Suatu siang, tiga minggu yang lalu saya dikagetkan oleh surat yang dikirim dari Pengawas Dinas Pendidikan Tangerang Selatan. Surat itu begitu formal , belum lagi disitu tertulis Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan. Upst, ternyata surat itu untuk Literasi Buku atau lebih tepatnya penulisan Buku untuk Taman Kanak-Kanak. Terus terang saya merasa kaget, bukan karena tidak mau, tapi saya merasa apa saya mampu menghasilkan buku seperti yang diharapkan diakhir kegiatan nanti.

Saya coba datangi Bu Eny, tutor dimana saya kuliah. Saya ungkapkan apa yang menjadi keberatan saya. Bu Eny malah memberikan dorongan, apalagi berdasarkan pengalaman Bu Eny yang sudah menghasilkan sebuah buku katanya menulis itu merupakan sebuah keasyikan. “ Dicoba saja bu, kan juga bisa sambil belajar.” begitu kata Bu Eny. Hal ini makin membuat saya terbeban, diberi kepercayaan itu berat, saya takut tidak bisa menghasilkan buku di tempat dimana nanti saya melakukan bimbingan.

Saya memang berharap tugas ini tidak jadi diberikan pada saya dan digantikan oleh oranglain, saya takut mengecewakan orang yang sudah memberi kepercayaan. Ketika kegiatan itu diundur saya merasa plong. Saya merasa agak tenang. Beberapa bulan ini tugas kuliah saya memang sedang menumpuk. Belum lagi dalam dua bulan ini saya sering ijin tidak masuk sekolah karena saya harus membuat tugas

Analisis yang merupakan tugas akhir ditempat saya kuliah. Kalau sampai ijin lagi di sekolah, 4 hari pula , uuh rasanya tak sanggup untuk minta ijin di sekolah. Beratnya membayangkan apa yang akan saya lakukan disana, berkutat dengan buku, laptop, modem,flasdisk, internet,bloghspot. Kepala ini makin terasa nyut-nyut.

Selasa malam saya mendapat kabar lagi dari Bu Iin , beliau adalah Pengawas Kecamatan Pamulang. “ Bu Yoyo, besok kita berangkat bareng ya, kita naik travel, karena teman lain belum bisa dihubungi..”

Dan saya hanya bisa menjawab , “ baik bu ,“ padahal yang sebetulnya hati saya tak yakin .

Dengan pelan saya merapikan alat-alat yang akan saya bawa, baju, buku dan lain-lainnya. Dalam hati terus berfikir, saya yang gaptek, jarang menggunakan komputer dan mengharuskan saya membawa alat-alat itu, belum lagi bagaimana cara menggunakan modem, flasdisk. Fiuuhhh...!!!

Dengan kilat tarik anak saya yang sedang asyik memainkan handphondnya.

“ De, ajarin ibu komputer ya. Kalau mau nyimpan di flasdisk gimana nak? “ kata saya sambil sedikit memohon. Seperti biasa anak saya merajuk, akhirnya dengan memberi embel-embel dan iming-iming saya mendapatkan kursus kilat.

Pagi kemarin saya masih membuka-buka buku untuk mengejar waktu pukul 10 , saya belum siap sedikitpun untuk kegiatan ini. Perlu perjuangan untuk saya bisa sampai ke tempat tujuan, karena Bu Endang yang membawa kendaraan tidak tahu lokasi dimana dia menunggu, dan kebetulan saya juga kurang faham daerah tersebut. Saya berputar-putar dengan ojek untuk bisa sampai ditempat dimana Bu Endang memarkir mobilnya.

Sungguh benar-benar pengalaman yang memacu jantung dan kesabaran penuh. Kami jalan dari BSD kota tangerang Selatan pukul 11 siang, dan hal yang sangat hebat perjalanan yang biasanya hanya 4 jam saja, menjadi 12 jam karena kendala macet. Sangat kelelahan, itu yang saya rasakan.

Lembang dipagi hari. Pagi tadi setelah saya memasuki ruang bimbingan saya merasa lebih rileks, entah atau karena Pak Eko Prasetyo memberikan materi dengan gaya yang asyik dan tidak membosankan. Saya seperti melihat seorang Raditya Dika dalam acara Stand up comedy di televisi.

Belum lagi Bapak Mohammad Ihsan yang memotivasi peserta dengan begitu kuatnya. Ternyata hari yang menakutkan ini tak seperti yang saya duga. Sungguh suatu pengalaman dan ilmu yang mahal. Beruntung saya berada disini. Semoga saya bisa menerbitkan sebuah buku. Banyak ilmu yang saya dapat, walaupun mungkin saya belum bisa menerbitkan sebuah buku, saya berharap materi dan motivasi saya ini bermanfaat untuk saya di kemudian hari.