#Tantangan Gurusiana. Tantangan hari 30.

Depok, 26 Februari 2020

Oleh: Yeny

Tiga puluh hari mungkin waktu yang lama, buat yang sedang merindu, Tiga Puluh hari adalah waktu yang lama bagi pesakitan, atau Tiga Puluh hari adalah waktu yang sangat sebentar bagi yang dikejar dateline.

Bagiku tiga puluh hariku disini di gurusiana adalah waktu untuk belajar, belajar merangkai kata menjadi sebuah kalimat, belajar merangkai kalimat, menjadi paragraf, dan belajar merangkai paragraf menjadi sebuah cerita.

Awal dari sebuah keraguan, di yakinkan oleh peserta Gurusiana pak eko prasetyo, tulis saja jangan takut, mulai saja jangan menunda. Akhirnya memberanikan diri mulai menulis, apa saja ide yang menari nari di isi pikiran di tuangkan dalam sebuah tulisan.

Tiga puluh hari ini bukan waktu yang sebentar dalam melewati tantangan ini, tiga puluh hari ini terasa lama bagi aku disela kesibukan yang ada, berupaya untuk terus konsisten dan keluar sebagai pemenang tantangan. Muluskah perjalanan dalam menerima tantangan ini, oh tidak semulus dan semudah yang dibayangkan di hari ke 12, harus mengulang lagi dari hari pertama, karena terlewat tanggal yang ter posting dua kali tgl 19 Januari 2020, saat itu disela kesibukan yang ada, di tambah karena kondisi badan yang drop, terpaksa harus kedokter karena vertigo sudah menyerang, akibat tensi darah yang sangat rendah, ingin rasanya menyudahi tidak lanjut menulis, karena merasa duh nambah lagi pikiran, belum kepala yang tidak bisa diajak mikir sakit yang tidak ketulungan, Tapi saat keraguan itu datang, lihat postingan teman teman di Gurusiana, bagaimana yang terkapar dirumah sakit saja, tetap konsisten menulis, bagaimana yang punya bayi aja, tetap semangat dalam mengikuti tantangan , masa aku menyerah, karena vertigo menyerang, cuma karena tidak punya stok tulisan di note, atau cuma karena kesibukan, sesibuk sibuknya orang pasti ada waktu istirahat, ya dari situ aku berpikir ada yang salah, sama manajemen waktu ku, aku mulai benahi, disela kesibukan yang ada, jika ide ide sedang muncul, semua dituangkan didalam catatan yang disimpan di HP.

Dalam menerima tantangan gurusiana mulai tidak ada hambatan, karena sudah mulai membuat beberapa tulisan, tinggal posting posting saja, sampai disini jangan dibilang berjalan mulus kawan, kendala lain muncul, tulisan sudah oke siap posting, adalagi kendala baru, tidak bisa posting foto, sedangkan yang mau dikirim ke gurusiana itu menceritakan foto yang akan diposting.. Ya salam apa lagi ini pikirku dalam hati. Ingin marah rasanya, tapi siapa yang mau dimarahi he he he.

Akhirnya diskusi dengan pasangan lebih tepatnya curhat, mau mengakhiri saja menulisnya, jawaban suamiku diluar dugaan, ternyata suamiku sangat mensuport aktifitas baruku ini, beliau mengatakan " Sabar, coba aja lagi, mungkin sinyal " mungkin benar kata pak CEO, Bapak Muhammad Ihsan, bahwa perempuan itu sehari bisa mengeluarkan 20.000 kata dan laki laki 7000 kata, dibanding istrinya cerewet, marah marah ga jelas untuk hal sepele menurut suamiku, tapi hal besar menurut aku, lebih baik cerewetnya di fasilitasi dengan diberikan kesempatan waktu untuk menulis he he he, karena semenjak menulis istrinya mungkin jadi lebih kalem kali.. He he he, makanya di suport.

Selama mengulang tantangan di Gurusiana, pak suami yang rajin mengingatkan disela kesibukannya, aku sudah menulis dan sudah posting apa belum. sepertinya suamiku juga selama tiga puluh hari ini, punya kebiasaan baru, yaitu kebiasaan bertanya sudah posting tulisan di Gurusiana apa belum he he he

Dan hari ini pun sama, saat ashar tadi, videocall cuma bilang, "kamu sudah sholat" Kata suamiku " sudah dong " Jawab aku sambil tersenyum genit pada suamiku ( bebas ajalah sama pasangan halal he he he), lalu bukan tanya sudah makan apa belum, yang ditanyakan adalah "sudah posting di Gurusiana belum, hari ini hari ke tigapuluh kamu menulis di Gurusiana" Aku menjawab belum. Kenapa belum Tanya suamiku lagi sambil aku lihat suamiku merapihkan posisi duduknya, sepertinya sedang cari posisi yang nyaman untuk bisa videocall dengan istrinya, maklum kalau dilihat seperti berada di sebuah coffee shop. Ya karena hari ini suami ada rencana bertemu dengan teman temannya sesama penderita Psoriasis.

" Ya belum sempat nulis ini belum kelar sedang susun anggaran untuk event bulan Maret " jawabku. "Kamu migren ya sayang " Suamiku kembali bertanya, "kok tau " Jawabku, " Itu urat disamping mata kamu terlihat biru sekali dari sini" Jawab suamiku, iya mungkin karena kurang oksigen kali, karena hari ini, aku kurang minum air putih, suamiku sangat tau sekali kondisi ku jika aku sedang terserang migren, ditandai urat disamping mata sebelah kiri aku sampai ke tulang pipi, cukup lumayan panjang kira kira 7 cm itu tampang sekali berwarna biru, tapi, jika kondisi ku sehat, urat itu tidak muncul diwajahku, jadi suamiku sudah hapal sekali dengan kondisi ini.

Biasanya jika tidak cepat cepat minum obat penghilang rasa nyeri jika kondisi seperti ini, kalau aku belum maaf muntah, itu belum enak rasanya.

Akhirnya obrolan lewat videocall diakhiri karena teman teman suamiku sudah datang. Dan aku sendiri mencoba minum obat penghilang rasa sakit, agar bisa melanjutkan aktifitas aku, termasuk aktifitas menulis.

Alhamdulillah tiga puluh hari menerima tantangan Gurusiana, sungguh luar biasa, banyak manfaat yang didapatkan, diantaranya

1. Jadi rajin membaca, karena dengan membaca bisa menambah referensi untuk bahan tulisan yang akan ditulis 2.Menjadi pengamat, lebih peduli pada sekitar, karena segala suatu kejadian bisa di abadikan selain lewat foto, juga bisa dituangkan lewat tulisan

3. Jadi disiplin waktu, berupaya untuk konsisten, kalau tidak mau mengulang dari awal akibat tidak konsisten, dan menurut saya ini sangat bermanfaat jika dipraktekkan dalam kehidupan kita, selain kegiatan menulis.

4 yang tidak kalah pentingnya adalah dengan kebiasan sehari menulis setiap hari, ini bisa menjadi habit, tinggal focuss terus belajar, yakin suatu hari nanti tulisan tulisan ini akan menjadi sebuah karya dan menjadi sebuah buku. Sudah selesaikan menulisnya, setelah tiga puluh hari, ternyata belum selesai, ketagihan ingin terus menulis, inginnya menulis sesuatu yang bisa menginspirasi dan menjadi motivasi bagi orang yang membacanya.

Karena berharap dengan tulisan dapat menjadi jariyah kebaikan yang pahalanya akan terus mengalir walaupun kita sudah tiada, bisakah, jawaban saya yakin bisa asal ada kemampuan terus berlatih menulis jangan menyerah, mau dibaca tidak dibaca orang terus saja menulis.

Saat belum dibaca, mungkin karena tulisan kita memang belum menarik perhatian untuk dibaca. Dan karena belum menarik, maka saya mau terus berlatih di Gurusiana ini, sepertinya saya akan terus mengikuti tantangan gurusiana ini sampai hari ke sembilan puluh.

Kalau sudah komitmen, abaikan migren, abaikan tidur larut malam, abaikan kesibukan, manfaatkan sedikit waktu luang yang ada dengan menulis, karena kita tidak tau, bisa jadi kita dipensiunkan oleh karya tulis kita, kita bisa punya waktu luang, bisa focuss beribadah, gara gara tulisan kita, karena kita tidak tau akan hari esok, jadi lakukan lah yang terbaik yang mampu kita lakukan hari ini.