Dengan berbekal sebatang pohon aren dibelakang rumah Pak Kani selalu mengambil air Niranya.Untuk diolah menjadi gula aren.Lumayan hasilnya nanti bisa digantikan dengan kebutuhan pokok,terutama beras.Begitulah rutinitas yang setiap hari dijalani oleh Pak Kani.Dilihat dari kehidupan nya, memang keluarga Pak Kani tergolong yang berpenghasilan rendah dikampungnya.Dengan menghidupi seorang istri dan sepasang anak yang masih duduk di bangku SD.

Setiap selesai pengolahan gulu aren Pak Kani selalu mengantarkan ke kedai dekat rumahnya.Sambil membeli kebutuhan keluarganya.Siang itu seperti biasa Pak Kani datang dengan membawa tiga bongkah gula aren.Setelah ditimbang oleh pemilik kedai ternyata beratnya kurang dari satu kilo.Sontak saja pemilik kedai marah, dan mengatakan bahwa selama ini Pak Kani sudah menipunya.Dengan perasaan yang takut dan menunduk Pak Kani terdiam.

Kemudian setelah pemilik kedai menghinanya dengan panjang kali lebar, akhirnya Pak Kani angkat bicara.Dengan jujur mengatakan kepada pemilik kedai.Maaf pak," kami orang miskin, karena itu kami tidak punya timbangan dirumah.Timbangan yang kami gunakan adalah dari beras yang kami beli dari kedai bapak.Mendengar itu semua tertegun lah pemilik kedai dengan malu dan muka yang memerah.Ternyata apa yang kita anggap orang lain salah berawal dari apa yang kita lakukan.

Pyk, 9 Feb 2022

#tagursianaharike 40