Sahur hari ke 19 Ramadhan Kareem
Kring kring suara alarm yang telah diatur menunjukan waktu 2.30 dini hari. Tandanya harus cepat bergegas membangun istri yang sedang terlelap dalam indahnya mimpi. Walau rasa ini tak kuat karena rasa sayang untuk membangunnya. Tapi kalau tidak bisa memaksakan nanti kesiangan. Apalagi istri itu tak pernah berhenti untuk mengatur setiap kebutuhan penghuni rumah kecil kami. Baru istirahat itu hanya ketika tidur malam. Tapi itulah mungkin kenapa derajat istri untuk dimulyakan anaknya menempati tiga rangking teratas di atas suaminya. Kebiasaan jelekku kalau istri sudah bangun ya tidur lagi. Baru akan bangun kalau sudah dibangunkan istri pukul 3.30 atau terbagun karena suara alarm kedua pukul 3.15. Bergegas ke air untuk berwudu yang dilanjut bermunajat kepada yang khalik yang masih memberikan nikmatnya untuk bangun dan hidayah masih mau beribadah. Hanya 2 rakaat sih dengan waktu yang hanya 2 menit. Tapi terkadang malas nya itu yang sangat besar. Dalam munajat ku panjatkan kepada sang maha pemberi ketentuan untuk memberikan aku kerurunan laki-laki. Bukan tidak bersyukur atas karunia-Mu ya Robb yang telah menganugerahkanku dua putri cantik yang sholehah tetapi hati ini selalu berharap untuk dinugerahi-Mu seorang putra. Aamiin. Disela-sela akhir doa sudah terbayang dua putriku yang harus ku bangunkan untuk bersyahur. Indah sudah punya putri yang mempunyai cara perlakuan yang berbeda, yang satu dibangunkan dengan cara dipeluk kita ikut tidur sambil mulut ini tak berhenti untuk terus membangunakan dan putri yang kedua harus tenang buat tenang dulu, diusap rambutnya dan kalau sudah rada tenang serta nyaman versinya, baru digendong ke kamar mandi untuk dibasuh mukanya oleh istriku. Atau kalau sedang tidak mood harus langsung ditidurkan lagi di kursi dan terpaksa ibunya harus membawa segayung air untuk membasuh mukanya di kursi. Eh bukan terpaksa tapi itulah anak berbeda cara untuk disayangi....bahkan sahurnya atau makannya pun sambil mata terpejam dan istri terus menyuapinya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terima kasih bu ibu
Terima kasih bu ibu
Terima kasih bu ibu
Terima kasih bu ibu
Sayang anak kadang ada sedikit kata paksa
Mantap pak. Keren. Setiap anak punya kelebihan masing-masing. Karena keanekaragaman itulah indahnya sebuah keluarga.
Mantul pa yudi
Anak saya juga gitu pak