Hanya hati tulus yang peka yang mampu merasakan rapuhnya hati ini, entah lihat dari sisi mana tapi aku sangat bersyukur tanpa bertanya Wanita tulus menghampiriku dan memberikan semangat. seolah dia tau semuanya sehingga dia memberikan semangat yang sangat pas dan buat aku ingin memeluknya. Padahal aku yakin sekali dia hanya tahu apa yang dilihatnya. seperti juga dengan yang lainnya. namun pro kontra yang disemangatkan untuk ku benar-benar membuat beban kerjaku terasa ringan.

Wanita tulus itu adalah guru ku ketika masa SMP dan saat ini kita menjadi rekan kerja. posisiku saat ini membuatnya mungkin khawatir aku terjerumus dalam larutnya perasaan yang gampang down. sejujurnya Ia , kekhawatirannya memang benar tapi semangatnya membuatku yakin bahwa aku bisa melaluinya. Wanita tulus itu sangat percaya aku bisa, aku mampu dan dia mengingatkanku akan kesedihan itu boleh tapi tidak untuk diratapi, kesenangan itu harus tapi tidak membuat kita terlena.

sebenarnya sederhana dia menghampiriku ditengah lorong yang sepi sambil berjalan dan tidak menatapku dia mengatakan " tetaplah berkarya pro kontra itu sesuatu yang wajar, ibu yakin kamu bisa, kamu mampu tapi ingat kesedihan atas kontra yang ada tidak perlu kamu ratapi, buktikan saja bahwa yang kamu lakukan benar dan yang kamu kerjakan baik, dan kesenangan atas keberhasilanmu tidak membuat kamu terlena". aku sangat terkejut ingin aku memeluknya dan mengatakan terimakasih ibu sangat berarti semangat ini untuk ku. namun tak kuasa aku mengatakannya sehingga yang keluar hanyalah....terimakasih ibu dengan senyuman saling memandang. dan dia berlalu mendahuluiku berjalan yang didahului dengan menepuk pundakku.

Aku semakin yakin dan percaya diri melangkah , bergerak dengan kinerja yang nyata sambil terus berdoa dan berusaha bahwa aku diberikan ketangguhan terutama untuk hati ini. karena secara wajah aku bisa menutupinya.