Hirukpikuk suasana pagi, motorku meluncur menembus dinginnya Kota Serang, karena pembantu tak masuk kerja hari ini alhasil saya bawa anak simata wayang pergi mengikuti workshop Sagusabu berlokasi di kantor BAPEDA Provinsi Banten. Acara dimulai dengan sambutan, pada saat mas Eko pemimpin redaksi Media Guru Indonesia memberi kami tugas untuk membuat kolom, disinilah aku merasakan kebingungan. Apa yang harus ditulis tetapi dengan niat, tekad yang bulat dan dengan doa, semoga tulisan ini nanti akan bisa diterima oleh semua kalangan, khususnya para pembaca buku saya yang setia.

Judul yang akan saya buat bercerita tentang seorang anak perempuan bernama Maysaroh yang sangat penasaran pada pencak silat Bandrong. Ketika anak perempuan pada masa remaja sibuk dengan hal-hal berbau Korea, ia lebih tertantang dengan pencak silat Bandrong. Permasalahan yang muncul ketika Maysaroh mengikuti pentas seni, tak ada satupun teman-teman menyukainya. Pencak silat Bandrong dianggap kampungan dan kurang kekinian, dari kejadian tersebut Maysaroh menjadi pemurung dan pendiam. Perubahan terjadi setelah Maysaroh menjuarai lomba pencak silat Bandrong.

Sebelumnya saya belum pernah mengikuti penulisan apapun, ini adalah pengalaman yang pertama dan saya sangat antusias mengikutinya, salah satu pengalaman yang paling berharga jika nantinya buku karya saya bisa diminati semua kalangan terutama para siswa yang telah menginspirasi menuangkan pengalaman-pengalaman mereka kedalam tulisan ini. Dengan menulis, semoga buku ini nantinya bisa menginspirasi teman-teman guru untuk mulai menulis.

BAB atau bagian isi buku di bagi dalam bagian isi buku, misalnya dibagi dalam 5 bab. Seperti perjalanan hidup akan selalu ada bab per babnya, seperti membahagiakan, menyedihkan, mengharukan, semuanya tentu saja sudah pernah kita lewati. Sama halnya dengan menulis buku, tentunya ada bab perbab yang akan dikupas di dalamnya. Akan semakin menarik jika dikemas dengan bahasa yang ringan dan kekinian, sehingga menarik para pembaca untuk larut bersama di dalamnya dan cerita yang saya sajikan tidak jauh dari kehidupan sehari-hari, dimanapun kita berada.

Penulis adalah peserta Sagusabu Banten.