Yuli Permatasari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Pergilah cinta

Pergilah cinta

#Pergilah_cinta

🌹🌹🌹

Bagian 1

Langit yang terang tiba-tiba berubah mendung. Kilatan cahaya petir beberapa kali menerangi jalan. Rania memperlebar langkah kakinya menuju gedung berlantai tiga yang ada di depan. Sepertinya pagi ini hujan akan kembali mengguyur kota. Satu dua tetes jarum langit mulai menghujam bumi. Rania berlari, sekitar sepuluh meter lagi kakinya akan menginjak teras kantor. Karena sibuk memayungi kepalanya dengan tas, Rania tidak menyadari ada seseorang yang juga berlari dengan tujuan yang sama. "Bug!" Mereka bertabrakan.

"Maaf, Pak!" Rania minta maaf karena tak sengaja menabrak pria tampan yang tampak tergesa memungut sebuah tas yang jatuh ke lantai.

"Tak apa, saya juga minta maaf Nona...?" Laki-laki itu mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

"Rania, dan Pak...?"

"Reza! Saya Reza, sekali lagi saya minta maaf karena tak sengaja menabrak Anda, ini tas Anda kalau ada apa-apa ini kartu nama saya." Reza menghadiahkan senyuman manis kepada Rania sebelum akhirnya ia meninggalkan Rania dan memasuki lift.

Rania membersihkan jilbabnya yang basah oleh titik-titik air hujan dengan sapu tangan. Merapikan pakaiannya, dengan mengucapkan lafaz Bismillahirrahmanirrahim Rania memasuki ruangan. Mata Rania langsung tertuju pada tulisan di dinding tepat di belakang seorang resepsionis "Hommy". Rania sangat berharap agar ia dapat diterima bekerja di perusahaan desain interior itu.

"Selamat pagi Mbak Febri, saya Rania, pagi ini saya ada janji wawancara dengan bagian HRD" Rania memberitahukan maksud kedatangannya kepada resepsionis cantik yang dia ketahui bernama Febri dari papan nama yang terletak manis di atas meja kerja perempuan itu.

"Oh, Ibu Rania sudah ditunggu bapak di ruangan. Mari saya antar!" Rania pun mensejajari langkah Febri menuju ruangan yang dimaksud.

Pintu diketuk oleh Febri, terdengar suara mempersilakan masuk dari dalam Febri pun memutar gagang pintu dan mengajak Rania memasuki ruangan. Di dalamnya telah ada dua orang laki-laki yang duduk berhadapan di pisahkan oleh meja kerja yang rapi. Hanya ada komputer layar datar, sebuah map dan pena di atasnya.

"Pak Harry! Ini ibu Rania beliau ada janji wawancara pagi ini."

Febri meninggalkan ruangan setelah Rania dipersilahkan duduk di kursi kosong yang ada di sisi pria berkemeja biru yang sepertinya juga sedang wawancara kerja. Rania tidak memperhatikan wajah laki-laki itu. Tetapi aromanya seperti ia kenal. Rania mengacuhkan indera penciumannya ia fokus pada wawancara kerja yang akan ia hadapi. Tiga puluh menit lamanya wawancara berlangsung. Rania menjawab semua pertanyaan yang diajukan padanya. Setelah menjawab pertanyaan terakhir, Rania dibuat heran karena harus menyambut uluran tangan laki-laki berkemeja biru yang sedari tadi duduk diam di sampingnya.

"Selamat nona Rania, selamat bergabung di perusahaan Hommy!"

Senyum mengembang di bibir laki-laki yang tadi sempat memperkenalkan diri sebagai Reza sesaat setelah mereka bertabrakan. Rania sangat canggung, ternyata Reza adalah CEO perusahaan Hommy yang sengaja menghadiri wawancara perekrutan karyawan yang akan menjadi tim desain gambar di perusahan itu.

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terimakasih admin

03 Jul
Balas



search

New Post