Yetty Nurhayati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Nama adalah Doa

Nama adalah Doa

Anakku yang sulung 13 Mei yang lalu tepat berusia 24 tahun. Badannya tinggi besar jambangnya lebat. Fisiknya yang laki-laki banget kontras dengan hatinya yang lembut, kalau meminjam istilah gaul badan Rambo hati Rinto hehehe.

Rasanya baru kemarin aku menggendongnya, ternyata waktu cepat berlalu sekarang kalau kangen cukup dipeluk saja. Masih terbayang aku mempersiapkan diri menyambut kelahirannya. Seperti halnya pasangan muda yang lainnya, aku membeli buku nama-nama anak Islami. Sebelum dia lahir aku sudah memilih beberapa nama anak laiki-laki dan perempuan.

Tepat kumandang adzan subuh Senin 13 Mei lahirlah anak laki-lakiku dengan selamat dan sehat , Alhamdulillah. Dua hari kemudian aku pilih sebuah nama “Naufal” yang berarti dermawan dan baik hati. Pikirku ini nama yang baik semoga menjadi doa. Kakeknya ingin menambahkan “Fajar” artinya waktu subuh atau bisa juga menggambarkan harapan, neneknya menambahkan “Gumelar” artinya lahir atau bisa berarti lapang atau luas. Jadilah nama lengkapnya “Naufal Fajar Gumelar” yang berarti laki-laki dermawan dan baik hati yang lahir pada waktu fajar (subuh), penuh harapan dan luas dalam segala hal.

Usia balita sampai SD mulai telihat sifatnya, dia suka berbagi uang jajan dengan temannya. Waktu di SMP, pernah suatu hari pulang sekolah nangis. Setelah ditanya kenapa menangis? dia bilang “temannya belum bayar buku pengayaan” dan dia minta uang untuk membayar bukunya. Di SMA juga seperti itu, kalau temannya pinjam apa saja pasti dia berikan. Suatu hari pernah bertanya “ibu sandalnya no berapa” ternyata dia mau membeli sandal untuk ibu kantin tempat dia jajan.

Semakin bertambah usianya semakin besar empatinya. Selama kuliah juga dia sering menyisihkan uangnya untuk temannya kalau orang tuanya telat mengirim uang makan. Apalagi setelah punya kegiatan yang menghasilkan uang sendiri, dia bisa membantu orang lain tanpa harus meminta kepadaku atau ayahnya.

Beberapa bulan yang lalu di depan rumah terdengar suara yang jatuh. Aku dengan anakku lari ke depan rumah. Ternyata, gerobak bakso menggelinding tidak terkendali sampai jatuh tumpah ruah tidak ada yang tersisa. Gerobaknya rusak, isinya berantakan. Anakku membantu mang tukang bakso sambil berurai air mata.

Kalau ada teman yang kasulitan pasti dia akan terus memikirkannya. Seperti saat ini kebetulan dia sedang berada di rumah ada temannya yang kehilangan seluler dan laptopnya. Dia terus saja berbicara ingin memberikan selulernya karena temannya sangat membutuhkan.

Begitulah anak laki-lakiku, entah berlebihan atau terlalu perasa. Dia tetap anakku dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Biarlah anakku dengan keunikannya itu, semoga Allah SWT memberikan rizki yang berlimpah agar dia dapat berbagi seperti arti namanya, aamiin.

Barakallahu fii umrik nak, aamiin

Cianjur, 18 Mei 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mulia sekali hati Naufal Fajar Gumelar. Semoga istiqomah dalam kesalehanya. Salam untunya, bu. Tulisan yg inspiratif. Keren, bu

14 Jun
Balas



search

New Post