Yudha Aditya Fiandra

“Semua penulis akan meninggal, hanya karyanyalah yang akan abadi sepanjang masa. Maka tulislah yang akan membahagiakan dirimu di akhirat nanti.” (Al...

Selengkapnya
Navigasi Web
KONTROVERSI USULAN IGI, HAPUS BAHASA INGGRIS UNTUK SMP & SMA
(Menyonsong Pendidikan 4.0)

KONTROVERSI USULAN IGI, HAPUS BAHASA INGGRIS UNTUK SMP & SMA

Oleh : Yudha Aditya Fiandra

Sedikit beropini, gonjang-ganjing tengah terjadi di kalangan guru mata pelajaran bahasa inggris. Pasalnya Ikatan Guru Indonesia (IGI) mengusulkan penghapusan pelajaran Bahasa Inggris di SMP dan SMA, usulan tersebut disampaikan IGI dalam sebuah diskusi bersama Mendikbud (4/11/2019).

Ingat ini hanya usulan IGI, bukan kebijakan Mendikbud, soalnya banyak yang salah paham ketika membaca berita tentang ini. Namanya usulan, bisa dikabulkan bisa ditolak. Conflict of interest terjadi disini, guru bahasa inggris di jenjang SMP dan SMA tentu tidak setuju dengan aturan ini, sebaliknya guru yang non bahasa inggris tentu tidak peduli, mau dihapus ya gak masalah, gak dihapus juga gak masalah.

Namun sebelum Anda berargumen, setuju dan tidak setuju, baiknya kita mengetahui asalan IGI mengusulkan penghapusan mapel bahasa inggris. Mengutip situs resminya, IGI “bukan” ingin mencabut hak pengajaran guru bahasa Inggris apalagi menghapuskan, tetapi IGI ingin anak-anak Indonesia menguasai “bahasa dunia” lebih dini agar lebih bermanfaat, membuat anak-anak kita bisa bercakap dengan baik. Mengapa bercakap, bukannya keterampilan berbahasa ada empat? Ini karena IGI melihat bahwa fokus pembelajaran bahasa Inggris pada tata bahasa membuat “percakapan” terlupakan, sehingga terlihat bahwa pembelajaran bahasa inggris seolah sia-sia.

Pemaparan IGI ada benarnya, banyak dari kita yang sudah belajar bahasa Inggris lama sekali, tetapi kita tidak pernah bisa berbicara dalam bahasa Inggris? Sistem pendidikan yang masih mengutamakan nilai di atas segalanya. kita banyak belajar untuk menambah kosa-kata yang sebetulnya tidaklah bisa gunakan di dunia nyata. Penguasaan kosa-kata adalah hal yang baik, tetapi hal tersebut seharusnya bukanlah esensi utama jika kita tidak bisa menguasai percakapan dasar dalam berbahasa Inggris.

Bahasa adalah alat komunikasi, perlu diingat bahwa inti dari komunikasi, yaitu menerima dan memberikan pesan, saat kita tidak bisa menyampaikan pesan meskipun kita memiliki kemampuan dan kosa-kata yang cukup untuk melakukan hal tersebut, berarti kita gagal dalam berkomunikasi dan sebaliknya walaupun kita memiliki kosa-kata yang terbatas tetapi kita mampu melakukan sebuah percakapan, berarti kita sudah berhasil dalam mengkomunikasikan apa yang kita maksud.

Memang saat memulai percakapan kita memerlukan set tata bahasa yang baik, meskipun itu sederhana. Tetapi, saat berkomunikasi apakah kita peduli tingkat kerumitan dari kosa-kata dan tata-bahasa lawan bicara? Tidak. Hal terpenting dari berkomunikasi bukanlah hal-hal seperti itu, kecuali kita berbicara di depan berbicara dalam forum ilmiah. Bagi yang pernah mencoba berkomunikasi dengan native speaker (bule asli) pasti paham maksud saya, mereka tetap paham maksud pembicaraan kita meski kosakata dan susunan kata kita amburadul (pakai banget).

Seperti hal keliru yang pernah saya lakukan beberapa tahun lalu ketika ingin meminta berfoto dengan seorang native speaker (bule), saya dengan keliru bilang begini “I Wanna Photo You”, jika diterjemahkan “Saya ingin mengambil foto kamu”. Si bule sempat heran awalnya, lalu mengerti maksud saya dan mengambil barisan untuk berfoto bersama, karena memang maksud saya adalah (I wanna to take a picture with you), saya ingin berfoto bersama-sama bukan mengambil foto ia saja.

@Bumi, ketika belum dihantam meteor raksasa | 26 November 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

sebelum negara api menyerang mari kita menguasai bahasa dunia begitukah ?

26 Nov
Balas

hehe betul Mbak, pakai sangat.

27 Nov

Baru usulan, perlu banyak pertimbangan di lapangan

08 Dec
Balas

Menurut Bundo, keterampilan bercakap-cakap belum tentu dapat mengkomunikasikan segala kebutuhan. mengkomunikasikan ilmu tentu tidak cukup dengan hanya bercakap-cakap. Bercakap-cakap lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan bersosial saja, yang mungkin dibutuhkan oleh tenaga labour (pekerja kasar). Apakah kita hanya akan dipersiapkan untuk itu saja? Bagaimana dengan kecakapan abad 21 yang kita elu-elukan sementara kemampuan berliterasi dalam bahasa Internasional kita sangat lemah? Kita tahu berliterasi tingkat tinggi itu adalah perihal kecakapan 'READING' dan 'WRITING'. Skill ini tak mungkin dilatihkan pada anak usia dini, apalagi ini adalah bahasa asing bagi kita. Anyhow...mksh sharenya ananda Yudha yang telah menyelidiki latar belakang IGI mengusulkan hal demikian. Salam utk klg di Pariaman.

26 Nov
Balas

Terimakasih masukannya Bundo. hehe, salam untuk keluarga di tarab yo Bundo hehe

27 Nov



search

New Post