Innalilllahi Wannna Ilaihi Raji’un

Jam 17.40 WIB, ketika sedang bersiap menuju bandar udara Soekarno Hatta-Cengkareng Jakarta, saya mendapat khabar duka. Adik bungsu dari almarhum mama, bapa Nano, begitu kami biasa memangggilnya, telah berpulang ke Rahmatullah.

Ya, Almarhum Bapa Nano sangat ramah kepada kami kemenakan-kemenakannya. Saya masih ingat betul, Ketika di bulan Agustus 1990, awal kami ke kota Jayapura, menuntut ilmu, Almarhum Bapa Nano sudah selesai kuliahnya di jurusan Pendidikan Luar Sekolah (kalau tidak salah ingat !) di Universitas Cenderawasih. Teman-teman kampusnya memanggil nama, Suma. Itu adalah nama depan dari Sumardi-nama lengkap Bapa Nano.

Dulu, di setiap bulan Agustus, untuk menyemarakkan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia, selalu ada pameran pembangunan atau Expo provinsi di Kawasan Expo Waena,dan Bapa Nano dengan senang hari mengawal kami untuk melihat bahkan menyusuri anjungan masing masing abukpaten peserta ( saat itu hanya 9 Kabupaten di Provinsi Irian Jaya-nama sebelum provinsi Papua).

Gambar dalam cerita ini, menunjukkan Almarhum Bapa Nano yang berkaos hitam, sedang bercerita dengan Almarhum Bapak saya, ketika Joa-joa untuk Almarhum mama sesaat setelah pemakan selepas sholat Ashar, di awal September 2007 lalu.

Al Fatihah untuk Bapa Nano.

Semoga orang-orang tercinta yang mendahul kita, husnul khatimah.

Dan, semoga Mama Ino serta segenap keluarga, Ikhlas dan tabah, aamiin.

Dari Timika_Papua Tengah, 8 Agustus 2024