Yeti Eka Wulan Purnama,S.Pd

Sederhana namun penuh akan kesan Kecil namun penuh keakraban Tinggal di kabupaten Bondowoso Bekerja di SDN Tegalmijin 2 Grujugan ...

Selengkapnya
Navigasi Web
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3 COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK
CGP ANGKATAN 7 KELAS 243B

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3 COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK

Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP menyimpulkan dan menjelaskan keterkaitan materi yang diperoleh dan membuat refleksi berdasarkan pemahaman yang dibangun selama modul 2 dalam berbagai media

A. Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajarIndikator:Dalam refleksinya, CGP menyampaikan poin-poin berikut:1. pengalaman/materi pembelajaran yang baru saja diperoleh

Jawab : Pada modul 2.3 ini saya mempelajari tentang supervisi akademik yang bertujuan untuk pengembangan kopetensi dari dalam setiap pendidik di sekolah. Pendekatan yang digunakan adalah coaching yang memiliki 3 prinsip yaitu kemitraan, proses kreatif dan memaksimalkan potensi. Kompetensi inti yang harus dimiliki diantaranya kehadiran penuh, mendengarkan aktif dan mengajukan pertanyaan berbobot.

2. emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar

Jawab :

a. Cemas : sebelum mengetahui isi materi dalam modul ini saya sedikit cemas karena khawatir tidak mampu dalam memahami dan mengaplikasikannya.

b. Optimis : saya optimis untuk mampu mengaplikasikannya di sekolah tempat saya mengajar.

3. apa yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar

Jawab : Saya mampu berkolaborasi dengan rekan sesame CGP saat mempraktikkan proses coaching menggunakan alur TIRTA dan sesuai dengan prinsip coaching dalam ruang kolaborasi dan demonstrasi kontekstual baik berperan sebagai coach, coachee maupun sebagai pengamat (observer).

4. apa yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar

Jawab : Hal yang perlu diperbaiki adalah kemampuan dalam mengajukan pertanyaan berbobot agar dapat menggali informasi permasalahan pada diri coachee sehingga dapat menemukan solusi atas permaslahan yang dihadapi.

5. keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi

Jawab : Setelah saya mempelajari modul 2.3 tentang coaching dalam supervise akademik, kompetensi saya mulai berkembang ditandai dengan mampu mempraktikkan proses coaching menggunakan alur TIRTA baik sebagai coach, coachee maupun pengamat. Saat saya mempraktikkan proses coaching, saya harus mampu mengendalikan diri dari asumsi-asumsi pribadi dan rasa emosi sehingga muncul kematangan berpikir dan bertindak agar sesuai dengan proses coaching yaitu kemitraan, proses kreatif dan memaksimalkan potensi.

B. Analisis untuk implementasi dalam konteks CGPIndikator:Dalam refleksinya, CGP menyampaikan analisis terkait topik dengan indikator sebagai berikut:1. memunculkan pertanyaan kritis yang berhubungan dengan konsep materi dan menggalinya lebih jauh

Jawab :

Bagaimana agar prinsip coaching dapat diterapkan di sekolah ?

Prinsip coaching dapat diterapkan jika kepala sekolah memiliki pengetahuan tentang coaching dalam supervise akademik dan mau mengaplikasikannya. Kegiatan supervise jangan hanya bertujuan sebagai penilaian guru saja, namun supevisi harus dijadikan sebagai cara untuk meningkatkan potensi akademik guru sehingga tidak hanya melakukan observasi kelas saja tapi harus ada percakapan pra observasi dan pasca obsevasi. Dalam percakapan pra observasi kepala sekolah harus mendiskusikan perencanaan yang akan dilakukan oleh guru, sedangkan pasca observasi Kepala sekolah memberi umpan balik/tindak lanjut terkait pelaksanaan observasi kelas yang dilakukan guru.

2. mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan (insight) baru

Jawab : Coaching dalam supervise akademik dapat berpengaruh dalam terwujudnya pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid. Pembelajaran yang berpihak pada murid adlah hal yang sngat penting untuk diterapkan dalam lingkungan sekolah. Agar terwujud pembelajaran yang berpihak pada murid maka guru harus memiliki kompetensi menjadi pemimpin pembelajaran. Menjadi pemimpin pembelajaran harus memahami perkembangan murid secara menyeluruh, tidak hanya aspek kognitif saja namun juga harus memahami karakter dan social emosional murid, dengan demikian tujuan coaching dalam supervisi akademik untuk mengembangkan kopetensi guru agar dapat meningkatkan kinerja dan terwujudnya pembelajaran yang berpihak kepada murid.

3. menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal CGP (baik tingkat sekolah maupun daerah)

Jawab : Tantangan terberat adalah menyeragamkan pemahaman tentang coaching dalam supervise akademik kepada komunitas sekolah. Supervisi akademik hanya dipakai sebagai penilaian rutin kepala sekolah kepada guru saja. Seharusnya dapat dijadikan sebagai pedoman untuk meningkatkan kopetensi guru.

4. memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi

Jawab : Alternatif solusi yang dapat dilakukan adalah melakukan sosialisasi kepada seluruh komunitas sekolah saat kegiatan rapat guru agar twrjadi penyeragaman persepsi tentang makna supervise akademik. Solusi selanjutnya adalah dengan memberikan contoh praktik coaching dalam supervise akademik melalui berbagai media informasi digital yang dapat diakses oleh seluruh komunitas sekolah.

C. Membuat keterhubunganIndikator:Refleksi yang CGP buat memunculkan koneksi dari pembelajarannya dengan poin-poin berikut:1. pengalaman masa lalu

Jawab : Saya pernah disupervisi oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah, namun kegiatan supervise tersebut hanyalah sebatas menjalankan kewajiban saja tanpa mengetahui makna supervise yang sebenarnya. Kegiatan supervise akademik hanya dilakukan pada saat kepala sekolah/pengawas melakukan observasi kelas saja tanpa adanya kegiatan pra observasi dan pasca observasi. Sehingga hanya sebatas pemberian nilai saja.

2. penerapan di masa mendatang

Jawab : Kedepan kegiatan supervise ini harus dijadikan salah satu bagian dalam peningkatan kopetensi guru dalam bidang akademik dengan menggunakan prinsip coaching yaitu kemitraan, proses kreatif dan memaksimalkan potensi

3. konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari

Jawab :

Modul 2.1 : Dalam pembelajaran berdiferensiasi, murid dikelompokkan berdasarkan kebutuhan belajarnya agar dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki.

Modul 2.2 : Dalam pembelajaran social emosional terdapat tekhnik STOP dan mindfulness yang dilakukan untuk membuat suasana menjadi lebih kondusif.

4. informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP.

Jawab :

Faktor utama pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah :

Kesadaran Kepala Sekolah akan kopetensi supervise yang harus dijadikan semangat dan dukungan oleh para guru. Coaching yang diberikan kepala sekolah akan memberikan pengaruh pada proses pembelajaran. Suasana kebersamaan sekolah yang mendukung bisa dijadikan sebagai sarana untuk membangun kinerja lebih maksimal dan kegiatan supervise akan berjalan dengan nyaman.

SALAM GURU PENGGERAK

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post