Hari yang tak pernah terpikir, Kenapa? Karena tergambar dibenak saya, workshop adalah suatu kondisi dimana saya akan mengalami ngantuk berat saat mengikutinya. Bayangkan saja, anda harus duduk dan mendengarkan materi selama jumlah jam yang ditentukan dalam rundown acara.

Dalam satu bulan sudah melaksanakan dua kali workshop. Kedua workshop ini memiliki energi luar biasa yang merubah pola pikir saya tentang workshop. Kegiatan pertama saya dapat menghasilkan perangkat pembelajaran yang sebelumnya belum pernah terbuat oleh saya. Hanya sedikit koreksi dari apa yang telah saya buat untuk paparan RPP. Workshop kedua, bertema satu buku satu guru (SAGU SABU), kami harus menulis dalam waktu tertentu dengan kata yang dicapai adalah 300 kata. Sontak timbul kebimbangan “apa yang harus saya tulis?” sementara otak terus berfikir, sembari memikirkan bagaimana menyusun sebuah kalimat atau cerita dimana terdapat unsur-unsur seperti yang sudah ditentukan.

Apa saja unsur itu? Pertama, saya harus menulis tentang apa yang akan anda tulis satu bulan kemudian? Otak mencoba berfikir keras, namun apa yang terjadi? Tidak ada ide untuk itu. Kedua, Sekolah Indonesia Singapura. Yang ada dikepalaku, Sekolah Indonesia Singapura adalah Sekolah dengan segudang pengalaman, keceriaan, cerita bahagia, cerita sedih, kekeluargaan, kerjasama dan lain-lain. Ketiga, pengalaman apa yang tak pernah terlupa saat mengabdi? Bagi saya, terlalu banyak pengalaman yang rasanya tidak dapat hanya dipilih satu cerita untuk dituliskan. Terakhir dari unsur yang dituntut ada dalam tulisan ini adalah suatu hal yang bahkan belum pernah saya menulisnya yaitu BAB. Entah apa yang dimaksud, tapi sudahlah saya tulis saja dalam kalimat terakhir ini, toh yang terpenting yaitu terdapat kata BAB.

penulis adalah peserta SAGU SABU Sekolah Indonesia Singapura