Sultan Abu Nasir Abdul Kohar atau yang dikenal sebagai Sultan Haji, dan Sultan Abul Mufakhir Muhammad Aliyudin, dan Sultan Ageng Tirtayasa.

Setiap tahunnya, ribuan orang biasanya datang ke masjid Agung Banten untuk melakukan ziarah. Setiap hari libur, para peziarah datang mendoakan Sultan Maulana Hasanuddin atau ke makam-makam di komplek masjid. Khusus di malam Jumat, biasanya akan lebih ramai orang akan datang ke sini. Jika memasuki hari ke-29 di bulan Ramadhan, penziarah akan datang ke Masjid Agung Banten karena bertepatan dengan khaul Sultan Maulana Hasanudin.

Saat ini telah dilakukan renovasi Masjid Agung Banten, terutama area luar Masjid, yaitu dibangunnya payung yang mirip dengan payung Masjid Nabawi di Madinah. Membuat pelataran masjid Agung Banten ini semakin menarik dan kita bisa berteduh dibawah payung tersebut saat cuaca siang hari sedang terik. Terhampar keramik marmer yang indah dipelataran luar masjid Agung Banten. Para pengunjung bisa berfoto bersama, menggunakan camera pribadi maupun menggunakan jasa fotografer yang menawarkan jasa foto kilat lengkap dengan piguranya. Mereka biasanya bertugas di pelataran Masjid Agung Banten. Banyak pula pedagang yang mengasongkan jualannya diluar area Masjid Agung Banten.

Masjid Agung Banten sebagai warisan kejayaan Kesultanan Banten, telah menjadi objek wisata religi bagi setiap pengunjung yang akan datang untuk berziarah maupun untuk melaksanakan ibadah shalat di dalamnya, mengenang sejarah masa lalu, sebagai salah satu sumber pengetahuan sejarah yang bernilai untuk kita dan anak-anak kita.

#AntologiPenulisBanten

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Pemaparan sebuah sejarah yang sangat apik..mantap bun salam literasi

24 Oct
Balas

Alhamdulillah, terimaksih ibu, ada yg saya copas dari literatur terpercaya dengan memiringkan tulisan dan mecantumkan sumbernya, terimakasih ibu kunjungannya, salam literasi.

24 Oct



search

New Post