Yoyo suharti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
KETIKA MAS GIMIN MENDUA ( bagian 3) KESURUPAN

KETIKA MAS GIMIN MENDUA ( bagian 3) KESURUPAN

Mirah tersenyum, bahagia rasanya. Tak ada yang lebih membahagiakan hati Mirah selain perhatian Masnya. Rasa cinta Mirah pada Mas Gimin semakin dalam saja.

Sejak sebelum subuh Mirah memasak, membuatkan kopi, merapikan makanan yang akan dibawa Masnya ke tempat kerja, mengantar Masnya kedepan, dan mencium tangan Masnya. Kata " Assallamuallaikum" Yang diucapkan Masnya sebelum berangkat ke tempat kerja seperti suara alunan musik yang sangat merdu, menenangkan, membuat hati Mirah terisi banyak udara, melambungkan Mirah dalam kebahagiaan. Tenang sekali rasanya.

Siang merambat sore. Mirah sudah menyiapkan makanan kesukaan Mas Gimin, sayur santan kental kepala ikan. Mantap!! Demikian Mas Gimin selalu berkata. Mirah meyiapkan makan malam dengan penuh rasa, penuh cinta. Membayangkan Masnya makan dengan lahap, sembari berkata " Tak ada makanan senikmat ini diiik.., dimanapun, siapapun, tidak ada yang bisa masak seperti masakanmu dik Mirah sayaaaang..", demikian kata-kata yang diucapkan Masnya.

Pukul tujuh, gumam Mirah dalam hati. Sebentar lagi akan terdengar suara merdu motor Mas Gimin, dan Mirah akan membukakan pintu rumah, mencium tangan Mas Gimin, menemaninya minum teh hangat, makan.. Hmmm, Mirah bahagia.

Sudah pukul delapan, Tapi suara merdu motor mas Gimin belum juga terdengar, pikir Mirah pasti mas Gimin terkena macet dijalan, Paling sekitar sepuluh menit setelah ini mas Gimin nya sudah ada didepan pintu pagar bambu, bisik Mirah dalam hati. Mirah kembali merapikan tatanan makanan dimeja, Mirah berjalan menuju cermin dilemari riasnya, mengusap lembut pipinya, sesekali dicoleknya bedak tabur dimeja rias, kemudian ditekan-tekan dipipinya. Hmmmm.. Mirah seperti orang yang kasmaran..

Pukul sepuluh, Mirah mulai kelimpungan. Hhhhh,. Tidak biasanya mas nya begini, Mirah mulai merasakan hatinya mengembara, dalam ketidaktenangan. Pikiran buruk mulai menari-nari, berjalan kesana-sini, bumbu-bumbu pikiran terasa pedas, Mirah seperti terbakar, panas..!

Prek-pek-pek,.. Prek-pek-pek,. Itu suara motor mas Gimin, biasanya suara motor itu begitu merdu, tp kali ini serasa sesak, bahkan berat didada Mirah. Dibukakan pintu dengan sedikit malas, menunggui Masnya mandi. Duduk merenung dimeja makan.

" Makan maaaaas.." Kata Mirah meredakan hatinya.

" Aku sudah makan diikk.." kata mas Gimin sambil ngeluyur ke kamar. Sudah makan..? Naaahhh.., Mirah makin membara, masa Iya makan diwarung..? Mirah akan selalu ingat tidak ada makanan senikmat masakan Mirah, begitu yang mas Gimin ucapkan. Mirah jadi sulit berfikir, fikiran Mirah buntu.

Sejak hari itu mas Gimin selalu mengaku sudah makan, Mirah mau marah malu pada kejadian-kejadian kemarin, prasangka Mirah yang selalu salah, masa Iya mau mengulang kesalahan ketiga...

Menahan kesal membuat Mirah badan Mirah panas. Mirah kadang suka ngomong sendiri, dan menggerutu, dan marah sendiri. Mirah menyindir mas Gimin nya. Hidup Mirah dalam ketidaktenangan, dibakar cemburu. Ya, lagi-lagi cemburu.

Pada suatu malam, mas Gimin mendengar Mirah merintih, lama-lama suara Mirah seperti orang tertawa, mas Gimin kaget dan terbangun dari tempat tidur..

" Diikk..." mas Gimin sangat khawatir.

" Aku bukan Mirah. Aku adalah penunggu pohon di samping rumah ini. Siapa kamuuuu..." kata Mirah sambil membelalakan matanya, mata Mirah seperti mau keluar, besar sekali. Mas Gimin ketakutan.

" Diikk, jangan begini dik. Mas mu takut.. Kamu kenapa diikkk.." Tanya mas Gimin, badan Mas Gimin gemetar. Mas Gimin sangaaatt takut..

" Hmmmm..., Kamu laki-laki jahat. Kenapa kamu menghianati Mirah, Kenapaaaaaa..?" Teriak Mirah sambil siap mencekik mas Gimin. Gimin berteriak, yu Narti dan suaminya datang, ikut memegang tangan Mirah, Mirah pun meronta, tenaganya sangat kuat.

Tidak lama kemudian badan Mirahpun lemas,.. Mirah seperti tertidur. Mirah kesurupan, bisik Mas Gimin kepada Yu Narti, dan semua percaya..

Bukan sekali dua kali Mirah seperti kesurupan. Curiga yang berlebihan membuat Mirah tak bisa menguasai dirinya, Mirah mengikutkan pikirannya, pikiran Mirah seperti diracun, ya diracun dirinya sendiri, Mirah tidak berusaha menyadarkan hatinya,.

Dalam benak Mirah mas Gimin punya seseorang yang disembunyikan. Mungkin mengontrak disekitar pabrik tempat mas Gimin bekerja, Pulang kerja mas Gimin mampir untuk makan dan bercanda,senda gurau manja, sehingga sampai rumah tidak ingin makan lagi. Uuuhhh... Dada Mirah sesak, Mirah mulai merasa badannya tidak enak lagi.

Akhirnya Mirah ingin mengintip apa yang dilakukan mas Gimin. Sore itu Mirah menyewa ojek, le Nandy Mirah ajak untuk menemaninya. Dengan topi penutup muka, jaket hitam tebal, kacamata hitam Mirah mirip penjahat kelas kakap.., Ya, cemburu membuat seseorang jadi aneh. Aneh!

Sesampai di pabrik tempat Mas Gimin bekerja Mirah mengintip dari pohon ceri yang ada di sebrang jalan pabrik. Beberapa karyawan berlalulalang.

" Yuuuu.. Yuu Mirah sampe kapan kita disini.." Kata le Nandy tak sabar.

" Sttttt.. Le, Yang penting Le Nandy aku bayar mahal. Ngerti!!!!" Kata Mirah marah, dan itu membuat Le Nandy langsung menutup mulutnya.

Tidak lama terlihat sebuah mobil berhenti, dan mengeluarkan rantang-rantang tempat makan. Terlihat seorang laki-laki mengangkut rantang itu kedalam pabrik.

Mirah penasaran, kemudian Mirah memanggil satu karyawan yang sedang berdiri didekat mobil pengangkut rantang tersebut.

" Mas rantang-rantang ini untuk apa..?"

" ini catering mbakyu. Sejak tiga minggu kemarin karyawan disini disediakan makan malam yu,."

Cukup kata-kata itu jelas buat Mirah, Mirah segera menarik tangan le Nandy, naik keatas motor dan menyuruh le Nandy ngebut.

Sampai dirumah Mirah mandi yang bersih, sangat bersih malah. Sampho diusap ke tambutnya beberapa kali, rambut Mirah sudah lepek penuh minyak karena jarang disampho. Hmmm, wangiii... Mirahpun bersolek, Mirah ingin terlihat cantik.. Untung mas Gimin tidak tahu aku mengintip, bisik Mirah dalam hati. Ini saatnya aku kembali seperti dulu, bisik Mirah. Maafkan aku mas aku selalu curiga, semua karena aku sangat mencintai, kata Mirah dalam hati..

Mirah sudah siapkan makanan kecil, dan segelas teh panas. Sebentar lagi mas Gimin pulang. Dan ketika suara motor mas Gimin terdengar, Mirah menyambut mas Gimin didepan pintu, dengan senyum mengoda..

Aku harus lebih mesra dari seperti biasanya, bisik hati Mirah..

" Maaaaassss..." bisik Mirah mengerling manja, bibir Mirah merona merah, dengan rambut yang digerai panjang. Mirah berdiri dipintu rumah, gaya Mirah sangat kemayu. Mas Gimin sangat kaget melihat Mirah yang begitu aneh, dan mas Gimin lari ketakutan meminta tolong.

" Tolooooong..., Mirah kesurupan lagi..." Kata Mas Gimin dengan teriakan keras berlari sekencang-kencangnya kerumah Yu Narti..

Mirah terjatuh..

Duduk lemas didepan pintu..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post