Yossa Rahmalia

Menulis memberi napas dan energi baru. Penyedia ruang untuk tidak berhenti bermetamorfosis. Mengulik alam dengan segala titik peliknya. 'Belajar untuk menulis....

Selengkapnya
Navigasi Web
SENTONG (Edisi Surat untuk Sahabat)

SENTONG (Edisi Surat untuk Sahabat)

Tantangan Hari ke-240

#TantanganGurusiana

***

Bagaimana kabarmu, Sahabat? Mari ke lambar dan seduhlah kopimu. Sembari kututurkan perjalananku hari ini.

            Aku membuka pagi dengan berjalan di sebuah tempat umum. Sebuah kawasan perkantoran dengan taman hijau dan lapangan yang cukup luas. Dengan kuliner unik yang bervariasi.

            Seratusan orang telah beraktivitas di saat aku tiba. Di bagian tengah, kelompok senam sedang beraksi. Di jalan-jalan yang melingkari taman dan perkantoran, sedang berseliweran pejalan kaki dan pelari pagi.

            Seorang ibu menarik perhatianku. Ia telah dua kali melewati taman tempat rehatku. Ke bagian yang lain pun telah disusurinya.

            “Maaf, Dek, toilet di mana, ya?”

            Pertanyaannya kepada seorang remaja menuntaskan tanyaku. Selanjutnya aku mendengar jawaban yang sudah kuduga.

            “Di sini tidak ada toilet umum, Bu.”

            Kulihat gurat kecewa di wajah Sang Ibu. Sapuan pandangnya tetap tidak menemukan yang dibutuhkannya. Tempat itu cukup jauh dari rumah ibadah atau lokasi yang memungkinkan adanya peturasan.

            Beberapa saat kemudian, kulihat ia meninggalkan lokasi itu bersama beberapa orang keluarganya.

***

            Sahabat, engkau tentu sependapat denganku bahwa peturasan di tempat umum adalah sesuatu yang penting, bukan?

            Bila engkau akan membeli sebuah rumah yang bagus, bergaya modern, dan di lokasi strategis, namun tanpa peturasan, apa yang engkau lakukan, Teman? Kuyakin, engkau tentu akan memilih di antara dua hal, membatalkan pembelian, atau membangun peturasan.

            Bagusnya ruang dan lengkapnya fasilitas yang lain, tidak dapat menggantikan keberadaan dan fungsi kamar kecil. Tidak perlu seluas ruang pertemuan. Tidak usah semewah kamar utama. Tidak perlu juga seasri taman kota.

            Pemilik tempat publik, atau seorang ahli tata kota, mestinya tidak alpa untuk hal ini. Ada banyak orang dengan berbagai kondisi dan kebutuhan yang berada di sana. Ketiadaan ruang ini akan menghambat mobilitas dan mengganggu kenyamanan.

            Demikianlah juga dengan diri kita, Sobat. Hakikatnya, diri adalah sebuah rumah atau tempat publik. Sebagai zoon politicon (makhluk sosial), kita perlu berinteraksi dengan banyak orang.

            Artinya, harus ada sedikit sentong untuk sesama. Untuk menampung keluh sahabat, menadah cerita saudara, atau menjadi sandaran bagi yang sedang berduka. Kita mesti siap untuk ‘didatangi’.

            Hal itu bukan gangguan, Teman. Kita akan dihadiahi keberkahan selama bilik kita digunakan. Bayaran akan dilunasi Sang Pemilik Alam. Dengan tunai ataupun arisan di akhirat nanti.

            Melayani ‘tamu’ dengan baik adalah suruhan, bukan? Maka jadilah penyedia ruang publik yang baik pada diri kita. Hiasilah sentong agar saudara kita ‘betah’ berdiam di sana. Memberi kenyamanan dan penyedia ruang bagi sesama, adalah langkah awal mensyukuri nikmat Pencipta.

Semoga wartaku bisa mengisi rehatmu, Sahabat.  

 

Payakumbuh, 13 September 2020

             

Catatan:

sentong: ruang; bilik; kamar;

lambar: lapik; alas;;

peturasan: tempat buang air kecil;

zoon politicon: manusia sebagai makhluk sosial (istilah yang digunakan oleh Aristoteles);

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan yang luar biasa sangat mencerahkan. Bunda Yossa...apa kabar?

28 Dec
Balas

Terima kasih Bu , pagi ini sudah disuguhi sarapan bergizi, semoga sehat selalu. Selamat beraktivitas, barokallah...

14 Sep
Balas

Selamat beraktivitas juga, Bu. Sehat selalu. Barakallah.

14 Sep

Tulisan ibu selalu enak unt dibaca, salam sukses semoga sehat selalu

14 Sep
Balas

Tulisan yang cantik, selalu penuh makna, kangen dg tulisan2 nya bunda Yossa.

29 Dec
Balas

Luar biasa buk Yossa, karyanya betul-betul ada nuansa baru di dalamnya, banyak ilmu yang bisa diambil dari setiap karya buk Yossa.

14 Sep
Balas

Alhamdulillah. Terima kasih Bu Yossa. Rinduku lama tersimpan. Akhirnya dapat membaca lagi tulisan Bu Yossa. Salam sehat selalu.

28 Dec
Balas

Disaat tengah malam... Sadarkan diri untuk hadirkan Sentiong... Tulisan yg belum pernah aku temukan dilain tempat. MANTAP

28 Dec
Balas

Disaat tengah malam... Sadarkan diri untuk hadirkan Sentiong... Tulisan yg belum pernah aku temukan dilain tempat. MANTAP

29 Dec
Balas

Luar biasa tulisan Bunda. Maka menjadi nyata merindunya kami dengan tulisan Bunda. Sehat sehat Bunda

29 Dec
Balas



search

New Post