Yuli Eka Sari,S.Pd

Bernama lengkap Yuli Eka Sari,S.Pd. lahir di Jember, 7 Juli 1970. Pernah mengikuti pendidikan di ABA Bhakti Pertiwi Jember. Dan karena tuntutan mengajar di TK a...

Selengkapnya
Navigasi Web

Bank Sampahku Malang, Bank Sampahku Sayang

Dalam waktu sebulan kedepan, aku akan tetap melakukan kegiatan rutinku seperti biasa. Menjalani tugas sebagai seorang ibu bagi anak anakku dan harus berperan aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan yang disebut PKK. Meskipun kegiatan PKK itu sudah tersusun dalam 10 Program Pokok akan tetapi banyak hal diluar yang tertuang dalam program yang harus kami lakukan. Karena saya mempunyai beberapa program unggulan. Diantaranya Bank Sampah. Untuk bisa melaksanakan program ini, hal pertama yang harus saya lakukan adalah mengumpulkan data atau materi materi yang berisi tentang pengetahuan soal sampah dan cara mengolahnya. Baik berupa foto foto maupun tulisan. Beruntung saya dibantu oleh suami yang sangat menguasai seluk beluk tentang lingkungan hidup, permasalahannya dan cara melestarikannya. Setelah itu saya menentukan sasaran siapa saja yang akan disosialisasi. Berikutya adalah tindak lanjut dari sosialisasi yaitu membentuk kelompok kelompok bank sampah. Dibentuk susunan pengurusnya, dan dibuatkan pembukuannya. Pada awalnya, kegiatan dari bank sampah ini hanya menabung. Hanya bedanya jika menabung di bank konvensional yang ditabung adalah uang sedangkan di bank sampah yang di tabung adalah sampah. Dan sampah yang di tabungpun adalah jenis sampah kering yang sudah dipilah. Tentusaja ketika pertama kali membentuk kelompok bank sampah saya menemui kendala yang sangat berat. Karena rata-rata orang yang saya jelaskan tentang hal ini tidak merespon secara positif. Dengan berbagai alasan, semuanya enggan berhubungan dengan sampah, ada yang jijik, ada yang gengsi, ada yang meremehkan. untungnya masih ada satu orang yang sangat perduli dan kebetulan satu satunya orang yang perduli akan lingkungan itu adalah ibu Bupati. Meskipun awalnya beliau sempat ragu apa itu bank sampah? Akan tetapi beliau senantiasa bertanya dan meminta penjelasan sampai detail.

Saat itu kurang lebih penjelasan saya seperti ini, “karena jumlah penduduk Berau yang terus meningkat ini diikuti oleh jumlah sampah yang ikut membludak, maka diperlukan strategi untuk mengatasinya. Karena jika tugas kebersihan kota Berau ini hanya diserahkan kepada kantor kebersihan, maka berapapun jumlah armada yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan tidak akan mampu mengatasi membludaknya sampah. Apalagi yang namanya instansi itu memiliki jam jam tertentu untuk bekerja atau beroperasi sedangkan orang memproduksi sampah tidak kenal waktu dan tidak pandang usia. Hal ini terkait dengan kebiasaan orang setempat yang belum terbiasa dengan budaya membuang sampah pada tempatnya, dan memilah sampah sesuai jenisnya. Nah didalam managemen bank sampah itu terdapat nilai nilai edukasi bagaimana kita memperlakukan sampah yang terkenal dengan 3R. Yaitu; reduce, reuse dan recycle. Yang penjabarannya sebagai berikut; mencegah timbulnya sampah, mengguna-ulang sampah, dan mendaur ulang sampah. Jika prinsip 3R tersebut dapat dilakukan dengan konsisten maka akan mendatangkan manfaat yang sangat banyak bagi kehidupan karena akan mampu mengurangi beban polutan bagi lingkungan hidup, mengurangi resiko kesehatan, menghemat penggunaan sumber daya alam dan energi, serta mendatangkan keuntungan ekonomi bagi banyak orang. Melalui Bank Sampah, ditemukan satu solusi inovatif untuk ‘memaksa’ masyarakat memilah sampah. Disini sampah disamakan dengan barang yang masih berharga yang dapat ditabung, jadi sampah disamakan (serupa) dengan uang, hal ini akan mendidik masyarakat untuk menghargai sampah sehingga masyarakat mau memilahnya”.

Tidak lama berselang setelahnya, dibentuklah Bank sampah yang pertama di kabupaten Berau yaitu Bank Sampah PKK Banua Lestari, beberapa bulan kemudian saya mulai mendirikan di kecamatan Tanjung Redeb. Setelah itu saya mulai meluaskan sasaran dengan mensosialisasikannya di 6 kelurahan yang ada di kecamatan. Dan saya masih punya satu impian lagi, kedepannya saya ingin bank sampah masuk Sekolah. Saya mulai menyusun konsepnya, dan sudah mensosialisasikan ke beberapa kepala sekolah, tinggal membuat jadwal, semoga setelah tahun ajaran baru program ini bisa dilaksanakan.

Alasan kenapa saya sangat antusias terhadap kegiatan bank sampah? Karena kegiatan ini memiliki visi misi yang yang luar biasa. Adapun Misi Bank Sampah adalah :

1) Mengurangi jumlah timbulan sampah yang diangkut ke TPA;

2) Mendayagunakan sampah menjadi barang bermanfaat sehingga mempunyai nilai ekonomi dan potensi yang produktif dan bermanfaat bagi masyarakat;

3) Merubah perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah secara benar dan ramah lingkungan;

4) Menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat;

5) Menciptakan lapangan pekerjaan;

6) Membudayakan ekonomi kerakyatan.

Semoga dengan diterbitkannya tulisan mengenai bank sampah ini bisa memberikan informasi yang di perlukan untuk mengelola sampah melalui bank sampah untuk menuju Berau bebas sampah 2019.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sangat mulia, semoga sukses dan berkah.... salam kenal....

12 May
Balas

Alhamdulillah.... terima kasih....salam kenal juga dari Berau, bu

13 May



search

New Post