yayas

Lahir di Sumedang dan menetap di kota Bandung. Mengajar di SMPN 31 Bandung....

Selengkapnya
Navigasi Web

Menyikapi Anak Disleksia di Kelasku

Yosef, itulah nama anak yang baru masuk di kelasku. Bila dilihat sepintas tak ada yang berbeda dari fisik anak itu, bicaranya lancar, begitu juga ia bisa bergaul dengan anak lainnya ketika jam istirahat. Tapi ketika pindah ke sekolah kami di kelasku, ibunya yang guru di PAUD menyampaikan kepadaku bahwa anak ini mengidap disleksia dan ADHD.

Disleksia adalah ganguan dari susunan saraf pusat sehingga menyebabkan penderita sulit untuk dapat membaca. Di Indonesia, disleksia disebut juga dengan gangguan membaca khas dan masuk ke dalam salah satu gangguan perkembangan belajar khas. Pada penderita disleksia tidak terjadi gangguan untuk tingkat kepadaian. Disleksia lebih sering ditemukan pada laki-laki daripada perempuan. Disleksia juga dapat ditemukan bersamaan dengan gangguan lainnya, yaitu gangguan pemusatan perhatian / hiperaktif (GPPH) atau dikenal juga dengan attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD), gangguan berbahasa, gangguan mengucapkan kata.

Meskipun anak-anak penderita disleksia memiliki tingkat intelejensi di atas rata-rata, mereka sulit memahami pelajaran yang disampaikan secara visual maupun melalui suara.

Otak anak pengidap disleksia tidak mampu menerjemahkan gambar atau suara yang dilihat oleh mata atau yang didengar oleh telinga. Mata penderita disleksia bisa melihat kata-kata yang tertulis dalam buku, namun otak tidak mampu menerjemahkan apa yang mereka lihat.

Begitupun yang terjadi pada Yosef, setiap ada pelajaran bahasa anak itu selalu saja ada alasan untuk tidak masuk kelas. Dalam seminggu selalu ada saja hari ia tidak masuk.

Menyadari hal tersebut, menuntut peran guru yang semakin tinggi dan optimal sebagaimana guru harus memiliki 4 kompetensi yaitu, kompetensi professional, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Salah satu penjabaran dari kompetensi pedagogik memuat di dalamnya bahwa, guru harus memahami karakteristik peserta didik dari aspek fisik, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Dengan demikian guru dituntut memahami keberagaman termasuk keberagaman karakteristik siswa ABK. Dari sudut pandang secara psikologis, guru berperan sebagai pakar psikologi pendidikan, artinya guru merupakan seorang yang memahami psikologi pendidikan dan mampu mengamalkannya dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Sebagai konsekuensinya, para guru dituntut untuk bersama-sama memberi perhatian serta tindakan bimbingan dan tidak membiarkan siswa tersebut berada dalam tahap kemunduran.

Pada penyelenggaraannya di lapangan ditemuakan banyak hambatan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya; masih banyak guru dan orang tua murid belum siap menerima anaknya belajar di sekolah reguler. Dalam beberapa hal, masyarakat belum tertarik dan tumbuh kesadaran tentang pendidikan inklusif. Belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai termasuk kurikulum dan guru pendamping yang bisa melayani secara optimal agar siswa ABK mendapat layanan sebagaimana mestinya. Selain itu guru mata pelajaran juga perlu dibekali dan dilatih pola pelayanan pembelajaran terhadap siswa ABK supaya bisa diterapkan di sekolah. Akhirnya diperlukan kesadaran dan kerja sama semua pihak untuk mengimplementasikan pendidikan inklusif ini dan pada siswa ABK disediakan berbagai alternatif layanan sesuai dengan kebutuhannya.

Referensi:

· http://www.nhs.uk/conditions/dyslexia/pages/causes.aspx

· http://www.dyslexia.org/what_causes.shtml

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus ini, Mohon ibu bisa menuliskan best practise dlm penanganan anak dislaksia yg ibu lakukan di sekolah.

21 Nov
Balas

terima kasih atas apresiasinya Pak, insya Allah saya akan menuliskannya sebagaimana saran Bapak.

21 Nov



search

New Post