Meronce Harap
Pratinia
-----
Bodohnya aku,
ketika terbetik dirimu telah berpunya
Namun, perasaan solak
tetap saja enggan sirna.
Selalu berhajat masih tersisa duga
-----
Tuk sekedar singgah
Walau hanya sebintik rasa
Ada rasa bungah bercokol
hingga mampu meronce harap
----
Tanpa kusadari
Kau semangatku
Tuk tetap melangkah,
melanjutkan asa
----
Masihkah ada celah
Untuk sekedar berlabuh
Menuju dermaga hatimu
Mendelik dalam renjana
-----
Mencintai tak harus memiliki
Hanya Allah pemilik hati
Tuk bergelut menyebelahi
Dalam roncean nurani
-----
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen puisinya, Bunda. Salam literasi
Terima kadih