Yeti Prihantini

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
ATM-ku dan ATM-mu

ATM-ku dan ATM-mu

Ada suara minta tolong dari dalam perutnya, Agan senyum sendiri dan clingukan (melihat sekitarnya) malu kalau ada yang mendengar. Untung suasananya sangat riuh dengan suara motor yang lalu lalang. Dia pegang perutnya dalam hati berkata “Sabar sebentar dong”. Karena teriakan minta tolong dalam perutnya semakin gencar, maka dia mendekati tukang cilok yang ada di depan kantor Dukcapil tersebut. Dia langsung membeli dan menyantap cilok tersebut sambil tersenyum lega. Perutnya juga sudah diam tidak teriak – teriak minta tolong lagi. Dalam waktu beberapa menit cilok pun habis disantapnya. Masih menunggu antrian yang belum tahu sampai kapan Agan mengambil gawainya dan memainkan game kesukaannya. Tiba – tiba dia ingat cilok yang dia makan belum dibayar. Dia mencari uang di sakunya. Loh...kok kosong???

Dia kelihatan sedikit panik, dia telpon kakakknya dan dia sampaikan keluhannya. Akhirnya kakakknya mengantarkan uang Rp 5.000,- untuk membayar cilok yang ternyata memang sudah ditunggu oleh abang cilok karena akan segera pindah lokasi yang lebih ramai pengunjungnya.

Pulang dari dukcapil Acan dan Agan mampir di supermarket terdekat. tujuannya untuk menghilangkan penat dan gerah mereka. Setelah memarkirkan motornya mereka segera memasuki supermarket itu. Menuju tempat buah dan mengambil melon orange yang sangat menggoda, beberapa minuman dan snack. Dengan langkah tegap mereka langsung menuju kasir. Setelah menunggu beberapa orang di depannya akhirnya sampai juga giliran mereka untuk membayar belanjaannya. Barang diletakkan di meja kasir dan ... up’s (keduanya panik) ternyata kakak nggak bawa ATM padahal si adik juga dompetnya ketinggalan.

“Maaf mbak ada yang kurang”, pura – pura ada barang yang masih mau dibeli dan kranjang dibawa mundur dari kasir. Mereka mencari uang yang masih tersisa di dompet, Haduh Cuma tersisa uang Rp 47.000,-

dengan tersenyum mereka kembalikan beberapa barang agar bisa keluar dari Supermarket itu dengan aman.

Pindah dari kasir yang pertama tadi adalah jurus jitu yang diambil mereka berdua untuk menghindar dari rasa malu. Segera mereka turunkan belanjaannya dan langsung mereka bayar. Dengan langkah setengah berlari mereka pergi meninggalkan supermarket itu. Sepanjang perjalanan mereka menertawakan diri mereka sendiri. Kakak beradik itu dibuat panik lagi ketik melihat tanda bahwa bensi motornya juga kehausan. Berhenti sebentar dan melihat isi dompet, tersenyum lega masih ada sisa uang Rp 10.000,- Lumayan paling tidak bisa sampai rumah. Mereka tersenyum dengan cerita hari ini, masih bersyukur paling tidak mereka masih bisa mengendarai motor sampai rumah dan tidak mendorongnya. Pengalaman yang sangat berkesan hari ini ATM-ku dan ATM-mu bisa ketinggalan semua...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Untung tukang cilok orangnya sabar menanti. Hahaha ...

11 Sep
Balas

Hehehe,,,kelihatan kl anaknya nggak punya uang bun

11 Sep

Wsduh..terbayang bagaimana rasanya ketinggalan atau uang tak cukup saat mau bayar belanjasn. Keren Bun. Ayo semangat,!

11 Sep
Balas

Untung pakai masker ya bun. Makasih semangatnya bunda.

11 Sep

Keren pentigrafnya...bikin deg degan ya .... sukses selalu

06 Oct
Balas

Hehehe...terima kasih bunda Hanfatul, sukses juga untuk jenengan

07 Jan

Selalu ada jalan kemudahan. Bagus bu .

11 Sep
Balas

Hehehe... Aamin iya bu Eny beli bensin saja dengan uang recehan...

11 Sep



search

New Post