#TantanganGurusiana

#TantanganHariKe78

Sejak awal 2019, aku sudah memutuskan ide karya apa yang akan ku buat, sesuai dengan mata pelajaran favoritku aku memilih media Matematika untuk membantu siswa menyelsaikan persoalan sehari-hari yang melibatkan perbandingan. Ide ini murni 100 persen dariku, bahkan aku sudah cek dan ricek di google atau youtube tentang media matematika yang sudah dibuat orang lain. Alhamdulillah belum ada yang membuat media seperti ini.

Berbekal informasi dari teman-teman dan WAG OGN nasional aku membaca dan mempelajari teknis perlombaan Inobel. Ternyata, setelah menemukan ide kita harus membuat media, menjelaskan langkahnya secara detail, memoto setiap langkah kerja dan menuliskan dalam bentuk karya ilmiah. Disinilah permasalahannya, dari dulu aku termasuk orang yang tidak suka menulis. Hingga aku ragu sebelum melihat contoh karya ilmiah para finalis Inobel, aku tidak berani dan merasa tidak sanggup untuk memulai membuat karya itu. Disini aku menyadari kekuranganku, bagaimana mungkin bisa ikut berlomba? Menulis karya ilmiah saja terasa berat.

Akhirnya ku putuskan menghubungi salah satu sahabat yang dulu pernah berjanji meminjamkanku contoh tulisannya. Beberapa kali ku hubungi melalui telpon atau WA, beliau berjanji akan mengirimkannya sebagai contoh untuk bekalku mengikuti perlombaan. Namun, karena kesibukan yang super padat mungkin ia lupa atau belum sempat namun, aku tak kunjung mendapatkan contoh tulisan itu. Bahkan aku pernah menjemput ke sekolahnya langsung, namun lagi-lagi ia memiliki urusan mendadak di saat waktu yang sudah kami janjikan. Aku merasa sangat kecewa dan putus asa, untuk meminjam pada teman-teman yang lain, aku pun merasa segan.

Hingga surat pengumuman perlombaan itu keluar. Selama satu bulan aku hanya menyimpan surat tersebut tanpa berbuat karena mentok ide dalam menulis. Hingga suatu saat salah satu teman guru hebat yang selalu memberikan informasi-informasi penting di WAG OGN mengirimkan contoh-contoh karya ilmiah Inobel tahun lalu. Tidak tanggung-tanggung, karya sang jawara yang ku dapatkan. Waw… benar-benar keren! Aku terkesima membaca tulisan dan karya media mereka. Mungkinkah aku bisa mengikuti jejak ini? Yang pasti semangatku mulai muncul karena dapat contoh tulisannya. Alhamdulillah, mungkin tuhan memberiku jalan untuk segera berkarya. Terima kasih Pak Unang Nuansah (Bandung) yang dengan senang hati selalu membagikan info-info terbarunya.

Ada beberapa karya terbagus yang ku pulih sebagai contoh penulisan karyaku. Benar kata pepatah “Banyak membaca banyak ilmu” ku pelajari satu persatu dan ku ambil kesimpulannya. Walaupun awalnya masih ragu untuk memulai karena waktunya hanya tinggal satu bulan saja. Kakakku Yanti dan Uni Devi (temannya) memberiku motivasi dan support untuk segera berkarya. Uni Devi salah satu guru di Kabupaten Solok yang membantuku menentukan judul yang tepat sesuai dengan rencanaku. Ia juga mengajarkan trik-trik menulis karya ilmiah yang baik.

Berbekal support dari orang-orang terdekat aku pun mencoba memulai. Setiap hari aku mencoba dan terus mencoba menciptakan media pembelajaran matematika yang ku beri nama “Perstupin (Perbandingan Stik Upin Ipin)” ini bermula dari siswaku yang setiap jam istirahat memainkan stik es yang dengan berbagai hiasan untuk di tepuk di atas lantai hingga berpindah tempat. Mulai dari kelas rendah hingga kelas tinggi. Mereka menggemari permainan yang viral dari film Upin Ipin ini, sehingga aku pun menjadikan stik ini sebagai media pembelajaranku.

Sesuai dengan ekspetasiku, siswaku sangat tertarik dan bersemangat belajar menggunakan media ini. Bahkan, mereka mengaku merasa mudah memecahkan soal-soal perbandingan dengan bantuan media tersebut. Dengan begitu pembuatan media, pembelajaran hingga penulisan karya ilmiah ku selesaikan dengan baik hingga di hari H deadline aku berhasil menyelesaikan dan mengirim naskahku ke web Kesharlindungdikdas. Tidak lupa berdoa semoga tahap pertama berupa kelengkapan dokumen, similarity dan sitasi dapat lolos hingga ke Tahap berikutnya. Amiin…

Solok, 03 Juni 2020