Yudha Kurniawan

Salah satu editor mediaguru. Senang eksplorasi wilayah baru. Menjadi tenaga volunteer di beberapa wilayah baru, Indonesia dan CLC Etania Sabah Malaysia. Menjadi...

Selengkapnya
Navigasi Web
Aku, Rindu Hujan di Ujung Senja
#cerpencinta

Aku, Rindu Hujan di Ujung Senja

Hujan telah turun sejak sore tadi, meninggalkan jejak kehadirannya di sudut kotaku. Di antara rintik air yang jatuh, basah, teringat pada hati yang pernah bisa berbagi tawa dan cerita, yang kini terpisah oleh waktu dan jarak. Kami, sahabat cerita semasa kecil, dulu begitu lekat dalam suka dan duka.

Bertutur dalam bahasa sederhana, saling memahami tanpa harus menjawab masalah yang diungkapkan. Membalasnya dengan senyuman, mengurai kerumitan menjadi solusi terindah yang ditemukan kemudian. Ah begitu mudah, bahwa setiap kehadirannya memberi ruang dan waktu penyelesaian dengan sendirinya. Bahwa setiap tantangan ada jalannya yang ditakdirkan Sang Pemilik Semesta. Melewatinya menjadi berkah tiada terkira. Mungkin memang harus begitu prosesnya.

Senja hari ini mulai menyapa. Cahaya jingga menyebar di langit, menciptakan suasana melankolis dan sejuk. Rinai hujan pun kian mereda. Aku duduk di tepi jendela kamarku, menatap butiran-butiran air yang mengalir di kaca. Hatiku resah, ada sesuatu yang hilang dalam kehidupanku. Hambar tak memberi berjuta rasa penuh warna. Aku membayangkan kenangan manis masa lalu. Rindu bersamaku menghabiskan cerita yang tak pernah usai. Selalu ada sambungan cerita yang asyik dibicarakan. Ada saatnya datar, seringnya berlari di antara lembah-jurang dan bukit kisah-kisah yang aku suarakan melalui semua indra. Seru. Rindu selalu menunggunya.

Akhirnya takdir telah memisahkan kami. Rindu memilih jalannya, melanjutkan pendidikan tinggi di kota lain. Kota hujan, tepatnya. Kota berkumpulnya imajinasi tentang hujan dan Rindu. Aku tetap membumi di kota kecilku. Berkutat dengan hari-hariku yang monoton, padat dengan segudang kerja. Sendiri, setelah Rindu pergi tak ada pengganti. Mimpi-mimpiku kian tak berwarna lagi, semakin monokrom, semakin abu-abu.

“Asyiknya menikmati hujan, kok gak ajak-ajak.” Suatu kali Rindu menggodaku di kantin sekolah sambil menunggu hingga jadi rintik selepas jam terakhir.

“Ah, kamu sudah ada saja di sini. Katanya les, apa malas jalan?” sergahku mengalihkan pembicaraan.

Rindu bersungut-sungut, menceritakan alasannya panjang lebar. Setelah itu hening beberapa menit. Menikmati suara rintik hujan yang jatuh di atap bergelombang seng kantin. Berisik dalam bisu bicara. Selanjutnya kami mengupas orang-orang yang ramai hilir mudik di depan kantin. Menebak perjalanan orang satu per satu yang masih misterius. Dari mana, hendak ke mana. Kadang berandai-andai, ditengarai gelak tawa lepas. Berdamai dengan hujan yang mengguyur senja itu.

Asyiknya cuma aku dan Rindu saja yang menikmatinya. Bercengkerama dan saling menertawai. Tidak bosan mendengarkan kisah lanjutan bahkan seperti candu. Dinanti dan terus dinantikan. Terutama usai sekolah, menunggu di kantin yang letaknya di antara sekolah dan jalan raya sehingga kantin tetap beroperasi melayani pembeli meskipun jam sekolah telah berakhir.

Apalagi jika hujan tidak berhenti, tak ada ceritanya akan berakhir. Hanya semburat merah sampai ke tepi cakrawala yang memaksa kami berpisah. Aku kembali ke rumah kebunku dan Rindu dijemput sopir kesayangan keluarganya.

Ah, sudahlah. Biarkan Rindu menjauh, gumamku dalam hati. Toh tidak pernah terucap sepatah pun janji mengikat diri. Bebas berujung di senja berikutnya atau pun bersamaan jatuh dengan hujan yang siap berakhir.

“Maukah menungguku di sini?” Rindu menginginkan aku menemaninya hingga menyelesaikan tugas menulis dari guru Bahasanya.

“Dihukum lagi, ya?” tanyaku menggoda.

“Kalau setiap minggu harus merampungkan tugas menulis, itu sih bukan dihukum,” sanggahnya tanpa beban.

“Loh, jadi kamu suka dong?” tanyaku dengan mata kubuka lebar-lebar seperti orang bingung antara pernyataan dan tindakannya.

Atau kamu memang ingin ditemaniku, kata-kata yang tak keluar dari bibirku, terjerat di rongga dada saja.

Ya, bayangan Rindu selalu hadir ketika hujan membalut senja. Apalagi saat aku sendiri menikmati semburat jingga semakin pekat. Masih terngiang di telinga, berjanji untuk selalu mengingat dan tetap menjaga kebersamaan yang dimiliki. Bertukar informasi, bercerita tentang apa saja yang terjadi. Berbagi pengalaman, baik suka maupun duka.

Namun, seiring berjalannya waktu, komitmen itu terasa semakin diuji. Kehidupan berbeda dengan kesibukan masing-masing. Rindu menjadi aktivis kampus dengan segudang kegiatan. Aku merawat kebun kepala sawit peninggalan bapak untuk melanjutkan kelangsungan hidup kami; aku, ibu, dan adik-adikku. Bersabar melewati minggu-minggu panen dan menerima upah dari menjual ratusan tandan buah kelapa sawit. Kunikmati prosesnya hingga panen berikutnya. Ini kulalui hingga berpuluh purnama.

Ya, terus terang komunikasiku bersama Rindu kian melambat. Hanya pesan singkat dan panggilan telepon sesekali menjadi satu-satunya bentuk kontak. Meski ceritanya masih berjalan. Namun, tidak serenyah dulu. Kian memudar, mungkin jika dibiarkan akan mati, tenggelam, dan menghilang.

Hujan masih turun satu-satu. Tidak ada lagi semburat yang samar terlihat. Warnanya hitam semakin gelap seseiring sang surya turun ke peraduan. Jendelaku masih basah dari terpaan titik sisa hujan di ujung senja itu. Membiarkan perasaan yang gundah semakin liar. Berharap menemui takdirnya, entah kapan pastinya.

Sumber Gambar: https://id.pinterest.com/pin/343821752811730625/

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post