yenni lusia

Seorang PNS, seorang ibu dari 2 putra, seorang perempuan biasa yang selalu ingin meningkatkan pengetahuan dan kemampuan sehingga dapat memberi manfaat...

Selengkapnya
Navigasi Web

Cerita Liburan Tahun 1980

Episode 1 : Berkemas

Ibunda Dion masih bolak balik meletakkan barang ke dekat Ayah yang sedang memasukkan satu persatu perlengkapan Dion ke dalam tas ukuran sedang. Mata Dion sesekali mengikuti gerak langkah ibu dan kadang berpindah menatap tas yang sedang diisi Ayah. Sudah sejak selesai sholat isya tadi Dion duduk dan tak beranjak dari samping Ayah berkemas. Walau sudah lewat pukul Sembilan malam, anak umur 8 tahun itu masih belum mengantuk. Wajahnya sumbringah, seakan pagi telah tiba dan segera berangkat ke kampung. Membayangkan banyak bus di Terminal Lintas Andalas Padang dan salah satunya akan dinaiki Dion bersama Ayah menuju Bukittinggi, kampung halaman tercinta. Sebulan Ramadhan akan dihabiskan Dion dengan berlibur bersama Kakek dan Nenek di Desa Kayu Rantingan Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat. Desa dengan persawahan di lereng gunung Marapi berjarak sekitar 7 Km dari Jam Gadang Bukittinggi, memang sudah beberapa kali di kunjungi Dion bersama Ayah dan Ibunya, kesempatan sekarang Dion hanya diantar Ayah dan sebulan penuh Dion akan menjalani hari hari nya bersama Tuo dan Inyiak nya, Tuo dan Inyiak adalah panggilan Dion kepada Nenek dan Kakeknya.

“Tidurlah Dion, Biar semua perlengkapan mu, ibu dan Ayah yang bereskan.” Suara ibu membuyarkan lamunan Dion.

“Dion belum mengantuk bu, Dion mau bantu Ayah berkemas-kemas bu.” Terdengar sahutan Dion santun.

Tiba tiba Dion bangkit berdiri dan menuju ke keranjang mainannya. Dion mengambil segenggam mainan Lego. Sebagai putra tunggal Dion memiliki banyak mainan, ada lego, ada aneka rupa binatang dari plastik, ada miniatur alat transportasi segala jenis. Dion sudah terbiasa main sendiri dan berimajinasi dengan mainan-mainannya itu. Setelah bermain biasanya Dion sendiri yang memasukkan kembali ke dalam keranjang penyimpanan. Dion tak pernah mengandalkan Ibu atau mbak Tini nya untuk membereskan mainan tersebut. Dion selalu ingat apa yang disampaikan bu Guru di sekolah. Disiplin harus dimulai sejak kecil dan dimulai dari diri sendiri. Jangan sampai orang tua repot karena perbuatan kita yang tidak menyimpan kembali mainan pada tempatnya. Dion takut berdosa sehingga dia tidak mau menyusahkan orang tua.

“Dion boleh membawa mainan lego ini ke kampung Yah ?” ucap Dion sambil memperhatikan mimik muka Ayah. Dion sangat berharap Ayah mengangguk. Ternyata Ayah menggeleng “Tidak perlu Dion, di Kampung akan banyak permainan yang lebih menarik.” “Hari-hari mu akan dipenuhi pengalaman baru, permainan baru dan kawan-kawan baru” Kata Ayah menyakinkan Dion.

“Kalau buku gambar dan peralatan melukis boleh di bawa Yah?” Tanya Dion. “Boleh nak, tapi bawa seperlunya ya” “Nanti bisa juga ajak teman-teman mu belajar menggambar ya nak”

“Baik Ayah, Dion akan bawa beberapa kertas gambar dan crayon saja Ayah”

Diambilnya kertas gambar dan crayon dari meja belajarnya dan diserahkan kepada Ayah. Ayah meletakkan kertas gambar di bagian dasar tas sambil meratakan.

“Nanti mengambil kertas gambar ini, hati-hati ya.” “Dikeluarkan dulu baju-baju yang terlipat dibagian atas baru Dion keluarkan kertasnya” kata Ayah memberi tahu Dion cara agar kertas gambar tidak robek saat di keluarkan.

Ibu sedang melepas baju koko Dion dari gantungan dan melipatnya. Ibu seperti teringat sesuatu sambil menyerahkan baju koko yang sudah dilipat rapi kepada Ayah, Ibu mendekat dan memegang lembut bahu Dion

“Jangan lupa bawa buku catatan sholat dan ceramah ya nak.”

“Astagfirullah, hampir Dion lupa bu.”

Dion bangkit lagi menuju meja belajarnya. Kembali kedekat Ayah, menyerahkan buku catatan Sholat dan Buku Catatan Wirid.

“kedua buku ini letaknya diatas kertas gambar tadi ya Yah?” Pertanyaan sekaligus sebagai penyataan pendapat Dion yang tadi ikut memperhatikan Ayah menyusun perlengkapannya.

“Alhamdulillah, pintar anak Ayah.” Kata Ayah sambil mengusap kepala Dion. “Jika kita cermat memperhatikan sesuatu maka akan bertambah ilmu dan kepintaran kita terhadap sesuatu hal” Kata ayah.

“Insya Allah, Dion akan cermat dan memperhatikan hal-hal yang baru Yah.”

“Ayo apalagi nih Bu yang mau dimasukkan ?” tanya Ayah.

Ibu bergumam. “Baju koko sudah, sarung sudah, peci sudah, baju main sudah, pakaian dalam sudah, jaket sudah, buku cacatan sholat dan wirid sudah, peralatan mandi sudah, Sepertinya sudah cukup Yah.

“Handuk, belum Bu” Kata Dion

“handuk tidak usah dibawa, handuk ibu ada dititip di lemari nenek, nanti Dion tanyakan ke nenek ya” “Dion bisa gunakan handuk itu selama di kampung.”

“Nanti kalau mandi dipancuran hati hati ya Nak, kadang ada batu-batu yang berlumut. licin.”

“Baik bu, Insya Allah Dion akan baca doa dan minta perlindungan Allah saat akan masuk ke pancuran bu.” Sahut Dion

“Oh ya, Al Quran Dion bu ? apakah perlu dibawa atau nanti Dion gunakan al Quran kakek saja ?”

“Dion baca Al Quran yang ada di rumah kakek saja, nak” jawab Ayah.

Ayah dion menjelaskan bahwa jika membawa Al Quran sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam tas besar ini karena tas ini akan di taruh di bawah.

“Al Quran isinya adalah ayat ayat Allah, harus kita muliakan dan tidak boleh diletakkan sembarangan.” Ibu menambahkan tentang keharusan memuliakan Al Quran.

“Selimut Dion dibawa juga bu ?”

“Insya Allah persediaan selimut nenek cukup nak, Dion boleh pilih mana yang paling disukai dan yang paling bisa menghangatkan” jawab ibu.

Kampung nenek Dion yang berada di ketinggian kurang lebih 910 Meter dari permukaan laut, termasuk daerah yang berhawa dingin. Jaket dan selimut adalah perlengkapan yang sangat diperlukan terutama di malam hari.

“Baik, kalau semua sudah beres, mari kita tidur.” “Besok setelah sholat subuh dan setelah sarapan kita berangkat menuju terminal Lintas Andalas” Kata Ayah.

“Asyik… besok Dion akan bertemu dengan bermacam-macam bus ada ANS, NPM, Tri Arga, Bintang Kejora… apa lagi Yah nama bus nya?” ”Kita naik bus apa besok Yah ?” Dion bersemangat

“Dion boleh pilih bus yang Dion sukai,” Kata Ayah

“ Baik Ayah”

“Sekarang kita tidur, agar besok segar dan nyaman selama perjalanan”.

Dion pun bergerak menuju kamarnya. (bersambung)

Sweetfourteenhome, 16.03.2023

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post