Soni adalah murid yang rajin dikelasku, selain datang lebih awal ia juga langsung mengambil peralatan kebersihan dan segera membersihkan kelas, menyiram bunga yang berjejer rapi di depan kelas meskipun hari ini bukanlah tugas piketnya.melihat sikapnya peduli terhadap kebersihan kelas dan lingkungan sekolah tak jarang kuberikan reward padanya meskipun hanya sekedar kubelikan jajanan dikantin sekolah.

“ Rafa… jangan lempar bungkus makanan !” Suara Soni memecah fokusku kali ini terdengar nadanya sedikit meninggi, segera kuhampiri dan melihat apa yang sedang terjadi, tampak Rafa melempar plastik bungkus makanan ia lempar pada Dara, Soni kesal melihat Rafa yang melempar platik bekas bungkus makanan, kuberikan penjelasan pada mereka bahwa tidak boleh membuang sampah sembarangan apalagi didalam kelas sampah plastik harus dibuang ditempat sampah dengan benar karena akan sulit terurai.

Baru kemarin kami membahas tentang bagaimana mengolah sampah, ku ingatkan kembali kepada mereka bagaimana pentingnya membuang sampah dengan benar dan cara memisahkan jenis sampah dan mengolahnya. Mereka terdiam dan meminta maaf atas khilafnya meski beralasan bercanda namun kutegaskan pada mereka untuk tidak bermain main dengan sampah.

“Bu…bolehkah kita membuang sampah disungai?” Tanya Shella padaku, akhirnya kujadikan bahan diskusi dalam kelasku kali ini, banyak sekali adu pendapat antar siswaku, ada yang mengatakan tidak boleh karena dapat menyumbat saluran air dan banjir, ada juga yang mengatakan boleh karena banyak dilingkungan tempat tinggalnya para tetangga termasuk keluarganya membuang sampah disungai dengan alas an tidak ada tempat pembuangan sampah dilingkungannya.

Mendengar berbagai cerita dari murid muridku hatiku merasa sangat miris, akupun terdiam sejenak, mencoba berdamai dengan keadaan.di satu sisi aku adalah aktivis lingkungan,di sisi lain cerita muridku benar dan nyata terjadi dalam keluarganya.

Esok hari Ketika pelajaran PJOK ku ajak muridku menyusuri sungai didekat sekolah, kuminta mereka membawa buku catatan dan alat tulis dan mengamati apa saja yang mereka lihat dilingkungan sekitar sekolah, dari hasil pengamatan banyak sekali sampah berserakan dipinggir jalan bahkan sampah rumah tangga menumpuk disungai sehingga membuat keadaan sungai menjadi tidak bersih.saat itulah kuberikan pembelajaran pada muridku bahwa beginilah akibatnya jika kita membuang sampah di sungai dan tidak memisahkan sampah organic dan an organick.

“ Bu… artinya kita ini penghasil sampah ya bu ? tanya Tifani, “ Benar nak… kita adalah penghasil sampah terbesar, terutama dirumah jika kita tidak memisahkan sampah organik dan anorganik, apalagi membuangnya disungai maka sampah sampah akan berserakan seperti ini nak “ jawabku mencoba membuka pikiran mereka. Kemudian kutanyakan setelah ini apa yang akan kalian lakukan nak baik disekolah maupun dirumah, mereka serentak menjawab “ memisahkan sampah, membuang sampah dengan benar dan belajar mengolah sampah bu “.senang sekali mendengar jawaban mereka.

Sebelum pulang kuberikan tugas pada mereka untuk membuat kerajinan dari daur ulang sampah dirumah agar mereka bisa mengajak keluarganya mulai memnfaatkan sampah dan memberikan pesan bahwa marilah mulai saat ini meskipun orang lain membuang sampah sembarangan kita akan mencoba tidak melakukannya untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.

Bondowoso, 08-10-2021

@Ichavelia_yetieka

@tantanganmenulis

@day1