yulia fatmianeri

Seorang guru yang harus banyak belajar. Tertarik dengan hal-hal baru yang bermanfaat. Motto : Sertakan Allah dalam setiap tindakan. Mengajar di MTsN 2 Pasaman s...

Selengkapnya
Navigasi Web
Metematika Mengasyikkan

Metematika Mengasyikkan

Ini kisah lama beberapa tahun yang lalu. Setiap Ahad saya mengadakan pelajaran tambahan khusus membahas soal Matematika untuk peserta didik saya yang akan menempuh Ujian Nasional (UN). Peserta didik yang belajar ke rumah saya merupakan peserta didik yang senang belajar matematika.

Pembelajaran pun dimulai, saya menyodorkan beberapa soal Pra UN kepada mereka. Saya memerintahkan mereka agar memperhatikan soal-soal yang belum bisa dijawab. Mereka pun spontan meminta membahas soal nomor 37. Soal tersebut mempertanyakan luas bahan yang digunakan untuk membuat kap lampu yang berbentuk kerucut yang telah dipenggal bagian puncaknya. Awalnya saya bingung bagaimana mengkontruksi pemahaman siswa dalam memecahkan soal tersebut. Pada soal diketahui hanya tinggi kap lampu yang berbentuk kerucut terpotong, jari-jari alas dan jari-jari kap bagian atas setelah dipenggal. Alhamdulillah, sebelum mereka datang saya sudah mendapatkan solusinya.

Saya memberikan pemecahan masalah yang belum sempurna dari soal tersebut. Saya ingin melihat reaksi mereka. Namun, apa yang terjadi? Peserta didik protes. “Buk, kenapa dengan persoalan yang sama dengan bilangan berbeda, cara pemecahan seperti itu tidak ada jawaban pada optionnya?” Saya tersenyum, “Benarkah ananda? Kalau begitu mari kita cari bersama pemecahannya. Oh mungkin saja pemecahan soal ini belum lengkap.” Saya mengajak mereka berfikir bagaimana pemecahan masalah untuk soal tersebut.

“Kira-kira bagaimana yah?” Berbagai ide pun mereka lontarkan.

”Bagaimana jika kita gambarkan juring, kemudian kita potong. Baru bisa menerka bangun datar apa yang membentuk kap lampu itu, Buk!” ungkap salah satu dari mereka. Saya senang peserta didik mampu mengeksplor ide-idenya.

“Buk, kalau kita cari dengan luas trapesium bagaimana Buk?” Tanya salah satu dari mereka.

“Ayo di coba, berapa tingginya, sisi miringnya, ayo bisa gak?” Tanya ku memancing pemahaman mereka.

Beberapa menit mereka mencoba dengan masing-masing idenya, namun belum berhasil. Saya terdiam sejenak, konsentrasi memandang soal yang telah di gambar pada papan. Saya memberikan cluenya, ”Ananda perhatikan ini, jika ibuk tambahkan tingginya ke atas dengan ukuran yang sama dengan tinggi bagian bawah, kira-kira bagaimana garis pelukis kerucut ini? Apa yang bisa kita cari?” Tanya saya.

“Kita bisa mencari luas permukaan selimut kerucut yang terpontong Buk..” Jawab salah satu dari mereka. Mereka seperti mendapatkan titik terang.

“Bagaimana cara mencari luas permukaan selimut terpotong tersebut?” Tanya saya lagi.

“Cari dulu luas selimut kurucut keseluruhan, lalu dikurangi dengan luas selimut kerucut yang kecil bagian atas, Buk!” Jawab salah satu dari mereka.

Aku tersenyum memandangi mereka, saya berhasil mengkontruksi pemahaman mereka dalam pemecahan masalah soal kerucut terpancung. Alhamdulillah. Mereka terlihat senang karena telah berjuang mendapatkan jawaban. Matematika menjadi sangat mengasyikkan jika bisa memecahkan tantangan.

#TantanganGurusiana

Hari ke-29

Note : "Kisah beberapa tahun yang lalu, namun ada banyak perubahan. jadi saya anggap ini cerpen" :D Semoga ada yang dapat diambil dari kisah ini."

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post