Yuliawati

Terlahir di kota Pala Fakfak (di jazirah Onin,Negeri Mbaham),di salah satu kabupaten tertua di Provinsi Papua Barat. Melewati masa kanak-kanak hingga lulus esem...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kursi Kayu Besi Keliling Dunia
Foto"Dokpri kursi kayu besi di era 70-an, masih di sudut ruang makan, dan sang pemikulnya yang berkeliling dunia.

Kursi Kayu Besi Keliling Dunia

#Inspiring_Story_for_nephews_and_nieces

Beda zaman beda didikan, ungkapan yang mungkin saja akan ada dibenak setiap orang tua dalam penerapan pola didikan kepada anak-anaknya. Tentu sesuai dengan pemahaman para orang tua yang menerapkannya untuk kebaikan putra-putrinya, dan kursi kayu besi itu menjadi bagian dalam ‘pemahaman’ orang tua kami juga.

Kursi kayu, yang terbuat dari kayu besi (kami di Papua dan Papua Barat lebih kenal dengan nama itu, umumnya di kenal dengan nama kayu Merbau, https://rimbakita.com/pohon-merbau/).

Kursi itu telah menjadi bagian dalam sejarah perjalanan didikan keras (streng) dan tegas almarhum Bapak (Al Fatihah kami kirimkan). Ketika ada laporan yang menyangkut hal-hal yang kurang baik atau kurang pas di sekolah, jangan pernah ada harapan mau di bela, sepanjang Almarhum memahami benar bahwa teguran dan pukulan bapak dan ibu guru di sekolah itu adalah bagian dari proses untuk ‘panen hasil’ yang baik ke depannya.

Kursi Kayu besi itu tak termakan usia, namun mengandung seribu cerita suka duka ketika ‘hukuman’ bagi anak –anak di rumah yang tidak mengindahkan aturan dan tata tertib di sekolah. Apalagi, kalau ada laporan dari bapak dan ibu guru tentang bolos sekolah, tidak kerja PR, atau berkelahi sesam teman. Sebagai hukuman tambahan, pelanggar aturan harus berlutut dan menjunjung kursi kayu besi itu di kepala secara terbalik, dan seringkali pad alutunya diberikan butiran kacang ijo. ‘Hukuman’ itu begitu perih, semakin manakal (=bandel,ndableg), semakin banyak mendapat hukuman. (Almarhum Bapak adalah tipe orang tua yang menyadari apa yang diperbuat guru itu baik untuk masa depan anak-ankanya)

Tapi, kursi kayu itu menjadi bagian sejarah “sang pemikulnya” dan menjadi “Cemeti” untuk melaju dalam mengarungi lautan, bahkan samudra. Setiap kali memikul dan menjujung kursi kayu sebagai hukuman menjadi bagian dari proses yang perih dan panjang untuk ‘memetik’ keberhasilan dengan takaran yang Allah sudah tetapkan. Sang pemikul kursi kayu itu telah keliling dunia dengan berlayar, dari pelabuhan perintis ( di pelosok nusantara hingga International port).

Sang pemikul kursi yang hampir setengah abad lalu mendapat hukuman, berproses mengambil sebagai pelajaran dan kini memetik ‘hasil’nya. Tak semua hukuman itu hukuman, tapi bisa menjadi pembelajaran. Have a wonderful voyage to Iran, Big Bro ! https://www.cogoport.com/ports/bandar-abbas-irbnd

Timika_Papua,9 November 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya

09 Nov
Balas

terimakasih, dan salam Literasi

10 Nov

Mantap ulasannya, sukses selalu untuk Ibu

09 Nov
Balas

Terima kasih,Pak.Salam Literasi dari papua

10 Nov



search

New Post