Yuliawati

Terlahir di kota Pala Fakfak (di jazirah Onin,Negeri Mbaham),di salah satu kabupaten tertua di Provinsi Papua Barat. Melewati masa kanak-kanak hingga lulus esem...

Selengkapnya
Navigasi Web
Awal Membuka Cakrawala Meski Bea PrangkoMeninggi
Anak anak antusias dengan kartupos dan prangko bekas.

Awal Membuka Cakrawala Meski Bea PrangkoMeninggi

#My_trip_my_adventures

Prangko dan kartupos adalah dua dari sederetan nama benda yang menjadi ikon di beberapa dekade lalu bahkan lebih dari seabad lalu. Bagi sebagian orang, kedua benda itu adalah benda yang ‘usang’ alias sudah bukan jamannya lagi. Dengan digitalisasi dan era globalisasi yang merambah begitu cepat, jaman dan tuntutannya pun mulai bergeser. Layanan untuk prangko dan kartupos hanyalah menjadi hobi bagi sebagian kecil orang, bukan saja untuk mengoleksi tetapi juga menghubungkan orang dengan pengetahuan tentang budaya, kejadian, bahkan sejarah di satu tempat ataupun di satu negara. Sebegitu keadaan itu, diperparah dengan peraturan yang “meninggikan’ bea layanan pos terutama untuk surat dan kartupos domestik. Yang biasanya dengan prangko nominal tigaribu rupiah hingga limaberas ribu rupiah, kadang sesuai berat surat atau kartuposnya dan jaraknya sesuai table, kartupos yang dikirim bisa berkeliling Nusantara ini, kini ‘sistem’ layanan itu telah mematok prangko dan bea kirim kartupos dan surat domestic itu bisa sampai lebih dari dua puluh ribu rupiah; jumlah uang saku yang tak mungkin ada secara umum dikampung untuk bea berkirim kartupos atau surat dalam negeri saja.

Lalu, apa yang bisa dilakukan oleh anak-anak kami di kampung dan pedalaman untuk lebih membuka cakrawala mereka melalui prangko dan kartupos, dari situasi yang telah diulas tadi?

Pengalaman menunjukkan, anak-anak sekolah di kampung perbatasan ini ketika dikunjungi dan diajak untuk membuka wawasan mereka lewat kartupos dan prangko, mereka begitu antusias. Degan gaya belajar mereka yang bervariasi, auditory, visual dan kinestetik, mereka menikmati permainan dengan prangko dan kartupos. Kampung di pelosok yang tak ada akses internet, pengantaran buku-buku pelajaran sedang digiatkan oleh bapak kepala sekolah, antusiasme guru yang mengajarpun cukup besar untuk melayani bidang pendidikan menambah keteguhan hati dalam komitmen melayani dunia pendidikan di kampung ini. Kiriman sampel kartu pos dan prangko dari ibu dokter Rita Mawarni di Medan beberapa waktu lalu, dan kiriman kartupos dari beberapa teman-teman di Komunitas Postcrossing Indonesia serta beberapa rekan dari Filateli Indonesia yang tak bisa kami sebut satu persatu, bukan saja telah membantu membuka wawasan peserta didik tentang dunia luar (tanpa koneksi internet) di sekolah pinggiran untuk peserta didiknya tetapi juga untuk anak-anak sekolah yang di kampung dan/ atau diujung perbatasan provinsi ini, yang dengan hanya bisa diakses dengan longboat lewat laut.

Meskipun terkendala untuk mengirimkan kartu pos yang mereka tulis ke luar kampung (ke kota ), mereka tetap antusias untuk mendapat informasi dan cerita apa yang bisa didapat melalui kegiatan observasi prangko bekas dan kartupos.

Dalam kegiatan kunjungan ke sekolah di pedalaman, sekolah smp di distrik Mimika Barat Jauh, kami perkenalkan prangko bekas dan kartupos yang juga merupakan satu dari sejumlah cara membuka wawasan. Terlihat anak-anak sangat antusias bermain dan memperoleh informasi yang bisa saja ada dalam buku teks pelajaran, bisa juga tak terdapat dalam buku teks pelajarannya.. Dengan bantuan visualisasi bola dunia globe dan peta dunia yang terpampang di papan tulis, wawasan mereka perlahan diajak keluar dari batasan alur pantai nyiur melambai menuju pada momen dan spot yang ada pada prangko. bekas dan kartupos (dari provinsi lain maupun negara lain ). .

Semoga pemerintah ‘masih’mengingat anak-anak kami yang dikampung, yang ingin membuka wawasan mereka sedikit dengan sejengkal lebih melalui menulis dan berkirim kartupos, mereka ingin membuka wawasan menulis dan mengirim kartu pos, namun bersamaan dengan bea yang “meninggi” itu, mungkin hanya sebatas impian saja.

Tak pupus harapan, tak gentar kaki melangkah untuk tetap memberikan layanan yang terbaik yang diperlukan anak-anak negeri demi tersenyumnya ibu pertiwi.

#Terimakasih teman-teman semua, untuk dukungannya, Semoga Allah membalas kebaikannya .

#Salam Postcrossing

#Salam Filateli

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa

29 May
Balas

Mantap

28 May
Balas

terima kasih,pak. Salam Literasi

28 May



search

New Post