YULIANTI, M.Pd

Biodata penulis: Yulianti, seorang guru PPKn di SMP Negeri 4 Campaka Kabupaten Cianjur. Lahir di Cianjur, 2 Januari...

Selengkapnya
Navigasi Web

KONEKSI ANTARMATERI MODUL 3.1

Oleh : YULIANTI CGP Angkatan 6 dari SMPN 4 Campaka, Kabupaten Cianjur.

Tujuan Pembelajaran Khusus : CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.

Kegiatan Pemantik:

"Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik" (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).Bob Talbert

1. Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?

Kutipan diatas sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang sedang dipelajari saat ini, yakni tentang etika yang sangat diperlukan dalam dunia yang semakin beragam. Sebagai pemimpin pembelajaran adalah menuntun, mengajarkan budi pekerti, serta berpihak pada anak. Tatkala kita dihadapkan dengan permasalahan peserta didik atau mengalami dilema etika sehingga seringkali kita akan membuat sebuah keputusan. Nilai-nilai kebajikan akan menjadi hal penting dalam pengambilan keputusan. Sehingga pendidikan karakter murid atau kepentingan murid akan menjadi prioritas utama.

2. Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Lingkungan kita dalam hal ini sekolah adalah sebuah institusi moral yang berkontribusi terhadap terbangunnya budaya, nilai-nilai dan moralitas dalam diri setiap murid. Pengambilan keputusan akan merefleksikan integritas sekolah tersebut, nilai-nilai apa yang dijunjung tinggi oleh sekolah tersebut kelak akan menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah dan lingkungan sekitarnya.

3. Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

Sebagai pemimpin pembelajaran kita dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid dengan memahami dan menjiwai nilai-nilai dari seorang guru, yakni Berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, dan inovatif. Serta perannya sebagai pemimpin pembelajaran, menjadi coach bagi rekannya, mendorong adanya kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan murid, serta menggerakkan komunitas praktisi. Sehingga dalam pengambilan keputusan harus didasari dengan semangat untuk memberdayakan serta memanfaatkan kekuatan yang ada untuk menyediakan proses pembelajaran yang positif serta berkualitas bagi murid.

Education is the art of making man ethical. Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis. (George Wilhelm Friedrich Hegel)

Kutipan tersebut sangat sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman da bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan memiliki budi pekerti yang luhur.

Hubungannya dengan modul 3.1 ini adalah pendidik sebagai pemimpin pembelajaran memiliki peran besar .dalam membentuk manusia yang luhur budi pekertinya, sehingga pada saat mengambil keputusan terkait dengan peserta didik harus dapat menjembatani mereka untuk menjadi manusia yang lebih baik.

Pemahaman Inti-Koneksi Antarmateri modul ini :

• Keterampilan coaching akan membantu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik.

• Diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) untuk mengambil keputusan.

• Diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindful), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada.

Panduan Pertanyaan Koneksi Antarmateri::

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka yaitu "Ing Ngarso Sung Tulodo", Ing Madyo Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani “yang artinya: “Ing ngarso sung tulodo “menjadi seorang pemimpin harus mampu menjadi contoh atau suri tauladan saat berada di depan, "Ing Madyo Mangun Karso": seorang pemimpin meski memiliki banyak kesibukan harus bisa dan mampu memberikan semangat atau membangkitkan rasa keinginan merubah kepada orang lain."Tut Wuri Handayani" yang artinya Seorang harus mampu memberikan dorongan moral atau dukungan kepada orang lain dari belakang. Menjadi sangat relevan untuk dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dan menjadikan murid prioritas utama karena sejatinya seorang guru menuntun kodrat alam dan kodrat zaman murid agar tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Makna kata menuntun .Filosofi ini sangat erat kaitannya dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin, karena dalam berbagai posisi, pemimpin memiliki fungsi baik ketika berada di posisi depan, tengah maupun dibelakang Hal ini yang menjadi dasar kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.Jadi berlandaskan filosofi Pratap Triloka KHD dalam mengambil keputusan akan membawa pada perubahan positif budi pekerti murid (cipta, rasa, karsa) dan budi pekerti karena akan membawa pada kebijaksanaan. Menurut KHD semua kebijaksanaan harus berorientasi pada murid, diungkapkan dengan indah: ”bebas dari segala ikatan, dengan suci hati mendekati sang anak, tidak untuk meminta sesuatu, namun untuk berhamba pada sang anak”.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita sangat berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan, karena didalam pengambilan keputusan, perlu menerapkan prinsip-prinsip yaitu Bertanggung jawab, Berpihak kepada murid dan mengandung nilai-nilai kebajikan yang harus tertanam dalam diri kita. Nilai-nilai kebajikan yang harus dimiliki seorang guru, yaitu keadilan, tanggung jawab, kejujuran, bersyukur, lurus hati, berprinsif, integritas, kasih sayang, rajin, berkomitmen, percaya diri, kesabaran, dan sebagai seorang CGP ada nilai yang harus dipegang yaitu mandiri, kolaboratif, inovatif , serta berpihak pada murid. Dengan memiliki nilai-nilai tersebut, dalam proses pengambilan keputusan akan menghasilkan keputusan yang dapat diterima semua pihak yang terlibat serta akan mengutamakan keberpihakan pada murid kita.

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada peranyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Dalam proses pengambilan keputusan ada kegiatan coaching (bimbingan) terhadap orang-orang yang memiliki permasalahan baik dilema etika maupun bujukan moral.Proses coaching merupakan pendampingan untuk mengambil keputusan dengan solusi dari dirinya sendiri tanpa campur tangan orang lain, sehingga pengambilan keputusan datang dari dalam dirinya sehingga dengan kesadaran penuh bisa melaksanakan keputusannya dengan penuh tanggung jawab. Terkait dengan ke efektifan dalam pengambilan keputusan perlu dilakukan beberapa uji yang sifatnya sangat penting untuk menguji apakah pengambilan keputusan itu sudah baik ataukah belum.hal ini selaras dengan pendekatan coaching model TIRTA serta dengan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang bertanggung jawab. Yang tentu saja sesi coaching sangat membantu dalam hal ini. Karena seorang coach menuntun agar coachee dapat menggali, memetakan situasi sehingga menghasilkan pemikiran atau ide-ide baru atas situasi/kasus yang sedang dihadapi.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Ketika kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan maka diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) keterampilan dan berhubungan sosial (relationship skills). Pengambilan keputusan bertanggung jawab adalah kemampuan seseorang untuk membuat pilihan-pilihan yang konstruktif terkait dengan perilaku pribadi serta interaksi sosial mereka berdasarkan standar etika, pertimbangan keamanan dan keselamatan, serta norma sosial (CASEL). Diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindful), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa di dalam kondisi berkesadaran penuh, terjadi perubahan fisiologis seperti meluasnya area otak yang terutama berfungsi untuk belajar dan mengingat, berkurangnya stres, dan munculnya perasaan tenang dan stabil (Kabat-Zinn, 2013, hal. 37). Dengan latihan berkesadaran penuh, maka seseorang dapat menumbuhkan perasaan yang lebih tenang dan pikiran yang lebih jernih, yang akan berpengaruh pada keputusan yang lebih responsif dan reflektif.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Sebagai seorang pendidik, kita memiliki nilai-nilai atau prinsip yang mendasari dalam pengambilan keputusan, dalam Rukiyanti, L Andriyani, Etika pendidikan hal 43: "Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral. Akal dan moral dua dimensi manusia yang saling berkaitan. Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral." Dari kutipan di atas kita bisa menarik kesimpulan bahwa karsa tidak terpisahkan dari perilaku manusia, yang berhubungan dengan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang dianut seseorang, disadari atau pun tidak, nilai-nilai atau prinsip-prinsip inilah yang mendasari pemikiran seseorang dalam mengambil keputusan dilema etika. Ketika seorang pendidik berhadapan dengan kasus-kasus yang fokus pada masalah moral atau etika, maka nilai-nilai diri yang dianut dan yang paling dihargai oleh seorang pendidik akan sangat mempengaruhi proses nilai-nilai pengambilan keputusan. Apalagi kita sebagai CGP menganut nilai-nilai Mandiri, Reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid akan sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Sehingga tatkala kita cenderung pada prinsip: 1. Melakukan, demi kebaikan orang banyak; 2. Menjunjung tinggi prinsip/nilai dalam diri kita; serta 3. Melakukan apa yang anda harapkan orang lain akan lakukan kepada diri anda. Etika tentunya bersifat relative dan bergantung pada situasi dan kondisi tidak pada aturan yang berlaku.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Setiap keputusan yang kita ambil akan ada konsekuensi yang mengikutinya, dan oleh sebab itu setiap keputusan perlu berdasarkan pada rasa tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal dan berpihak pada murid. Sebagai upaya pengambilan keputusan yang tepat, yang berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman dapat dilakukan dengan beberapa tahap berikut, yaitu :

o Mengidentifikasi jenis-jenis paradigma dilema etika yang sesui dari suatu kasus,

o Memilih dan memahami 3 (tiga) prinsip yang dapat dilakukan untuk membuat keputusan dalam dilema pengambilan keputusan,

o Menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang diambil dalam dilema etika

o Bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses tersebut

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Dalam pengambilan keputusan ada saja tantangan untuk dapat menjalankannya seperti di lingkungan sekolah saya dengan berbagai karakteristik semua warga sekolah dan lingkungannya juga. Hal ini tentu saja ada kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan sekolah berkaitan dengan cepatnya teknologi informasi yang semakin pesat, sebagai contoh tatkala ada seorang guru yang hendak bertugas keluar kota bagaimana agar pembelajaran tetap berlangsung dengan guru tersebut hadir seutuhnya dalam pembelajaran maka diambil keputusan dengan melaksanakan pembelajaran secara daring dengan zoom meeting saat pembelajaran. Meski banyak sekali tantangan dalam menjalankan keputusan tersebut seperti sinyal yang kurang mendukung. Juga perubahan paradigma sekolah saya sekarang sudah mulai menerapkan kurikulum merdeka dimana keputusan yang diambil harus berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang telah diambil.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Kita analisis pendapat bapak menteri kita : "Beban dan amanah kepemimpinan adalah mengimbangi semua prioritas yang terpenting. Tugas saya dalam pendidikan adalah melakukan yang terbaik. Apa yang diinginkan kadangkadang belum tentu itu yang terbaik. Dan untuk membuat perubahan, apalagi perubahan transformasional, pasti ada kritik. Sebelum mengambil keputusan, tanyakan, apakah yang kita lakukan berdampak pada peningkatan pembelajaran murid?" (Nadiem Makarim, 2020). Pada konteks merdeka belajar, proses pembelajaran yang dilakukan adalah yang berpihak pada murid. Karena itu, pengambilan keputusan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran hendaknya dapat "menuntun" dan memberikan ruang bagi murid dalam proses pengajaran untuk merdeka mengemukakan pendapat dan mengekspresikan ilmu-ilmu baru yang didapatnya. Dengan demikian murid-murid dapat belajar mengambil keputusan yang sesuai dengan pilihannya sendiri tanpa paksaan dan campur tangan orang lain.

Tujuan akhir dari proses pembelajaran adalah pembelajaran dengan konsep merdeka belajar. Dalam merdeka belajar, murid diberikan keleluasaan untuk berpikir, untuk memutuskan sesuai dengan kekuatan kodrat alam dan kodrat zamannya. Murid pun dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan dalam belajar sesuai dengan potensinya masing-masing. Sehingga keputusan yang kita ambil tidak akan merusak tatanan potensi diri mereka masing-masing. yang kita lakukan. tentunya sebagai pemimpin pembelajaran saya memperhatikan kebutuhan murid, murid harus dapat berkembang ke arah lebih baik. Pembelajaran sosial emosional serta pembelajaran berdiferensiasi menjadi langkah dalam proses pembelajaran. Pendidik selalu menyelipkan PSE serta pembelajaran menyesuaikan gaya belajar murid sehingga harapannya siswa akan melewati proses pembelajaran yang tepat.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang guru adalah pemimpin pembelajaran menghargai konsep dan prinsip etika yang pasti berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal, seorang guru harus bisa menuntun kodrat anak sebaik-baiknya dalam rangka menuntun mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat, mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.Oleh karena itu dalam proses pengambilan keputusan harus berpihak pada murid berdasarkan visi yang telah dibuat untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai murid. Pendidik yang mampu mengambil keputusan secara tepat memberikan dampak akhir yang baik dalam proses pembelajaran sehingga mampu menciptakan well being murid untuk masa depan yang lebih baik. Keputusan-keputusan yang diambil oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran akan merefleksikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi, dan akan menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah, terutama bagi murid, serta mewujudkan budaya positif di lingkungan sekolah yang akan mempengaruhi masa depannya.

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, materi pada modul ini sangat erat keterkaitannya dengan modul sebelumnya, bahwa kita sebagai pendidik yang peran utamanya adalah "menuntun" segala kodrat yang dimiliki oleh anak, baik kodrat alam maupun kodrat zamannya, agar anak meraih kemerdekaannya dalam belajar. Dalam proses menuntun, guru berperan sebagai pamong, yang mengedepankan azas pratap trikolaka ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, dan tut wuri handayani dalam kepemimpinannya di pembelajaran. Pratap Triloka KHD yang dikedepankan oleh guru dalam pengambilan keputusan di kelas akan membawa kepada perubahan positif pada budi pekerti anak.Kesempurnaan budi pekerti akan membawa anak pada kebijaksanaan. Semua disiplin ilmu dan pengambilan keputusan tertuju pada kebijaksanaan. Dibutuhkan nilai-nilai kebajikan agar setiap keputusan yang diambil oleh guru merupakan keputusan yang paling tepat dengan resiko yang paling minim bagi semua pihak, terutama bagi kepentingan /keberpihakan pada murid, pada nilai-nilai kebajikan serta bertanggung jawab terhadap konsekuensi yang diputuskan.

Mengajarkan nilai-nilai kebajikan merupakan hal kunci yang perlu diajarkan kepada murid. Selain itu terdapat nilai khusus bagi CGP yang akan menjadi role model bagi murid yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatit dan berpihak pada murid. Tentunya hal ini akan sangat mempengaruhi paradigma dan prinsip pengambilan keputusan seorang Guru Penggerak. Selain itu, diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) untuk mengambil keputusan. Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab adalah kemampuan seseorang untuk membuat pilihan-pilihan yang konstruktif terkait dengan perilaku pribadi serta interaksi sosial mereka berdasarkan standar. Dengan perilaku pribadi serta interaksi social mereka berdasarkan standar etika, pertimbangan keamanan dan keselamatan, serta norma social. Pengambilan keputusan dilakukan secara sadar penuh (mindful), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada. Karena di dalam kondisi berkesadaran penuh, terjadi perubahan fisiologis seperti luasnya area otak yang terutama berfungsi untuk belajar dan mengingat, berkurangnya stres, dan munculnya perasaan tenang dan stabil. Dengan latihan berkesadaran penuh, maka seseorang dapat menumbuhkan perasaan yang lebih tenang dan pikiran yang lebih jernih, yang akan berpengaruh pada keputusan yang lebih responsif dan reflektif. Setiap keputusan yang kita ambil akan ada konsekuensi yang mengikutinya, dan oleh sebab itu setiap keputusan perlu berdasarkan pada rasa tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal dan berpihak pada murid.

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Pemahaman inti modul ini • Sekolah adalah 'institusi moral', yang dirancang untuk mengajarkan norma-norma sosial. • Keputusan-keputusan yang diambil di sekolah akan merefleksikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh sekolah tersebut, dan akan menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah. • Pendidik adalah teladan bagi murid untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila. Sebagai pendidik, tentu seringkali kita menghadapi situasi dimana kita harus mengambil keputusan dimana terdapat nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama memiliki nilai kebenaran, namun saling bertentangan. Namun sesulit apapun keputusan yang akan diambil, sebagai guru paling tidak selalu berpatokan dengan 3 unsur yang berpihak pada murid,berdasarkan nilai-nilai Kebajikan universal, danbertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil. Dilema etika sendiri merupakan dua keputusan yang sama-sama benar sedangkan bujukan moral adalah dua keputusan dimana salah satunya adalah keputusan yang salah.

Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini: 1. Individu lawan kelompok (individual vs community) 2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) 3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) 4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran juga dapat menganalisis 3 prinsip atau pendekatan dalam pengambilan keputusan yang memuat unsur dilema etika, Ketiga prinsip tersebut adalah: Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Suatu pengambilan keputusan'walaupun telah berlandaskan pada suatu prinsip atau nilai-nilai tertentu, tetap akan memiliki konsekuensi yang mengikutinya. Pada akhirnya kita perlu mengingat kembali hendaknya setiap keputusan yang kita ambil didasarkan pada rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada murid. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, guru juga harus memastikan bahwa keputusan yang diambil adalah keputusan yang tepat. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah keputusan tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan.

Ada 9 tahapaan pengambilan dan pengujian keputusan: 1. Mengenali bahwa ada nilai nilai yang saling bertentangan, 2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini 3. Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini 4. Pengujian benar atau salah (uji legal, uji regulias, uji instuisi uji publikasi, uji panutan/idola), 5. Pengujian paradigma benar atau salah, 6. Prinsip pengambilan keputusan, 7. Investigasi tri lema, 8. Buat keputusan, 9. Meninjau kembali keputusan dan refleksikan.

Hal yang menurut saya diluar dugaan adalah ketika saya mengambil suatu keputusan cukup dengan bermusyawarah dan hanya perlu mengumpulkan fakta dan melihat benar-salah. Ternyata dalam pengambilan keputusan perlu melihat 4 paradigma, 3 prinsip dan melakukan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan.

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, saya mengalami masalah atau kasus yang berkaitan dengan dilema etika. Keputusan yang saya buat saat itu sering kali didasarkan pada hasil musyawarah dan pertimbangan saya terhadap orang lain. Jadi saat mempelajari modul 3.1, saya merasa bahwa pemikiran care based thinking adalah prinsip yang digunakan dalam pengambilan keputusan, terutama yang berkaitan dengan dilema etika Ketika itu terjadi, saya mencoba untuk berpikir dan menganalisis baik buruknya situasi yang saya hadapi dan mengambil keputusan. Prosedur pengambilan keputusan tidak sama dengan konsep yang dipelajari dalam modul, perbedaannya tidak memakai 9 langkah pengujian keputusan, tetapi yang terpenting berpihak pada murid sebagai tujuan utama pengambilan keputusan.

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampak yang saya rasakan setelah mempelajari modul 3.1 menyadari bahwa sekolah sebagai institusi pembentukan karakter dan nilai-nilai kebajikan sebagai acuan utama dalam pengambilan keputusan berbasis etika sebagai seorang pemimpin pembelajaran. Perubahan sesudah mempelajari modul ini, dalam pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai sebagai seorang pemimpin pembelajaran dengan mengidentifikasi jenis-jenis dilema etika yang dihadapi dengan menunjukkan sikap reflektif, kritis, kreatif, dan terbuka dalam menganalisis dilema tersebut, kemudian memilih 3 prinsip untuk membuat keputusan tersebut, serta menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, yang sebelumnya tidak dilakukan dalam mengambil keputusan sebelum mempelajari modul ini.

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sebagai seorang individu, sangat penting mempelajari modul ini karena sebagai seorang guru penggerak harus mampu menggerakkan komunitas sekolah untuk bersama-sama mengembangkan dan mewujudkan sekolah sebagai institusi moral yang dalam pengambilan keputusan dapat ikut berkontribusi dengan pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan, dan menerapkan prinsip moral, seorang individu yang terampil melaksanakan coaching, serta memiliki pengelolaan diri, kesadaran social dan ketrampilan berhubungan social untuk mengambil keputusan. Sedangkan sebagai seorang pemimpin pembelajaran modul ini sangat penting dipelajari agar pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin, mampu mengambil keputusan dengan mendasari pada 3 prinsip membuat keputusan dalam dilema etika, dapat menganalisis efektifitas sebuah proses pengambilan keputusan yang telah diambil dan mengujinya dengan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa Bu Yuli pemahamannya tenng materi CGP...penjelasannya begitu mengalir. Terima kasih Bu untuk inspirasinya.

15 Feb
Balas

Luar biasa Bu Yuli pemahamannya tenng materi CGP...penjelasannya begitu mengalir. Terima kasih Bu untuk inspirasinya.

15 Feb
Balas

Luar biasa Bu Yuli pemahamannya tenng materi CGP...penjelasannya begitu mengalir. Terima kasih Bu untuk inspirasinya.

15 Feb
Balas

Luar biasa Bu Yuli pemahamannya tenng materi CGP...penjelasannya begitu mengalir. Terima kasih Bu untuk inspirasinya.

15 Feb
Balas



search

New Post