Yudha Aditya Fiandra

“Semua penulis akan meninggal, hanya karyanyalah yang akan abadi sepanjang masa. Maka tulislah yang akan membahagiakan dirimu di akhirat nanti.” (Al...

Selengkapnya
Navigasi Web
 GURU MUDA, BERINOVASILAH
(Menyonsong Pendidikan 4.0)

GURU MUDA, BERINOVASILAH

Oleh : Yudha Aditya Fiandra

Setelah melaksanakan upacara Hari Guru Nasional dan bertindak selaku petugas upacara, saya tertarik untuk menuliskan ini. 2009 lalu saya berada di tempat ini sebagai siswa, hari ini sebagai seorang guru, otomatis rekan kerja satu sekolah saat ini adalah guru saya dahulunya ketika bersekolah disini. 10 tahun berlalu, entah takdir macam apa, saya bertugas sebagai CPNS di tempat ini. Uniknya, 80% guru disini, dulunya adalah guru saya sendiri. Apakah saya sudah merasa setara dengan guru lama yang sekarang menjadi rekan kerja saya? Tentu tidak.

Pengalaman mereka jauh lebih banyak, cara mereka mendidik siswa tidak usah diragukan, saya baru 8 bulan menjadi guru, tidak banyak pengalaman dalam mendidik siswa yang bisa saya bagikan untuk diceritakan. Namun ada visi besar yang saya usung untuk kemajuan sekolah ini, inovasi yang coba saya hadirkan agaknya bisa membantu sedikit langkah kecil untuk kemajuan sekolah tercinta ini.

Tentu saya melakukan hal yang bisa saya lakukan dengan bidang keilmuan saya, semester ini untuk ujian tengah semester saya sudah mencoba beberapa inovasi dengan menerapkan ujian berbasis komputer (CBT) di beberapa mata pelajaran, tidak lagi ada pemborosan kertas. Inovasi ini pertama kali ada di kota ini, sebuah inovasi kecil yang sebenarnya sudah diterapkan di Kota lainnya, setidaknya saya sudah memulai langkah kecil. Beruntungnya Dinas Pendidikan setempat mempunyai concern yang sama, ujian komputer pun akan di terapkan di semua sekolah di kota ini, sasaran terdekat adalah ujian TO UNBK yang tidak lagi menggunakan kertas.

Tentu ini adalah sebuah langkah awal, ke depan kami akan memperluas skala penggunaan ujian berbasis komputer, tidak ada lagi pemborosan kertas, tidak ada lagi kertas menumpuk seperti cucian kotor, siswa jaman now adalah kaum digital native, mereka tidak perlu diajarkan cara mengoperasikan komputer, gurunya yang harus banyak belajar.

Pesan saya kepada semua guru muda yang ada di Indonesia, lakukanlah hal kecil yang kita bisa, berikan kontribusi untuk dunia pendidikan Indonesia. Jangan lagi gunakan cara-cara lama dalam mengajar, mustahil mengharapkan output pendidikan yang berkualitas tapi masih menggunakan cara yang sama.

Saya adalah orang yang sangat berkeyakinan penuh, cara guru dalam mengajar akan jauh berbeda dalam 20 tahun ke depan, jangan lagi gunakan metode lama yang anda pelajari di perkuliahan, gak nyambung. Kalau fungsi Anda hanya memberikan pengetahuan tanpa mendidik, percayalah bahwa robot dengan Artificial Intelligence lebih baik dari Anda.

Terakhir,

Sesuai dengan pidato Mas Menteri, “Apa pun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak”.

Selamat Hari Guru,

#merdekabelajar

#gurupenggerak.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

bagaimana caranya mengajar dengan cara modern tapi tidak menghilangkan atau mengurangi per-adab-an. Seperrti yang kita tahu Adab antara siswa yang semakin terkikis saat ini. Jauh berbeda dengan pendidikan tempo dulu....

25 Nov
Balas

Agaknya kita bisa belajar dari Jepang Pak, bagaimana mereka menghasilkan teknokrat handal sembari tidak menghilangkan kebudayaan dan tata krama mereka.

26 Nov

Guru muda yang luar biasa.. salut Mas Yudha..Guru mulia karena karya. Teruslah berinovasi.. Sehat dan sukses selalu

25 Nov
Balas

Terimakasih Mbak, masih banyak PR menunggu kita di depan.

26 Nov

Keren ,CBT memang tidak boros kertas rapi jaringan internet, listrik juga harus memadai. Salam kenal, selamat hari guru Pak

25 Nov
Balas

CBT tidak memerlukan internet Ibuk hehe. tapi memang menggunakan listrik, tetap saja kita harus giatkan, karena sekaligus melatih anak untuk akrab dengan komputer, karena ujung2 nya mereka akan di ujikan dengan UNBK, Ujian Nasional Berbasis Komputer. Salam kenal Ibu.

25 Nov

Setuju tapi arahnya ke UNBK kan ,artinya memang mau tak mau harus siap segala aspek ,intinya di sini, baik kertas dan CBT serta tehnologi apapun pasti memiliki kelemahan dan kelebihan .Sehat dan sukses selalu Pak

25 Nov
Balas

Terima kasih pencerahannya Pak. Yes CBT vs PBT.

25 Nov
Balas

Betul buk, antara PBT dan CBT tidak saling menggantikan, mereka harus berjalan beriringan, itung2 nanti mati lampu gimana mau ujian haha. Teknologi hanyalah alat bantu saja

25 Nov

Luar biasa inovasi pak Yudha utk menerapkan CBT di sklhnya, paling tidak anak tdk gaptek. Tp tdk semua sklh bs menerapkannya, bs dilihat dr kondisi sklh tersebut. Salam kenal...

25 Nov
Balas

Yup Ibuk, sangat betul, tidak semua sekolah bisa, tapi kalau ada yang bisa, infrastrukturnya lengkap dan menganggur saja, keterlaluan bila tidak dilakukan inovasi. Salam kenal buk hehe

26 Nov



search

New Post