Yuliati Magetan

Guru Biologi di SMAN 1 Karas Magetan Jawa Timur. Penulis Buku Biru Ungunya Pramuka Indonesia. Terus belajar untuk mengekspresikan jiwa. Memajukan pendidikan dem...

Selengkapnya
Navigasi Web
MEMBACA BUKU TETAP NOMOR SATU UNTUK MENGGELIATKAN LITERASI

MEMBACA BUKU TETAP NOMOR SATU UNTUK MENGGELIATKAN LITERASI

MEMBACA BUKU TETAP NOMOR SATU

UNTUK MENGGELIATKAN LITERASI

Oleh: Yuliati, S.Pd., M.Pd.

Pendiri sekaligus mantan CEO Gojek, Nadiem Makarim, resmi dilantik sebagai Menteri Pendidikan dan kebudayaan Kabinet Indonesia Maju (Rabu (23/10/2019). Nadiem diperkenalkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Istana kepresidenan Jakarta bersama 37 menteri dan setingkat menteri lainnya.

Begitu tulisan di Kompas.com yang penulis baca. Kali ini penulis tertarik untuk mengetahui siapa sosok yang terpilih untuk menahkodai pendidikan di Indonesia ini. Setelah membaca dari berbagai sumber utamanya di situs-situs tertentu, di berbagai jenis media sosial, WA group, FB, IG, dan sebagainya, sedikit banyak penulis menjadi tahu profil beliau. Penulis tidak membahas tentang beliau, yang muda, ganteng, penuh senyum, keren dan nampaknya akan mengedepankan digitalisme dalam dunia pendidikan. Tetapi penulis hanya ingin menyampaikan isi hati saja serta harapan-harapan dalam dunia pendidikan.

Tahun-tahun dulu setiap ada pembentukan kabinet/pelantikan menteri oleh presiden terpilih, penulis tidak begitu tertarik termasuk menteri pendidikan sekalipun, walau penulis seorang pendidik. Siapapun menteri pendidikannya, toh penulis juga tetap guru yang harus melakukan rutinitas melaksanakan tugas sebagai guru. Termasuk merancang pembelajaran, memilih model, metode maupun pendekatan dalam proses pembelajaran. Sudah menjadi adat kebiasaan atau hanya sekedar pendapat apriori, setiap ganti menteri akan ganti kurikulum. Dari menteri ke menteri berikutnya, dari kurikulum yang satu ke kurikulum berikutnya ada pembenahan-pembenahan. Ada implementasi baru, penambahan baru yang kadang membuat kami para guru yang bersentuhan langsung dengan siswa menjadi pontang-panting. Intinya ketika ada kurikulum baru, selalu ada perubahan atau pembenahan yang bertujuan untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya.

Di era milenial, dunia maya terus bergelora. Dunia online merajai segala lini kehidupan. Maka segala bentuk kegiatan tidak lepas dari istilah serba online. Tidak kalah pun di dunia pendidikan. Di sekolah penulis, guru sudah menerapkan sistem online. Memberi materi, tugas, secara online. Pengumpulan tugas siswa secara online melalui email, atau WA. Proses pembelajaran menggunakan IT, siswa diminta mengunduh sesuatu di alamat web tertentu. Misal video, materi pelajaran, ataupun soal yang sudah disiapkan oleh guru. Di samping itu juga ada banyak aplikasi di android yang bisa diterapkan untuk proses pembelajaran mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks. Misalnya Goggle Classroom, K-Hoot dan sebagainya.

Memanfaatkan android dalam dunia pendidikan dengan berbagai aplikasi, bermacam-macam layanan ini, untuk pembelajaran sudahlah tepat. Mudah, cepat dan modern. Ke depan, di era kepemimpinan Pak Menteri Nadiem mungkin ini akan terus terjadi, bahkan akan semakin berkembang lebih pesat.

Lalu bagaimana dengan perkembangan literasi? Literasi merupakan seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan sehari-hari. Kemendikbud pada tahun 2015, mencanangkan Gerakan Literasi Nasional yang mencakup beberapa macam literasi dasar yaitu literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial dan literasi budaya dan kewargaan.

Kemudian Mendikbud (2017) menyatakan bahwa bangsa yang maju tidak dibangun hanya dengan mengandalkan kekayaan alam yang melimpah dan jumlah penduduk yang lebih banyak. Bangsa yang besar ditandai dengan masyarakatnya yang literat, yang memiliki peradaban tinggi, dan aktif memajukan masyarakat dunia.(Rokhman, Kompasiana11 januari 2019).

Membaca yang merupakan salah satu literasi dasar, merupakan kunci pokok dalam dunia pendidikan. Melalui membaca maka akan bertambahlah pengetahuan seseorang. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), membaca berasal dari kata dasar baca. Membaca artinya melihat serta memahami isi dari apa yang ditulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati). Membaca juga diartikan mengeja atau melafalkan apa yang ditulis. Dengan membaca, maka akan menambah kosa kata kita. Sebuah kata-kata bijak berbunyi “Semakin banyak membaca maka akan semakin banyak yang kita ketahui”. Hal ini menjadi benar adanya. Karena dari membaca akan menambah pengetahuan.

Meskipun dunia digital semakin maju pesat dengan berbagai informasi yang dibutuhkan, namun jangan lupa bahwa buku juga merupakan sumber ilmu, dan sumber informasi. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan literasi ini adalah dengan banyak membaca buku. Dan patut disayangkan bahwa minat baca masyarakat kita tergolong rendah. Mari kita perhatikan di sekeliling kita. Di berbagai tempat, misal di dalam kendaraan umum, di taman kota, di halte, dan di tempat-tempat orang sedang beristirahat, sudah tidak ditemui orang membaca buku. Anak-anak, remaja, orang dewasa, kecenderungan mereka adalah sibuk dengan handphonnya.

Ada berbagai hal yang menyebabkan siswa memiliki kemampuan literasi rendah, diantaranya karena kurangnya mereka membaca buku. Atau koleksi buku yang jumlahnya sedikit di perpustakaan. Kurangnya buku berkualitas di perpustakaan. Maka harapan penulis walaupun dunia digital telah mendominasi sistem pendidikan kita, buku tetaplah menjadi pilihan pertama untuk dibaca. Karena Buku tetaplah jendela dunia.

BIOGRAFI PENULIS

Yuliati, S.Pd.,M.Pd. Lahir di Magetan 31 Juli 1970. Guru Biologi di SMAN 1 Karas Magetan sejak 1998 hingga sekarang. Dalam hal kepenulisan, karya penulis di antaranya: Buku dengan judul BIRU UNGUNYA PRAMUKA INDONESIA (2018), Buku Antologi Puisi 1000 Guru Asean Menulis Puisi yang diadakan oleh Perkumpulan Rumah Seni Asnur (2018).

Untuk korespondensi :

Email : [email protected]

Fb. : Yulia Lia

IG : yulia_lee70

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantaap bu... betul sekali

01 Nov
Balas

iyaaaa,, terima kasih ya... buku tetap utama..

01 Nov

Salam literasi, menyongsong mentri pembaharu

08 Dec
Balas

Salam literasi, Ibu Rismalasari. Terima kasih...

08 Dec

Salam literasi

31 Oct
Balas

Salam.Literasi, Bpk Kaboelsiagian. Terima kasih telah mampir..

01 Nov

Menyentuh hati dengan literasi

01 Nov
Balas

Terima kasih, Ibu Athik...hatikuuuu

01 Nov



search

New Post