Yosi Marantika

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

JANJI SUCI

Part 2

Hari ini Mas Danu pulang. Kami sangat bahagia dan segera menjemput ke bandara. Setelah sekian lama menunggu, akhirnya dari kejauhan nampak sosok yang telah kami rindukan. Terkembang senyum yang tak pernah berubah ketika kami bertemu. Seperti biasa Mas Danu begitu hangat terhadap aku dan anak-anak.

Sepanjang jalan menuju rumah, kami bercengkrama didalam mobil. Teringat cerita dari sahabatku Yanti, tentang seseorang yang mirip dengan Mas Danu di Surabaya. Aku langsung menatap ke arah Mas Danu " Ah...tak mungkin, Mas Danu tidak mungkin seperti itu". Bisikku di dalam hati. Aku harus membuang jauh- jauh pikiran ini.

Ku lihat Mas Danu sedang duduk sendirian di taman. Sesekali jarinya mempermainkan Hp yang di pegangnya. Aku membawakan kopi hitam dan camilan kesukaannya. Kata Mas Danu kopi buatanku yang paling enak.

" Mas ini kopi kesukaanmu, ngak istirahat di dalam saja, udara diluar dinggin". Sambil ku letakan kopi diatas meja kecil disamping bangku.

" Mau cari angin dulu, disini udaranya segar, duduklah temani mas disini !. Pintanya sambil menarik kursi supaya lebih berdekatan duduknya.

" Mas kenapa ngak mengajukan pindah saja, apa Mas tak kesepian di sana sendirian". Kupegang tanggannya berharap mengabulkan permintaanku.

" Nanti saja Dek, kalau Mas sudah naik jabatan lagi. Mas kan bisa pulang seperti sekarang. Nanti kalau liburan ajak anak-anak ke Surabaya". Jawab mas Danu sambil menyeruput kopinya.

Malam semakin larut, angin bersepoi mengeluarkan nuansa dinggin yang menusuk ke pori-pori. Kamipun beranjak pergi meningalkan taman menuju ketempat peristirahat. Aku tak tahu kenapa hatiku risau. Ku lihat Mas Danu sudah tertidur nyenyak. Ku ambil HP mas Danu, ingin melihat foto kenangan ketika kami liburan. Aku mencoba membuka HP nya ternyata harus memasukan kata sandi. Aku terdiam sejenak dan berpikir " Sejak kapan Mas Danu memakai kata sandi di Hp nya, ini lain dari biasanya". Hatiku semakin tak karuan.

Keesokan harinya, kami pergi nonton bioskop bersama. Ini quality time buat kami karena besok Mas Danu akan pulang ke Surabaya. Kami menghabiskan waktu bersama anak-anak. Ini moment yang sangat berharga bagi kami.

Sambil menyiapkan keperluan Mas Danu untuk besok pulang ke surabaya. Aku mulai bertanya " Mas kok sekarang Hp nya pakai kata sandi, kenapa?."

" Engak ada apa-apa Dek, cuma agar lebih aman saja kalau HP ketingalan di kantor". Sahut Mas Danu sambil berbaring diatas tempat tidur.

" Mas, Roni tahun ini tamat SMK. Dia mau melanjutkan kuliah di Surabaya". Kataku sambil sibuk memasukan beberapa oleh-oleh buat teman kantor mas Danu.

" Kenapa harus kuliah di Surabaya. apakah disini tidak ada tempat kuliah yang bagus. Silahkan kuliah dimana saja asal jangan di Surabaya ?. Kata Mas Danu yang langsung menatapku dengan pandangan serius.

" Mas kenapa?. tanyaku keheranan melihat ekspresi Mas Danu.

" Tak apa- apa Dek, Mas takut nanti kamu banyak pikiran kalau Roni di Surabaya. Sedangkan Mas terkadang sibuk tak bisa mengurus anak- anak seperti kamu". Dengan suara pelan Mas Danu menjawab.

Hari ini mas Danu pulang ke Surabaya. Anakku Santi tak bisa menahan tanggisnya. Dia begitu dekat dengan Ayahnya. Akupun mencoba menghiburnya. Nanti waktu liburan kita ke Surabaya biar rindu terobati.

Waktu tak terasa berlalu. Hari ini gantian kami yang mengunjungi Mas Danu. Kami memang sengaja tidak memberi kabar biar suprise. Aku dan anak-anak sepakat mengunjungi kantor Mas Danu. Ini akan menjadi sebuah kejutan yang tak terpikirkan. Sesampai di kantor ada beberapa karyawan yang menyapa karena memang pernah bertemu, bahkan ada hanya sekedar melempar senyuman saja.

Ketika kubuka pintu ruangan Mas Danu kulihat dia sangat terkejut dan disamping tempat duduknya ada seorang wanita .

" Ma, kenapa ngak nelpon dulu

kalau mau ke Surabaya. Mas bisa jemput ke bandara". Kata Mas Danu seraya memeluk ku dan anak-anak.

Aku melirik ke perempuan yang ada disebelah Mas Danu. Dia masih muda dan cantik.

" Mas, Ini siapa. Kok aku belum pernah melihatnya?." Tanyaku kepada Mas Danu.

" Ooo...ini seketaris baruku. Namanya Sonia."

Akupun menghampiri seketaris Mas Danu. Dia sangat cantik ketika bertatap muka dengan jarak dekat. Aku mengenalkan diriku sebagai istri Mas Danu.

" Kamu sedang hamil ya". Tanyaku. Karena kulihat perutnya sedikit membesar.

" Ya. Mbak. Permisi, kalau ada keperluan saya siap membantu". Jawabnya sambil mengingalkan ruangan.

Terlintas dipikiranku " Apakah Mas Danu tidak tertarik dengan seketaris secantik dia" tapi itu tak mungkin Sonia kan sedang hamil.

Aku coba menelpon Yanti sahabat lamaku yang tinggal di Surabaya.

" Yan, aku di Surabaya. Kamu dimana?." Tanyaku di sambungan telepon.

" Aduh... maaf aku sedang di Bali. Lagi liburan, dua minggu lagi baru ke Surabaya. Jawab Yanti di ujung nan jauh disana.

Dua minggu lagi, aku sudang pulang, anak-anak akan masuk sekolah lagi. Berarti aku tidak bisa bertemu dengan teman sahabatku yang suaminya mirip sekali sama Mas Danu.

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post