Yudi Karsono

Menjadi guru sejak tahun 1991, 15 tahun kemudian, tepatnya tahun 2006 diangkat sbg Kepala Sekolah. sekarang bekerja sbg Pengawas Sekolah di Koorwilcam Di...

Selengkapnya
Navigasi Web

JURUS TANPA BAYANGAN

Tersenyum menandakan seseorang masih memberi respon sebuah stimulus. Ada berbagai makna senyum. Senyum itu seperti sepotong lidah. Saat kecut muncullah senyum kecut. Saat pahit maka muncullah senyum pahit. Mungkin ada juga senyum karena kelebihan garam alias keasinan. Seperti seorang ibu lupa menaruh garam pada gelas minum bapak. Itu namanya senyum keasinan. Selain asin, orang menantikan kehidupan yang manis-manis. Kehidupan yang segar, seperti buah-buahan organik yang bikin sehat. Buah mangga, pir, dan anggur yang manis. Tentu manis yang tak terlalu manis atau kurang manis. Manis yang pas tentunya. Kalau terlalu manis akan menjadi sesuatu yang tidak manis. Mungkin ada orang tidak dapat tersenyum manis, meskipun mengalami manisnya kehidupan. Contoh orang yang menderita kencing manis. Apapaun, sekurang-kurangnya dalam hidup ini ada senyum yang pernah menghiasi hidup kita. Manusia hebat. Orang berpikir kapan dikatakan hebat. Atau ia sama sekali tidak berpikir dikatakan hebat atau tidak hebat. Kehebatan kita mungkin disebabkan orang-orang di sekitar kita. Seorang raja, ia tidak mungkin berada di singgasana tanpa ibunya. Pertama, embrio sang raja berada di rahim ibunya, kemudian lahir, disuapi, diceboki, dipeluk, disayang, digadang-gadang dengan senandung doanya sehingga kemudian menjadi raja. Ia tumbuh besar menjadi ksatria gagah perkasa. Tadinya lahir tanpa apa, kemudian ia melihat, mendengar, merasakan, dan mengecap manis air susu ibunya. Dari tidak berdaya menjadi adidaya. Kedua, ia disebut raja karena ada rakyat yang diperintah, yang taat dan mentaatinya, menghormatinya, bahkan membantunya siang malam untuk kebesaran sang raja. Kesuksesan seseorang sangat (mungkin) disebabkan oleh orang lain. Tuhan membuat skenario bahwa manusia itu makhluk sosial. Mungkin andalah yang paling hebat diantara kita, karena pemikiran dan ide-ide cemerlang anda. Mungkin anda diakui, dinobatkan, diproklamasikan sebagai the best. Mungkin anda telah mengisi kekosongan ruang dalam hidup ini, sebagai inisiator, perintis, atau proklamator. Mungkin anda sudah percaya, ada orang lain yang langkahnya tak perlu dihitung, kelelahannya tak perlu disanjung, kecemasannya tak pernah bergaung. Ia seperti seorang pendekar yang datang sebagai malaikat penolong, kemudian pergi tanpa meninggalkan pesan. Percayalah itu pendekar yang memiliki sifat angin. Dapat dirasakan tetapi ia tidak kasat mata. Pendekar tanpa bayangan, yang datang dan pergi tanpa meninggalkan jejak kaki. Itu sosok luar biasa. Tapi iapun tak kan sehebat itu tanpa guru yang mengajarkan tentang arti ketulusan. Orang yang mengajarinya tentang cara melihat dengan jernih segala sesuatu yang sedang dan telah terjadi. Ia yang telah menyimpan sebuah arsip kehidupan. Dokumen orang-orang yang bergerak karena sebuah idealisme, ketulusan, dan kebersamaan. Orang yang mengabaikan lelah dan getir. Kelelahan dan kebersamaan menjadi bagian dari sukses sebuah acara. Loh, itu apa artinya pendekar tanpa bayangan? Apa hubungannya? Pendekar tanpa bayangan dimaksud adalah orang-orang yang bekerja dilandasi sesuatu yang ada di hati. Ia menyadari bahwa “kerja bareng akan menjadikan greng”!. Kerja bareng yang diikat komitmen. Mungkin komitmen untuk tepat waktu, komitmen untuk saling menopang sisi-sisi yang lemah. Sekumpulan orang yang saling bahu-membahu, saling menggapai tangan, dan mengulurkan tangan. Menjadi orang yang berhasil membersihkan diri dari egoisme dan ingin dilihat. Pendekar tanpa bayangan, dapat dibayangkan, ia tidak memiliki bayangan apapun. Pendekar tanpa bayangan hanya berpikir, bagaimana orang lain dapat tersenyum. Dan kalianlah pendekar tanpa bayangan. Ingat tanpa bayangan, bukan yang lain. (Refleksi Usai Launching dan Bazar Buku di Purbalingga 1 Oktober 2018)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

monggo bertamu ...! matur nuwun

02 Oct
Balas

Refleksi yang hebat dari acara yang hebat, ditulis oleh peserta dan panitia yang hebat hebat. Tapi maaf, saya tidak ikut membantu panitia !

02 Oct
Balas

trmjsh

02 Oct

Refleksi yakin menggairahkan. Tetap semangat Pak Yudi. Salam literasi.

02 Oct
Balas



search

New Post