April, Ku Tak Mengira (3)
“Begini saja, ini kembaliannya buat Nenek saja !”, Amril dengan cepat merespon jawaban sang Nenek tadi.
‘Tuan Muda ‘, sambung wanita tua itu lagi. “Seperti saya ini tak cukup pandai dalam bangku sekolah, namun sedari kecil hingga serenta ini, pantang mengambil yang bukan bagian saya yang haq.” Kata Nenek penjaja itu dengan tenang dan penuh hikmah nasihat.
“ Kalau boleh, Tuan Muda, membayarnya dengan uang yang pas saja”, pinta Nenek itu lagi.
Amril menurunkan ranselnya dan merogoh saku bagian depan dari ransel dari punggung kirinya tadi. Dia mendapati sejumlah uang pecahan. Tak berapa lama, jumlah yang disebutkan sang Nenek tadi bisa tercukupkan.
“Ini ya…Nek. Saya beli” kata Amril, dengan kata-kata yang pelan, di sela-sela perhatian pada jejeran bis mana yang akan ditumpanginya.
“Terimakasih Tuan Muda. Ini tiga bungkus jajanannya, dan semoga Allah Ta’ala merahmati hati yang baik seperti Tuan Muda ini.” Doa sang Nenek menggugah hati Amril. Bagi Amril, ini pertama kalinya dia bertemu dengan penjaja jajanan bungkus, yang santun dan tidak terkesan memaksa untuk membeli jajanananya. Ini pertama kali pula, Amril, dipanggil dengan sebutan tuan muda. Sang Nenek sudah berlalu dari pandangan mata, bersamaan dengan melaju bis, yang hendak keluar dari antrian di terminal tadi.
***
Anata dan kedua besti nya melakngkah ceria menuju halaman rumahnya Amril. Belum melangkah melewati pintu pagar yang mungil itu, terlihat sederetan bunga warna warni di sisi kiri dan kanan. Kejahilan lisan kata dari salah satu besti Ananta, Manda mulai muncul.
(bersambung )
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi
Mantap ulasannya