Hidup itu Bukan Pilihan

(Tantangan Hari ke-19)

#tantanganGurusiana

Mengikuti tantangan menulis di gurusiana seperti menjadi siswa yang berkewajiban menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Setidaknya itu yang saya rasakan. Mengapa demikian?

Tantangan menulis gurusiana untuk saya hari ini, Selasa, 4 Pebruari 2020 memasuki hari ke19. Harusnya sudah masuk tantangan hari ke-21. Setiap gurusianer memiliki kisahnya dalam tantangan ini, dan tentu saja berbeda abntara yang satu dengan yang lain.

Tarjet untuk memiliki tulisan yang runut ternyata tidak mudah. Misal menulis puisi terus, menulis cerpen terus, opini, kolom dan sebagainya dengan tema yang tertentu, ternyata tidak terwujud. Tulisan saya masih saja terserak, tercerai berai. Berbagai tema ada dan tidak tertata, atau belum tertata. Ini membuktikan manajemen menulis saya masih amburadul.

La bagaimana lagi. Menulis saya belum kontinu. Belum istiqomah. Sak elinge, sak tekane, sak kobere. Prinsipnya satu, pokoke menulis. Begitu akhirnya.

Memiliki banyak kesibukan dan banyak kegiatan kadang ada benturan-benturan yang harus ada yang diprioritaskan. Namun tetap saja sidihkan waktu untuk menulis tantangan gurusiana. Bagi saya tetap saja yang satu ini tak bisa ditinggalkan. Tidak tahu kenapa. Ya mungkin karena tantangannya itu. Selamat untuk tertantang. Penjual.jagung bakar itu tak bisa ikut tantangan ini. Sebenarnya bisa sih jika ada akses ke sana.

Sebenarnya, hidup itu pilihan atau ketentuan? Jika hidup itu pilihan, Bapak penjual jagung bakar itu mungkin memilih jadi guru dari pada menjadi penjual jagung bakar. Menjadi guru bisa menulis di guruSiana. Tetapi menjadi penjual jagung bakar, bisa jadi korban tulisan oleh gurusianer. Enak mana ya?

Hahaha..

Salam literasi.

Magetan, 4 Pebruari2020

#tantanganharike-19

#tantanganGurusiana