Tahun 2022 sudah berlalu, banyak hal yang bisa dijadikan cermin dalam menata hari untuk tahun 2023 ini. Saatnya berbenah, lama vakum dalam tulis menulis membuat girah hidup serasa ada yang kurang. Memahami kekurangan itu tentu sebagai manusia biasa saya harus terus melihat peluang untuk mendalami lebih banyak diri sendiri. Saatnya meninggalkan yang tak bisa digapai, mari meraih impian dengan memahami proses untuk terus belajar dan berkarya.

Seperti biasa, setiap bulanan kami komunitas penulis Pariaman ada ajang pertemuan. Pertemuan di awal bulan dan di tahun yang berbeda terasa juga berbeda, banyak semangat dan harapan yang dituangkan 7 penulis Pariaman yang menjadi peserta TOT Fasda di Bukittinggi kemarin. Hal ini tentu menumbuhkan kembali semangat yang kendor.

Mulai hari kemarin, saya kembali menganalisis cara saya dalam menggores karya lalu berpikir secara keseluruhan apa yang saya lakukan. Saya mencoba merefleksikannya dengan berpikir secara runut, menata emosi dan kembali memanajemen waktu yang tak terhendel dengan baik. Lalu saya kembali memulai dengan tindak lanjut yakni menggores kembali di gurusiana.

Kaku, tentu itu wajar karena sekian lama tak melakukan. Namun tekad dan semangat harus dikobarkan. Masa iya mau kalah sama Bapak dan Ibu penulis Pariaman yang lebih tua status umurnya dibanding saya. Saya mencoba melakukan waktu luang untuk membangun komitmen agar terjadi perubahan yang lebih baik. Refleksi yang dilakukan dengan tindak lanjut tentu akan menjadikan saya mengenali kekuatan dan kelemahan diri saya, dan saatnya mencari strategi untuk terus berkarya.

Salah satunya menjadikan gurusiana sebagai sekolah untuk terus menggali potensi tentu tak ada salahnya, juga harus mampu menyiapkan diri dengan kritik pedas jika ingin lebih baik. Resolusi 2023 memerlukan tekad yang luar biasa. Setidaknya saya harus memiliki tambahan buku solo minimal 2 buku. Merindukan imajinasi, kemudian meliarkan kata dengan terus membaca dan terus belajar melahirkan kalimat yang enak dibaca oleh semua kalangan pembaca.

Bayangan ini bagaimanapun harus bisa diwujudkan untuk dalam dipeluk dalam ribuan mimpi, walau rintik hujan hadir dengan sarkas harus tetap jalan dan menembusnya agar rindu ini terus berjuang dalam mimpi tak berujung. Hening lalu hembuskan dan timbulkan kebisingan nikmatnya berkarya untuk dapat menciptakan taman aksara yang memiliki ribuan warna.

Caranya tentu dengan melakukan disiplin diri dalam menulis, lalu menyemangati hati untuk terus berkarya kemudian memiliki keterampilan untuk terus menjadi terbimbing dengan praktik baik yakni menghasilkan karya yang berkualitas yang harus rutin dikemas dalam setiap hari. Itu semua harus memiliki tingkat keyakinan untuk peluang sukses berkarya, maka untuk itu saya harus menjadi pembelajar yang mampu memandang sukses yang diraih oleh orang lain merupakan factor kemampuan dirinya dan usaha yang dikerahkan sedang melihat kegagalan sebagai kurangnya usaha atau mungkin belum beruntung.

Saya mencoba menyiapkan strategi untuk dapat melaksanakan niat berkarya ini yakni :

1. Menantang diri untuk mencapai tujuan tujuan dengan melihat pengalaman berhasil orang lain dan keberhasilan diri sendiri

2. Meyakini hati, dengan mengamati model factor kesuksesan orang lain dan menjadikannya sebagai contoh teladan

3. Menstimulasi usaha-usaha untuk mencapai semua itu melalui motivasi instrinsik.

Inilah resolusi yang harus saya wujudkan dengan terus berkarya dan berkarya dan semua ini takkan lepas dari usaha dan hasilnya kembali saya serahkan atas izin dan nikmat yang Allah berikan. Semoga saja tulisan ini menjadi awal untuk beresolusi dalam karya di tahun 2023.

Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman, 07 Januari 2023