Ini Baru tentang Cabe
Ini Baru tentang Cabe
(Tantangan Hari ke-13)
#tantanganGurusiana
Mengapa cabe harganya mahal? Padahal cabe itu bukan kebutuhan pokok (bukan termasuk sembako). Tetapi tanpa cabe, terasa kurang sedap. Pedas itu menggugah selera, pedas itu meningkatkan rasa, pedas itu menambah nafsu makan. Jadi walaupun tidak termasuk sembako, ya tetap saja dibutuhkan.
Lalu, mengapa ya cabe bisa melonjak harganya, begitu mahal? Di berbagai daerah, harganya bervariasi, di atas Rp. 80.000 per kilogramnya. Kemarin yang saya posting di tantangan hari ke-12, harga cabe di Bali Rp. 100.000/kg. Gila betul. Enak buat beli daging sapi saja kali' ya?
Menurut ilmu ekonomi, permintaan barang meningkat, harga akan naik. Apalagi jika persediaan barang sedikit.
Pada saat harga cabe mahal, baru terpikir. Mengapa ya tidak menanam cabe sendiri? Ada pekarangan atau halaman, lahan kosong, kan lumayan jika ada cabe di kebun, ingin bikin sambal tinggal petik.
Namun pada saat harga cabe stabil/tidak mahal, kita tidak terpikirkan untuk melakukannya. Ya, begitulah. Segala sesuatunya terjadi begitu, mengalir saja.
Jadi tak perlu galau jika harga cabe mahal, harga telur mahal, harga minyak.mahal, listrik naik, bahan.bakar naik, dan seterusnya. Ternyata semua saling terkait.
Setuju?
#tantanganharike13
#tantanganGurusiana
Magetan, 29 Januari 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bingung...kalau cabe bisa nanam sendiri. La kalau telur mahal, mosok bertelur sendiri? Wkwkwk
Alhamdulillah gak suka pedas jd gak pengaruh. Lanjut bu
Yups, betuuulll...Ibu Karyani. Terima kasih...
Setuju
Terimakasih Ibu Fitri.. Barokallah...