Yeti Prihantini

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
MIMPI INDAH GITA

MIMPI INDAH GITA

MIMPI INDAH GITA (Part 1)

Oleh: Yeti Prihantini

Siang itu Gita dikejutkan oleh pesan whatsApp yang masuk di ponselnya, ya,,, ada nomor baru dan dia tidak mengenal foto profilnya. Gita mengamati foto profil tersebut berulang – ulang, tapi dia belum ingat juga dan tidak mengenalinya sama sekali. Biasanya Gita enggan membuka pesan dari orang yang belum dia kenal. Gita melihat sekilas pesan yang disampaikan begitu sopan, dengan setengah hati Gita membuka pesan tersebut. “Selamat siang bu guru, boleh daftar sekolah bu?”, itu pesan yang ditulis seseorang yang belum Gita kenal. “Boleh,,,maaf ini siapa dan alamatnya mana?”, jawab Gita melalui pesan singkatnya.

Bagaikan disambar petir di siang bolong saat Gita membaca balasan pesan yang dia terima. Bram,,,jantung Gita berdegup kencang saat dia membaca nama dan alamat yang sangat dia kenal dan tidak akan pernah dia lupakan seumur hidupnya. Tiba – tiba ingatan Gita terbayang beberapa puluh tahun yang lalu saat Gita masih remaja, dia sangat akrab dan sering jalan berdua dengan Bram. “Hai,,,kenapa senyum – senyum sendiri?”, tanya teman yang duduk disamping Gita. Gita saat itu sedang perjalanan ke kota gudeg dengan teman – temannya, seketika lamunan Gita menjadi buyar.

Percakapan melalui pesan singkatpun berlanjut sampai larut malam. Sepanjang perjalanan pulang dan pergi mereka terlibat pembicaraan yang tidak ada habisnya. Seperti dua sejoli yang lama berpisah dan sekarang bertemu kembali, obrolan mereka asik sekali seolah tak bisa diputus. Waktu juga yang harus menghentikan senda gurau mereka berdua. Ya,,,hari sudah larut malam karena Gita terjebak macet. Ada pohon besar tumbang menutupi ruas jalan raya sehingga mobil yang ditumpangi Gita mogok beberapa jam, sampai larut malam Gita baru sampai rumah.

Hari – hari berikutnya pesan singkat selalu datang setiap pagi, entah sekedar mengucapkan selamat pagi, ucapan semangat pagi atau bahkan pujian kecil yang selalu membuat Gita tersenyum jika membaca pesan dari Bram. Begitulah hari – hari Gita selanjutnya, selalu dihiasi dengan senyum dan semangat yang membara. Betapa tidak,,,Gita yang baru saja merasa dirinya tidak berarti lagi, Gita yang baru saja terpuruk dan tidak punya harapan lagi tiba – tiba seperti mendapatkan mukjijat. Gita mendapatkan obat yang sangat mujarab. Padahal beberapa hari sebelumnya Gita merasa bahwa dirinya adalah orang yang sudah tidak berguna lagi. Gita benar – benar terpukul dengan sakit yang dideritanya selama berbulan – bulan. Allah selalu mendengarkan dan mengabulkan doa umatnya,,,Gita seolah lupa dengan sakit yang dideritanya, hari – harinya sekarang dipenuhi dengan senyum yang selalu merekah di bibirnya.

Bersambung...

#30hariberceritagbm#hari4

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih pak Gunanto, masih taraf belajar. Salam literasi.

07 Jan
Balas

Cerpennya bagus Bu, mudah diikuti alurnya..salam literasi

07 Jan
Balas

Kereen ceritanya Bun, salam literasi

07 Jan
Balas

Terima kasih bu Laily Muljati,S.Pd, salam literasi

08 Jan



search

New Post