Yuli Setyaningsih

YULI SETYANINGSIH, S.Pd. lahir di Batang pada 9 Juli 197, alumnus IKIP Semarang Jurusan Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan. Dia mengabdi sebagai guru di SM...

Selengkapnya
Navigasi Web
POSTER DAN KOMIK DIGITAL, DUNIANYA GENERASI Z

POSTER DAN KOMIK DIGITAL, DUNIANYA GENERASI Z

Tidak ada kualitas pembelajaran melebihi kualitas gurunya. Faktanya, baik-buruknya proses belajar peserta didik (PD) sangat ditentukan oleh baik-buruknya guru di dalam mempersiapkan atau memberikan umpan balik. Demikian pula dengan hasil belajar PD yang menjadi tolok ukur keberhasilan sebuah proses pembelajaran. Jika hasil belajar PD rendah akan mencerminkan dari kompetensi pendidik yang rendah, baik di dalam merencanakan ADP, dalam hubungan pedagogis, maupun dalam memunculkan aksi mental PD untuk menyelesaikan masalah yang diskenariokan dalam langkah-langkah pembelajaran hingga mencapai tujuan.

Hal inilah momok bagi para pendidik. Karena alasan ini pula pendidik harus meningkatkan kualitas diri, baik aspek skill maupun motivasinya. Profesi kependidikan membutuhkan keterampilan yang dilatih terus menerus, terintegrasi dengan pembelajaran nyata dan mandiri, antara teori, praktik dan materi serta metodologi penyampaiannya.

Pembelajaran di masa pandemi menjadi pengalaman berharga bagaimana perkembangan teknologi membantu memudahkan dan mengubah peran pendidik dalam pembelajaran efektif, efisien dan berarah tujuannya. Ragam fungsi IT dalam pembelajaran yang dimaksud berfungsi sebagai sarana komunikasi, sumber belajar, aplikasi penunjang, dan learning management system (LMS). Setidaknya tiga fungsi dari IT tanpa LMS sangat berdampak positif bagi siswa dalam proses belajarnya.

Pemanfaatan IT dalam Seni Budaya

Hasil belajar materi menggambar poster maupun komik dalam pelajaran Seni rupa secara manual selalu kurang memuaskan. Selain kreativitas yang terbatas, kemampuan menggambar yang bagus hanya dimiliki anak-anak yang berbakat. Belum lagi kendala dalam fasilitas menggambar. Tidak semua anak memiliki alat dan bahan menggambar yang memadai.

Di masa pandemi, menggambar poster secara digital pernah dilakukan. Saat itu pembelajaran berlangsung dengan cara 50% siswa belajar di sekolah dan 50% siswa belajar di rumah secara jarak jauh menggunakan HP. Informasi atau penjelasan tentang kriteria poster/komik dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi di dalam HP, sekaligus informasi kemudahan/kelebihan dan kekurangan dalam membuat gambar poster secara digital. Respon rata-rata hanya 25% dari tiap-tiap kelasnya. PD lebih banyak yang menggambar secara manual dengan alasan terbatasnya kuota dan terhambatnya sinyal. Hasil yang diperoleh saat itu tetap tidak memuaskan, dengan penulisan kata yang tidak menarik, pewarnaan yang pas-pasan dan bentuk objek kurang menarik.

Awal 2023 ini, dicoba kembali menggambar poster menggunakan HP. Kali ini lebih menekankan tentang kemudahan/kelebihan yang didapatkan dalam membuat poster/komik secara digital. Guru menginformasikan kebutuhan alat dan bahan berupa krayon atau cat air atau pensil warna, kertas dll jika menggambar poster secara manual. Kemudian guru menunjukkan hasil poster digital yang dibuat di tahun lalu dengan memberi informasi PD untuk menyediakan quota saja. Biasanya anak juga membeli kuota untuk bermain game. Guru mulai mengenalkan aplikasi di HP yang dapat digunakan, antara lain Canva dan pic art.

PD mendowload aplikasi dan guru memandu langkah-langkah sederhana dalam membuat gambar poster disertai mengshare tutorial membuat poster digital. Bagi yang tidak ada HP atau tidak ada quota, diberi kelonggaran menggambar secara manual.

Antusias PD dalam merespon pembelajaran mencapai 95%. Tema yang ditawarkan adalah “makanan khas Kab. Batang”. Di tengah proses pembuatan poster selalu diingatkan syarat membuat poster/komik, sekaligus sebagai indikator penilaian yang memuat: komposisi huruf dan gambar, menggunakan bahasa yang singkat, jelas, serta berisi sesuatu yang menarik perhatian serta perpaduan warna yang kuat dan kontras.

Digital memang dunia anak Gen-Z. Mereka yang semula ogah-ogahan karena merasa rumit, saat mulai melakukan proses tampak menjadi asyik dan menikmati. Memilih gambar, warna, font huruf, menata dan seterusnya, berproses membuat poster dengan rasa gembira dan menyenangkan. Dalam bekerja, ada yang bergerombol di sudut kelas dan di bawah meja senyaman yang dirasakan hingga menghasilkan poster digital. Saat refleksi, semua merasa menyenangkan, memberikan pengalaman dan dapat menerapkan aplikasi baru, lebih efisien waktu dan alat

Penulis :

YULI SETYANINGSIH, S.Pd. lahir di Batang pada 9 Juli 1972. Dia mengabdi sebagai guru di SMPN 8 Batang,yang beralamat desa Kecepak,Kec. Batang,Kabupaten Batang-Jawa Tengah. Dia bisa dihubungi melalui email [email protected] dan WA 081328003290

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Trima Kasih

20 Mar
Balas

Tulisan perdana yang bagus. Lanjutkan.

19 Mar
Balas



search

New Post