Yuli Eka Sari,S.Pd

Bernama lengkap Yuli Eka Sari,S.Pd. lahir di Jember, 7 Juli 1970. Pernah mengikuti pendidikan di ABA Bhakti Pertiwi Jember. Dan karena tuntutan mengajar di TK a...

Selengkapnya
Navigasi Web

Misteri Hilangnya Ayam Dalam Ruangan

Misteri Hilangnya Ayam Dalam Ruangan

Ini merupakan kisah nyata yang kami alami beberapa tahun lalu. Tepatnya ketika saya mengikuti suami yang dinasnya ditempatkan di daerah yang jauh dari kabupaten. Tepatnya di kecamatan tabalar. Hari itu menjelang lebaran, seperti biasa kami mempersiapkan segala keperluan berlebaran dengan menyediakan banyak makanan. Tidak lupa saya juga menyisihkan dua ekor ayam kampung untuk dibawa pulang sebagai bekal makanan di rumah kami yang ada di kecamatan lain. Karena biasanya pada hari raya pertama kami berlebaran di kampung di tempat suami ditugaskan, dan pada hari raya kedua kami pulang dan berlebaran bersama tetangga tetangga yang ada di kota tanjung Redep.

Dua ekor ayam kampung yang kami sisihkan pada malam harinya kami masukkan pada ruangan yang ada di belakang, yang kami jadikan gudang. Masing-masing ayam salah satu kakinya aku ikat dengan rafia dan kutambatkan talinya pada paku besar yang ada di dinding. Gudang itu sendiri bangunan yang menyatu dengan bangunan utama. Dan hanya ada ventilasi kecil di atasnya. Jadi kemungkinan si ayam tadi untuk kabur sangat mustahil.

Pada Pagi harinya usai melaksanakan salat Ied bersama, sebelum menyongsong kehadiran para tamu untuk berlebaran, aku membuka gudang bermaksud untuk memberi makan dua ekor ayam yang kusimpan tadi malam. Tetapi aku terkejut luar biasa ketika mendapati ayamku hilang satu. Sudah ku periksa seluruh ruangan barangkali ayam itu kabur, tapi rasanya tidak mungkin. Karena pintu gudang dalam keadaan tertutup rapat. Dan tidak ada orang yang membukanya. Kami sekeluarga heran dan penasaran dengan kejadian ini. Kemana hilangnya ayam itu??? Meskipun kami menyadari bahwasanya ini merupakan misteri atau peristiwa aneh yang kami alami, tapi masing-masing dari kami tetap saja saling berargumentasi.

Bapak bilang," ah, mungkin ayamnya kabur" padahal kita semua tahu ayam itu tidak mungkin bisa membuka pintu sendiri.

Mbah sempat bilang, " mungkin dimakan ular" tapi ini juga tidak mungkin, karena ruangannya terbuka dan hanya ada ventilasi kecil itupun tempatnya tinggi. Meskipun gudang, tapi tidak banyak benda lain yang ada di situ.

Bahkan Bibi sempat bilang," mungkin dicuri orang Bu" tapi di kampung seperti ini untuk apa orang mencuri ayam? Rata-rata masing-masing rumah memiliki peliharaan ayam. Lagi pula kalau mencuri kenapa cuma seekor? Kenapa tidak diambil kedua-duanya?

" yah mungkin pencurinya baik bu, jadi Ibu masih di sisakan satu" heh dasar di bibi! tukang ngeyel!.

Akhirnya hari itu kami lewatkan dengan menerima banyak kunjungan tamu untuk berlebaran dengan diliputi rasa penasaran. Keesokan harinya sebelum kami berangkat ke kota, bapak terlebih dahulu menyembelih ayam yang tinggal satu. Setelah dibersihkan bulunya sama bibi, ayam itupun dimasukkan ke dalam tas kresek putih, lalu dimasukkan ke dalam termos besar. Kami sudah tidak membahas lagi soal ayam yang hilang.

Perjalanan dari kampung ke kota kami tempuh sekitar 3 jam. Perjalanan kami santai saja tidak terlalu terburu-buru. Karena sebelum berangkat ke tempat dinas, rumah sudah kami bersihkan, dipel dengan pengharum lantai dan kondisinya dalam keadaan siap untuk dipakai berlebaran untuk menerima tamu. Tetapi ketika kami membuka pintu rumah, masing-masing dari kami merasa aneh dan janggal. Karena seluruh ruang tamu berbau tidak sedap, bau tidak sedap itu beraroma kotoran ayam alias telek lencung yang sangat menyengat!. Ini jelas tidak masuk akal karena di kota kami tidak punya peliharaan ayam dan tetangga pun, tidak ada yang memelihara ayam. Mbah yang orangnya sangat pembersih, dengan wajah penuh tanda tanya dan keheranan langsung mengambil alat pel dan membersihkan lantai dengan pengharum yang takarannya lebih banyak dari biasanya.

Akan tetapi apa yang terjadi berikutnya? Bau kotoran ayam itu tidak mau hilang!. Tentu saja kami sekeluarga pada keheranan. Akan tetapi kali ini tidak berdebat lagi. Karena seluruh ruang tamu kami berbau kotoran ayam yang sangat menyengat. Berhubung kami tidak bisa menghalau tahu yang menyengat akhirnya kami kami tunda dulu untuk menerima tamu tamu berlebaran. bibi dan Mbah istirahat di loteng, aku, bapak dan anak-anak nonton TV di ruang belakang. 3 jam kemudian, kami baru menyadari bahwasanya bau itu telah hilang dengan sendirinya. Sampai sekarang peristiwa itu menjadi misteri bagi kami, akan tetapi kami sudah tidak pernah memperdebatkan nya lagi. Karena kami sekeluarga yang merasakannya dian mengalaminya. Sebenarnya masih banyak lagi kejadian-kejadian aneh yang kami alami selama menjalankan tugas di kecamatan jauh. Mau tau??? Tunggu epidode berikutnya. (Rumdin, 14 Mei 2018)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post