Saat kelahiran bayi ke dunia diawali dengan tangis. Dia yang 9 bulan nyaman dalam kandungan Ibu harus lahir hadapi kerasnya dunia. Kehangatan tak lagi menyelimuti kehidupannya berganti dengan alam dan peran orang lain. Harus ada kain yang menutupi tubuhnya, harus ada tangan yang memasukkan makanan ke mulutnya harus ada gerakan memproses agar bisa hidup.

Dulu saat bayi dikandungan dia hanya diam saja semua masuk ke tubuhnya. Nyawa Ibu yang selalu merawatnya selama 9 bulan. Namun tak selamanya bayi akan bergantung pada Ibu. Harus belajar hadapi kehidupan yang sebenarnya di dunia ini.

Setiap mata ini terbuka dari lelap ada sejuta tantangan yang berderet untuk dihadapi. Dengan basmallah kita akan melewati semua itu. Tidak perlu takut, cemas atau bingung dengan bayangan ke depan. Bayangan tidak bisa disentuh namun selalu mengikuti tubuh kita. Menguji mental agar tidak perlu takut sesuatu yang tak nyata.

Akan ada masalah yang akan membuat kita semakin pintar. Akan ada tantangan yang membuat kita semakin kuat. Ada hambatan yang akan menguji kemampuan untuk atasi. Semua ujian yang harus diselelsaikan dan Allah akan mengangkat derajat manusia yang menerima ujiannya dengan ikhlas dan berdaya upaya melalui .

Orang yang tidak tahan uji akan lemah tubuh dan jiwanya. Seorang cacat sekalipun dididik agar dia mampu mandiri tidak bergantung orang lain. Ujian hidup bagai sebuah tempaan yang akan membuat sesorang semakin dewasa dan bijaksana.

Manusia yang terbiasa hidup keras hadapi masalahnya akan berbeda dengan anak yang sering dimanjakan. Tempaan akan membuat besi semakin berbentuk dan menjadi pisau yang tajam. Panasnya ujian akan membakar jiwa menjadi pribadi yang indah dipandang tegar hadapi semua.

Kita hidup bukan sedang bermimpi atau berkhayal. Mimpi hanya menjadi sebuah arah yang akan dituju. Menjadi petunjuk kemana kaki akan melangkah. Membimbing pikiran untuk mengambil sikap yang dibutuhkan.