Do'a yang tidak terputus

Ingin rasanya Aisyah sampai dirumah.tak terbayang olehnya bagaimana gembiranya ayah dan ibunya mendengar kabar gembira ini, tapi sebenarnya ada ragu dihati Aisyah apakah ia tidak menambah beban ayahnya klo ia nanti kuliah?Aisyah kasihan melihat ayahnya setiap hari mencangkul sawah.Di usia yang sudah mulai tua apalagi sekarang ayahnya sudah mulai sakit sakitan.sekarang pak Imran sudah memasuki 66 tahun.Tapi disisi lain Aisyah juga ingin membahagiakan ibu dan ayahnya.Pak Imran ingin putri bungsunya jadi sarjana.Makanya dia bekerja keras setiap hari.

Tepat pukul 14.30 bel sekolah berbunyi.Aisyah mengemasi buku bukunya dan memasukan kedalam tas.setelah ketua kelas selesai memimpin do'a mau pulang Aisyah pun bergegas pergi kedepan kelas untuk menyalami buk Siti yang kebetulan mengajar di jam terakhir waktu itu.Aisyah berjalan dengan sangat cepat sekali.dia tidak menghiraukan panggilan Rina teman sekelasnya yang ingin mengajak belajar kelompok sehabis pulang sekolah.Aisyah ingin cepat sampai dirumah.Aisyah pun dapat angkot yang pertama jalan menuju ke kampungnya. kebetulan jarak sekolah Aisyah dan rumahnya cukup jauh lebih kurang 3 KM.jadi setiap hari Aisyah naik angkot pulang pergi sekolah.

Biasanya pas pulang sekolah pak Imran dan buk Desi tidak ada dirumah.mereka masih bekerja di sawah.Aisyah langsung mengganti seragam sekolah.biasanya dia langsung makan,tapi karna ingin segera bertemu ayah maka ia langsung menyusul ayah dan ibunya ke sawah.Dia berlari di pematang sawah berteriak memanggil ayah dan ibunya.hampir saja kaki nya terpeleset masuk ke sawah waktu itu.untunglah dia bisa menjaga keseimbangan badannya.Ayaaaah.. ibuuuuuu teriak Aisyah waktu untuk itu.aku lulus PMDK..karna jaraknya yang masih terlalu jauh sehingga ayah dan ibunya tidak mendengar jelas apa yang dikatakan Aisyah.