Anjangsana yang pertama kami lakukan sebagai tim manajemen di Sekolah Alam Indonesia adalah ke kediaman anggota komunitas hebat. Siapa lagi kalau bukan Pak Romy Rahmana dan Bu Sylvie Arizkiany Salim. Mereka adalah desainer interior yang fokus mengembangkan motif yang luar biasa kreatif. Namanya sudah terkenal di kalangan pattern design kelas dunia. Karyanya semakin bernilai jika diaplikasikan dengan perabotan rumah tangga. Mereka semakin populer saat menjadi duta desain Indonesia dalam ajang desain bergengsi dunia NY NOW di New York, Amerika Serikat pada Agustus-September 2016, Indonesia Designer Bravacasa 2015, Desainer Pemenang Reka Baru Desain Indonesia 2014, Desainer Indonesia Pilihan Manufaktur pada Indonesia International Furniture Expo – IFEX 2014, dan menjadi peraih Femina Award pada ajang Indonesia Creative Power 2013.

Pak Romy dan Bu Sylvie memfokuskan pada brand SylvieRomy MathArt+Design yang mengimplementasikan Mathematical Arts pada desain produk elemen interior untuk memperkaya khasanah desain interior dan gaya hidup modern dengan sentuhan Seni Islam - Islamic Geometric Pattern. www.sylvieromy.com

*****

Memang sesungguhnya Pak Romy dan Bu Sylvie adalah sosok orang tua tangguh. Selain loyal kepada sekolah, mereka sangat kreatif. Banyak mencurahkan energinya pada bidang desain. Berperan terhadap branding sekolah. Mereka mengutamakan cita rasa tinggi. Total. Maka wajar jika ada spanduk sekolah yang tidak sesuai dengan pola desainnya, beliau yang paling protes.

Kami mendatangi kediamannya yang sekaligus menjadi studionya. Mereka menerima dengan tangan terbuka. Bercerita banyak hal terutama yang tersangkut kerja desain yang selama ini mereka lakukan. Bu Sylvie dan Pak Romy bergantian dan saling melengkapi bercerita tentang Islamic Geometric yang menjadi ikon desain geometrik di Inggris. Semangatnya masih seperti dulu, bertenaga. Sepertinya tidak akan selesai dalam tiga hari ke depan mendengarkan cerita pengalaman mengelola produk desainnya. Hal itu juga yang membuat saya pribadi menjadi sangat antusias sebenarnya. Apalagi saat Bu Sylvie membuka pengetahuan desain Islamic Geometric dengan filosofi dan pengetahuannya. Kami benar-benar mendapat wawasan kekinian. Sungguh saya pernah melakukannya dulu, bersama guru seni SMP saya yang hebat. Membuat pattern mozaik dengan jangka dan penggaris. Nyaris empat jam tanpa henti dan tidak merasa lelah.

Energi itu seakan tumbuh kembali, walau bukan dalam menghasilkan produk. Namun saya berani bertaruh, sanggup mendengarkan pengalaman yang luar biasa dari mereka selama berjam-jam jika perlu. Benar gak ya? Saya mulai mengukur diri. Tidak terlalu yakin sih. Saya cuma bisa senyum-senyum di dalam hati.

Kang Yudha