Yeti Prihantini

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
TANGISMU TERLIHAT DARI PANGGUNG

TANGISMU TERLIHAT DARI PANGGUNG

TANGISMU TERLIHAT DARI PANGGUNG

Oleh: Yeti Prihantini

Sejak kecil hobiku adalah membaca dan menari. Aku ingat waktu SD sering pentas menari dalam acara memperingati 17 agustus setiap tahunnya. Waktu itu ada tari klenthing, menari sambil bermain hula hoop, tari kreasi baru, break dance, tari merak dan yapong. Pengalaman yang menarik juga waktu diajak temanku SD Aninta Yulindawati namanya, aku diajak mengisi pentas seni dalam rangka memperingati 17 Agustus juga di tempat tinggal neneknya Desa Tambakboyo. Betapa senang dan gembiranya masa kecilku waktu itu, tidak pernah mendapat bayaran tapi senang bisa menyalurkan bakat dan hobiku.

Sampai SMP aku masih sering ikut kegiatan pentas seni. Memasuki sekolah di jenjang SPG aku tambah mendapatkan ilmu di bidang seni tari, ada tari Rantaya sebagai dasar dari seni tari, tari gambyong bahkan aku ikut sendra tari dan dipentaskan dalam acara tutup tahun pembelajaran. Hobiku ini mungkin muncul karena di dalam diriku mengalir darah seni dari bapakku yang pemain keroncong dan ketoprak kala itu. Bapak sebagai pemegang biola dan di rumahku penuh dengan alat musik keroncong. Sayang waktu itu aku tidak meminta bapak untuk mengajari aku bermain biola. Aku lebih tertarik dengan seni tari.

Namun aku ikut juga dalam seni grub rebana yang dipimpin oleh bapak. Setiap ada acara pengajian dan acara memperingati hari agama rebana kami selalu tampil.

Setelah mengajarpun hobi menariku masih bisa aku salurkan melalui ajang kreativitas anak dan guru. Banyak piala lomba anak di sekolah yang aku pimpin. Dalam lomba gurupun kelompok kami termasuk yang bisa diunggulkan.

Aku ingat peristiwa 21 tahun yang lalu, tepatnya di tahun 2002 ada kegiatan Porseni guru TK Tingkat Kabupaten Semarang yang diadakan di aula UPTD Pendidikan Kecamatan Ambarawa. Aku ikut sebagai peserta tari kreasi.

Tiba waktunya aku akan tampil di panggung, aku harus siap-siap bergabung dengan kelompok kami. Namun tiba-tiba anakku yang masih usia satu tahun rewel tidak mau lepas dari ASI ibunya. Budhe sis (kakakku) yang nomor tiga mencoba merayu anak lelakiku agar mau melepaskan nenennya. Khrisna tidak mau melepaskan nenennya. Aku panik juga karena sebentar lagi akan segera tampil. Bude Sis memencet hidung Khrisna dengan perlahan dan dia melepaskannya karena tidak bisa bernapas. Dengan sigap bude Sis mengangkat Khrisna dari pangkuanku dan menggendongnya menjauh dariku. Aku segera siap-siap dan bergabung dengan kelompokku.

Dengan musik yang begitu apik dan sangat menggugah untuk kami bergoyang, aku dan teman-temanku meggoyangkan tangan kaki serta anggota tubuh sesuai dengan iringan musik. Kami kelihatan kompak dalam gerak yang terpadu apik dengan alunan musik yang mengiringinya. Meskipun di atas panggung aku masih mendengar tangisan anakku, namun aku tetap menari mengikuti alunan musik yang mengiringinya. “Maafkan ibu ya nak, sebentar lagi ibu turun”, batinku dalam hati. Tak berapa lama Khrisna sudah diam karena mendapatkan ice cream dari budenya. Hatiku jadi ayem dan aku nikmati setiap gerakan yang beradu dengan musik yang riang gembira.

Itulah kenangan yang tidak terlupakan dan kadang menjadi cerita kala kami bersenda gurau berama anak-anak. Kini Khrisnaku sudah tumbuh dewasa, dia sudah menjadi mahasiswa.

Oiya kadang kalau latihan mau lomba waktu itu, dia nggak mau turun dari gendongan ibunya. Makanya dia juga suka dengan tari, sejak SD juga pentas ikut ketoprak. Pentas dalam beberapa acara tutp tahun, bahkan di tingkat kecamatan juga. Indah dan nikmatnya seni, selain menyalurkan hobi juga bisa menghibur orang lain. Yuk kita lestarikan budaya bangsa dan kita uri-uri peninggalan nenek moyang kita. Jangan sampai anak cuu kita tidak mengenal budaya yang luar biasa indah ini. Aamin.

#30hariberceritagbm#hari15

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Masya Allah. Saya sampai ikut membayangkan kejadian 21 tahun. Ternyata Mas Khrisna juga suka menari. Sukses selalu untuk Bunda Yeti.

15 Jan
Balas



search

New Post