Ungaran, 4-1-2018

00.22.

Malam semakin terbungkus kegelapan, namun sehelai ide dalam benakpun belum berhasil terurai. Semakin mengikat, mengeras dan terasa sia-sia energi yang telah kuperas sekuat tenaga untuk mengabadikan melalui torehan tinta.

Menggunung ide yang bersemayam dibenakku, tapi sungguh berat bagaimana mampu berlari sampai puncak, setapak demi setapak menerjang bebatuan ide yang terbayang begitu indah apabila berhasil dituangkan kedalam lembaran kertas yang selalu setia menampung berjuta-juta ide, namun lemas tak berdaya.

Kenapa tertutup semua pintu ideku sehingga tak mampu sedikitpun menyentuh apalagi mencium aromanya?. Semakin berputar jalan pikirku, gelap dan buntu.

Bagaimana mungkin aku dapat seperti mereka? Yang mampu dengan mulus layaknya tol tanpa hambatan melaju terus roda tinta untuk menorehkan ide gilanya. Tersenyum kecut aku dalam lingkaran keheranan.

Aku yakin bisa! Bersusah payah aku kumpulkan kekuatan untuk mengucapkannya. Aku harus lebih rajin membaca dan melemaskan jemariku agar lebih luwes dalam menarikan ilmu menulis. Kubuka selebar-lebarnya mata, telinga, hati untuk menampung semua bisikan merdu yang ingin membantu membuka pintu ideku. Temani aku ya...jangan beranjak dahulu ulurkan tanganmu menemukan kuncinya, karena pintu masih tergembok dengan kokohnya dan memenjarakan ideku.