Gadis dua belas tahun yang dipanggil Elif itu masih asik menggambar di dinding parafet sungai. Ini kali kelima Aytun melihatnya. Awalnya Aytun tak peduli. Goresan-goresan Elif di dinding itu sungguh tak berbentuk. Spacenya pun berpindah dari satu bagian ke bagian lainnya. Entah kenapa. Namun pada hari kelima ini, beberapa bagian nampak sudah terhubung.

Aytun penasaran mendekati gadis yang ternyata bisu. Karena kondisinya itu, tak seorangpun peduli dengan apa yang dilakukannya. Kecuali Aytun. Dengan diam-diam ia mengamati tangan gadis itu menari di dinding itu.