yuli astuti

Guru SD Al Muslim Tambun, S1 Pendidikan MIPA UNY, S2 Pendidikan MIPA Unindra Jakarta, Anggota KGPRB Guru Menulis ....

Selengkapnya
Navigasi Web
Negeri Bebas Suap dan Korupsi

Negeri Bebas Suap dan Korupsi

Korupsi dan suap dua kata yang berbeda namun sama pengertianya dengan sebuah kecurangan dan kriminalitas. Seiring tumbuhnya negeri ini sangat sering kita dengar kata KPK, antikorupsi yang menangani korupsi di negeri ini, namun korupsi tetap ada bahkan semakin legal. Pertanyaannya Mengapa demikian?

Apakah ada yang salah dari peran pendidikan di negeri ini sehingga banyak sekali para pejabat melakukan hal demikian? Bahkan secara terang-terangan dalam berkampanye mencari pendukung pun sudah menggunakan fasilitas negara. Akankah terus berjalan seperti ini keadaan negeri ini, apa yang terjadi 5 tahun kedepan jika korupsi dan suap masih merajalela dengan mudahnya. Tidak adanya hukuman berat bagi seorang koruptor merupakan salah satu indikasi korupsi tetap ada. Mengutip hukuman pelaku korupsi di berbagai negara, Indonesia baru akan menerapkan undang -undang anti korupsi bersamaan dengan peringatan hari Anti Korupsi Sedunia Tanggal 9 Desember 2022, presiden Joko Widodo memberi sinyal positif untuk Koruptor di negeri ini dengan hukuman mati. Jika kita melihat beberapa negara maju contohnya Jepang, negara ini tidak memiliki undang -undang mengenai Korupsi secara khusus, namun angka korupsi di Jepang tidak seperti di negara kita, meskipun Jepang hanya memberikan hukuman bagi koruptor 7 tahun penjara, hal ini terjadi karena Jepang memiliki budaya malu yang sangat tinggi, budaya disiplin yang menjadikan seluruh warga Jepang mentaati dan mengikuti aturan dan tata tertib negaranya.

Pendidikan di negara Jepang membentuk karakter dan budaya mulai dari pendidikan sejak usia dini. Nah inilah yang dapat dijadikan teladan dari negara Jepang. Pendidikan karakter yang harus dibangun mulai dari usia dini, Indonesia dengan berbagai budaya dan jumlah penduduk yang sangat banyak, sangat penting untuk memberikan pendidikan karakter dari sejak dini. Pondasi pendidikan disiplin, rasa malu,bertanggungjawab dan memiliki sikap toleransi yang tinggi. Pendidikan karakter untuk saat ini tercermin dalam program sekolah penggerak dengan kurikulum merdeka yang memiliki ruh pendidikan Ki Hajar Dewantara dengan profil pelajar Pancasila. Dengan profil pelajar Pancasila ini diharapkan karakter terbangun dengan maksimal, untuk memberikan peran dalam pendidikan di Indonesia. Selain itu peranan pendidik sebagai fasilitator untuk memberikan teladan, pendidik yang baik memberikan contoh disiplin,tanggungjawab kepada peserta didik dimulai dari diri sendiri saat hadir di sekolah, disiplin dan tertib dalam menggunakan waktu saat mengajar, memberikan teladan adalah salah satu cara untuk melibatkan peserta didik dalam berkarya dan berpusat pada peserta didik.

Pendidikan di Indonesia juga telah membuat panduan yang memuat nilai-nilai luhur bangsa dan berkembang dalam budaya di nusantara, 18 nilai -nilai tersebut antara lain, religious, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggungjawab. Dari ke 18 nilai -nilai luhur tersebut yang dipetakan menjadi nilai karakter anti korupsi dibagi menjadi 3 bagian yaitu 1) nilai inti yang meliputi nilai jujur, tanggungjawab dan disiplin, 2) nilai etos kerja meliputi nilai kerja keras, sederhana, dan mandiri, 3) nilai sikap yaitu adil, berani dan peduli. Nilai-nilai tersebut merupakan pondasi dalam pendidikan karakter, namun yang paling utama adalah pembentukan karakter meneladani Rasulullah, seperti yaitu sidiq, amanah, tabligh dan fatanah, dalam pendidikan Islam kita hendaknya selalu menekankan pada peserta didik bahwa setiap perbuatan dan tindakan sekecil apapun akan terlihat oleh Allah SWT, sehingga kejujuran dan menjaga amanah tersebut akan membudaya sejak dini.

Pengembangan pendidikan karakter ini sangat membantu untuk membentuk pribadi yang beriman dan bertaqwa, sehingga pada waktu mereka menjadi pemimpin bangsa tidak akan tergiur oleh kenikmatan dunia dengan melakukan korupsi dan suap bahkan menghalalkan segala cara. Peran guru sangat penting dalam menanggulangi dampak perbuatan yang tidak terpuji seperti korupsi dan suap, karena generasi saat ini adalah pemimpin masa depan. Apa saja yang dilakukan pendidik untuk lebih menekankan sikap dan karakter baik yang sudah dipilih sekolah menjadi prioritas utama selain penilaian pengetahuan dan keterampilan.Tumbuhnya budaya antikorupsi di lingkungan masyarakat dimulai dari lingkungan sekolah yang merupakan upaya pengembangan proses pendidikan. Dikutip dalam panduan antikorupsi, terdapat 3 pilar yang harus dipenuhi masing-masing satuan pendidikan yaitu pilar manajemen sekolah, proses pembelajaran dan partisipasi publik. Dengan memaksimalkan pengembangan nilai karakter yang menjadi budaya dan menerapkan secara terus menerus di sekolah maka harapan kita dapat membantu menanamkan budaya anti korupsi dan suap dalam diri peserta didik sebagai pemimpin masa depan. Semangat membudayakan budaya anti korupsi dan suap sejak dini membawa negara bebas suap dan korupsi.

Penulis :

Yuli Astuti

Instansi : SD Al Muslim

email : [email protected]

[email protected]

No wa : 08888539237

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post