Yulia Andani Murti

Yulia adalah ibu yang mencintai profesi utamanya sebagai ibu. Cinta itu berbuah 2 putra dan 6 putri. Putra putri yang lahir dan besar dalam pengasuhan Yulia dan...

Selengkapnya
Navigasi Web

Penghafal Quran Robbani

Penghafal Quran Robbani

Kajian Tafsir Quran Surat al Hijr ayat 88 dan 89

ustadz Abdul Aziz Abdur Rauf, al hafidz

QS. Al Hijr 87 – 88

“87. dan Sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al Quran yang agung. 88. janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.” (al-Hijr: 87-88)

Pendapat yang utama menyatakan as sab’ul matsaanii adalah al Fatihah, karena ia dibaca dalam setiap rakaat shalat.

Ada pendapat yang menyebutkan as-sab’ul matsaanii adalah tujuh surat panjang, yaitu al Baqarah, ali Imran, an Nisaa, al Maa’idah, al An’aam, al A’raf, al Anfal, dan at Taubah. Disebut demikian, karena dalam surat-surat tersebut diulang-ulang penyebutan sejumlah kisah dan hukum-hukum.

Ada pula pendapat yang mengatakan, sab’ul matsaanii adalah al Quran keseluruhan, sebagaimana QS. Az Zumar: 23

“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang.”

Maka perlakukan Al Baqoroh sampai An Nas seperti al Fatihah, baca sebanyak mungkin. Bila terlalu jauh perbedaan jumlah membaca al Fatihah dan surat-surat yang lain, berarti kita belum memperlakukan Al Quran sebagaimana mestinya. Paling tidak, sama dalam bilangan. Kalau al Fatihah dibaca puluhan kali, maka surat lain pun puluhan kali. Kalau al Fatihah dibaca ratusan kali, maka surat lain pun ratusan kali.

Selain dibaca, kesamaan bilangan bisa dilakukan dengan banyak jalan. Misalnya, surat al Mulk dijadikan doa sebelum tidur, Surat al Waqiah dibaca sebagai wirid harian. Atau melaksanakan anjuran: “bacalah 2 surat yang bagaikan bunga,” Surat apakah itu? “Al Baqarah dan Ali Imran.”

Fokuslah pada pelaksanaan, bukan semata-mata target hafal. Selalulah mengevaluasi diri, “hari ini sudah baca atau belum?”, “pekan ini baca berapa kali?”

Ayat 88 menerangkan bahwa, tujuan memperlakukan al quran semirip mungkn dengan al fatihah adalah, supaya diri kita tidak terjebak dalam kehidupan yang sia sia, kehidupan yang menenggelamkan kita dalam karakter kemanusiaan. Pada dasarnya manusia cinta banget sama dunia, liat orang lain punya ini itu pengen, tapi ga pengen liat orang lain amalnya banyak, kalo kepengan aja ga tersirat, gimana ngerjainya?

Semua kerja bermula dari keinginan. Rasa ingin yang besar membuat seseorang berusaha. Bila percobaan gagal, terus akan mencoba lagi, hingga keinginan tercapai.

Maka 2 ayat ini merupakan pesan dari Allah, Aku jadikan kamu akrab dengan Al Quran, supaya perhatian tidak tertuju pada dunia saja, yaitu harta dan variasinya.

Abu Bakar ash Shidiq r.a. berkata,”barangsiapa yang telah diberi Al Quran, lalu ia melihat seseorang yang diberi sebagian dari dunia, lalu ia memandang bahwa itu lebih utama dari apa yang telah Allah berikan pada dirinya, sungguh ia telah mengecilkan sesuatu yang agung dan memandang besar sesuatu yang kecil.”

Marilah kita membuat habit, membaca ayat-ayat Allah sesering mungkin. Upayakan dalam rentang waktu tertentu, misalnya dalam setahun ada ayat yang dihafal. Bila sudah mempunyai hafalan Al Quran, maka Allah berjanji menaikkan derajat amal shaleh kita.

Quran Surat Fathir 10

“Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nya-lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras. Dan rencana jahat mereka akan hancur.”

Kepada Allah kata kata yang baik. Karena berulang-ulang membaca al Quran, maka suaranya dikenal penduduk langit.

Manusia makhluk hina yang tiada artinya. Namun, manusia menjadi mulia bila banyak melakukan ketaatan. Dalam ayat ini, hakikat ketaatan adalah tilawah Al Quran sebanyak mungkin, bukan baca quran sampe hafal, karena kecepatan menghafal setiap orang berbeda-beda. Imam Syafi’i sekali mendengar langsung hafal, tentu berbeda jauh dengan kita, yang harus banyak mengulang baru hafal.

Dengan kondisi itu, Imam Syafi’i bisa mengatakan,”bagiku, semua Al-Quran seperti Al Fatihah, sehingga saya tak perlu mendengar/membaca lagi.” Namun, beliau terus mengulang, menciptakan habit banyak baca, mengharap banyak pahala, banyak rahmat, banyak terhapus dosa, dan lautan ampunan.

Jakarta, Dzulqo’dah 1441H

Resume oleh al faqir, Yulia Andani Murti

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga barokah Bu dokter. Salam kenal dari Samarinda.

10 Jul
Balas



search

New Post