Senja merajut magrib
Tertatih hati berjalan
Susuri senjanya jalan
Cahaya mentari senja makin redup
Ditelan gema azan magrib
*Sapa tawa kini sirna
Sesirna cahaya elok tubuhmu
Menjauh petlahan tapi pasti tinggalkan lara
*Aku tahu lara ini harus dilahap
Tapi...
Bibir tak membuka relungnya
*Hati nelangsa terima sinar muram
Cahaya magrib kalahkan sinar semesta
Lengok ayunan kakimu tegap berlari
Hatiku paksa bibir telan relung cahayamu
* Gema azan magrib coba tentramkan laraku
Selamat datang iqomah
Biar ku kokoh berdiri dibarisan dakwah
Padang,21 Juni 2021
By, yulita silvia amri
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Luar biasa uni.diksinya bikin meleleh...
Makasih motivasinya mentor.
Makasih motivasinya mentor.
Keren puisinya Cil. Sukses dan semangat selalu
Makasih kawan ,dek net mah tabaok awak dek yo.
Mantab puisinya bun. Salam sehat dan sukses selalu
Terima kasih pak,salam sehat dan suksez kembali.