Yayah Rokayah

Menulis adalah ibadah Kita bisa berbagi ilmu dan pengalaman melalui tulisan Membudayakan literasi diantara kita Saya guru matematika yang senang menulis s

Selengkapnya
Navigasi Web
Persiapan Jasmaniyah dan Ruhiyah

Persiapan Jasmaniyah dan Ruhiyah

Persiapan Jasmaniyah dan Ruhiyah

(Sambungan catatan perjalanan haji 2014)

Oleh : Yayah Rokayah

Selayaknya jamaah yang akan berumroh ataupun berhaji dianjurkan melalui tahapan manasik. Belajar tatacara dan mengetahui rukun dalam berhaji. Karena untuk praktek ibadah kita harus mengetahui ilmunya terlebih dahulu, agar ibadah menjadi tentram dan penuh keridaan Alloh SWT. Segala persiapan kita tempuh, mulai dari persiapan jasmaniyah (badan sehat) dan ruhiyah (persiapan batin).

Menurut saya, ibadah haji itu adalah ibadah fisik, karena kekuatan fisik kita selama berhaji di tanah suci sangat diandalkan. Betapa tidak, selama rukun haji mulai dari tanggal 8 Dzulhijjah (tarwiyah) hingga tanggal 13 Dzulhijjah tidak disediakan kendaraan, semua jamaah harus berjalan kaki. Kecuali pada saat landas ke padang Arofah untuk melaksanakan wukuf, kami telah disediakan armada bis pulang pergi dari Maktab kita. Thowaf mengitari Ka’bah selama 7 keliling, kemudian sa’i dari bukit shofa ke bukit Marwah selama 7 kali balikan, pada garis hijau berlari-lari kecil, kemudian berjalan sambil melantunkan dzikir dan kalimat toyyibah. Labbaik allohumma labaik. Belum lagi kita berhadapan dengan jamaah dari negara lain yang jumlahnya jutaan lautan manusia berkain ihrom putih memenuhi area tanah suci.

Terkadang untuk ke Masjidil Harram pun, kami harus berjalan kaki, sesuai dengan jarak Maktab (Hotel tempat kita menginap) menuju Masjidil Harram. Tentu semua ini diperlukan fisik yang kuat dan lebih kuat. Maka ada satu nasehat, “Berhajilah selagi muda, karena muda itu kuat.” Jarak hotel tempat saya dan suami menginap berjarak 2 km menuju Masjidil Harram tepatnya di Mahbas Jin Maktab 8. Sering kami berebut bis ketika akan berangkat ke Masjidil Haram untuk melaksananakan sholat fardhu. Berebut bis dan berdesakan dengan jamaah dari Negara Kirgiztan, Afghanistan yang berperwakan tinggi besar, berbeda dengan kita orang Asia yang berperawakan pendek kecil. Maka biasanya kami berangkat lebih awal 2 jam sebelum waktu sholat tiba. Untuk itu diperlukan stamina tubuh yang kuat. Maka sebelum berangkat haji, kita harus latihan berjalan kaki dan juga olah raga yang teratur, fisik sehat bapak/ibu harus dijaga juga dengan asupan gizi makanan yang seimbang agar ketika berangkat haji badan dan tubuh kita sehat wal afiat. Banyak para jamaah haji yang sudah sepuh yang mengalami sakit selama disana, kami merasa iba dan kasihan, terpaksa mereka harus di dorong menggunakan kursi roda dan itupun harus membayar sewa kepada petugas haji disana. Ada teman kami yang harus di dorong, seorang Ibu yang sudah sepuh namun beliau sangat semangat melaksanakan ibadah haji selama ditanah suci. Diperlukan 100 Riyal untuk satu kali umroh (thowaf 7 putaran dan sa’i 7 balikan), menyewa petugas haji baik dari Masjidil Haram (petugas khusus) maupun petugas haji dari negara kita, Indonesia. Namun, alangkah lebih baik jika ada keluarga sendiri yang menemani sehingga untuk jamaah yang sudah sepuh bisa ditolong semampu kita. Terkadang kami juga turut membantu sahabat kami untuk mendorong kursi rodanya secara bergantian. Tak kuasa air mata menetes terus, teringat akan perjuangan ibunda kita di tanah air ketika melahirkan dan membesarkan kita di waktu kita masih kecil. Doa dan ridanya yang kita minta dari Ibunda dan Ayahanda kita.

Memang betul, pegal kaki pasti dirasakan, namun demi ibadah rasanya semua itu tidak ada apa-apanya. Belum seberapa bila dibandingkan perjuangan Rasululloh SAW untuk menyiarkan Islam di jazirah Arab dulu, hingga sampai rahmat Islam itu sampai kepada kita hingga hari ini. Maka sebagai muslim, kita pun wajib mengetahui shiroh nabawiyah (sejarah nabi) agar kita memiliki wawasan, bagaimana perjuangan Rasululloh SAW pada saat itu. Seperti kita melaksanakan napak tilas perjuangan Rasululloh SAW yang luar biasa. Saya biasa melantunkan shalawat selama berjalan di tanah suci sehingga jarak tempuh yang jauh pun tak terasa pegal di kaki. Ma syaa Alloh.

Dalam suatu manasik, kami dibimbing oleh 2 orang ustadz, sebelumnya kami telah mendaftar pada KBIH KTI (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Kafilah Titian Ilahi) yang berlokasi di jalan Pagebangan Kota Cilegon Banten. Ustadz kami pernah menyampaikan bahwa menunaikan ibadah haji adalah tergantung kepada niatnya, niat yang kuat semata-mata hanya untuk beribadah kepada Alloh bukan yang lain. Maka hal pertama adalah meluruskan niat, bukan yang lain. Maka disini diperlukan juga persiapan ruhiyah (batin). Perbanyak sholat hajat dan taubat sebelum keberangkatan, selama masih di tanah air. Agar segala yang akan kita lakukan selalu dalam rida Alloh SWT, niat demi ibadah melakukan perjalanan suci, menggenapkan rukun Islam yang ke-5 sebagai suatu panggilan dari-Nya.

Karena saya termasuk kuota tambahan tahun 2014, maka sebenarnya saya hanya mengikuti manasik 2 kali saja, itupun di bulan ramadhan, tidak seperti teman-teman yang lain yang lebih dahulu belajar manasik haji, termasuk suami saya. Apalagi jarak antara Tangerang Selatan dengan Cilegon yang begitu jauh, harus ditempuh perjalanan selama 2,5 jam melalui jalan tol. Bagi kami tak masalah, karena itu bagian dari resiko, bahwa kami sudah berpindah tempat tinggal di Tangerang Selatan. Kami jalani dengan ikhlas, sabar dan tawakal, bahwa semua butuh proses untuk mencapainya.

Esok, saya akan menulis beberapa tips selama berhaji, in syaa Alloh.

#Bersambung

Salam literasi dari Tangerang Selatan

Rabu, 12 Agustus 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih sudah berbagi ilmunya bu

12 Aug
Balas

Alhamdulillah. Kira sharing ya ibuku

12 Aug

Sungguh tersentuh dan hati terharu membaca ulasan ini, Bun. Semoga Allah berkenan segera memanggil saya ke Tanah Sucu Makkah.

13 Aug
Balas

Alhamdulillah, terimaksih ibuku. Salam literasi, terimaksih sdh mampir ke blog saya.

13 Aug

Terima kasih bu sudah berbagi tips

17 Aug
Balas

Keren bu Yay. Terima kasih sudah berbagi inspirasi. Salam sukses bu Yay

12 Aug
Balas

Alhamdulillah..masih belajar trs. Trmksh bu

12 Aug

Terima kasih, Bu Haji, sudah berbagi ilmu dan pengalaman

13 Aug
Balas

alhamdulillah, sama-sama pak, terimakasih

13 Aug

Tulisan nya bermanfaat sekali say bagi yg belum berangkat haji sip lanjutkan

12 Aug
Balas

Alhamdulillah. Semoga ada faedahnya ya. Suatu saat menjadi buku. Aamiin

12 Aug

Keren ibu ulasannya..Ditunggu tulisan utk esok Ibu..Salam dan sukses selalu

12 Aug
Balas

alhamdulillah, terimaksih ibuku, mohon doanya sedang belajar menulis, semoga suatu saat menjadi buku, terimaksih bu sdh mampir

12 Aug

Benar ya Bu ditunggu

12 Aug
Balas

Siyap. In sya Alloh...terimakasih ibu Alina sdh mampir ke blog saya. Salam literasi

12 Aug

Mantap bu..terimakasib sudah berbagi

12 Aug
Balas

Alhamdulillah..saling sharing ya ibuku. Trmksh sdh mampir

12 Aug

Terimakasih bu.. semoga ulun bisa mengikuti jejak Pian.. dapat menunaikan ibadah haji..

12 Aug
Balas

In syaa Alloh. Alloh yang akan memampukan kita pak. Terimakasih sdh mampir ya

12 Aug



search

New Post